VISIONER - PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
“Allah tidak akan mengubah
kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)
1. Pegertian Kepemimpianan
Kepemimpinan menurut Terry dalam Ardiansyah memberi definisi bahwa
“Leadeship is the relationship in which one person, or the leade, influence
others to work together willingly on relatied taks to attain that which the
leader desires,” Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang
atau pemimpin dalam mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja sama secara
sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin.
Sementara itu definisi kepemimpinan menurut
Stogdill dalam Husaini Usman, ialah fokus dari proses kelompok, penerimaan
kepribadian seseorang, seni mempengaruhi perilaku, alat untuk mempengaruhi
perilaku, suatu tindakan perilaku, bentuk dari ajakan (persuasif), bentuk dari
relasi yang kuat, alat untuk mencapai tujuan, akibat dari interaksi, peranan
yang difirensial, dan pembuat struktur. Kepemimpinan Juga dapat diartikan
setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi
dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kepemimpinan berasal dari
kata pemimpin, sedangkan pemimpin merupakan bagian dari lambang identitas
sebuah organisasi, tanpa adanya pemimpin tidak akan ada sebuah organisasi yang
jelas, bahkan bisa dikatan tidak akan ada organisasi,tentunya organisasi yang
terbaik memiliki pemimpin yang terbaik dengan berdasarkan nilai-nilai moral,
budaya, keteladanan yang sesuai dengan aturan, kesepakatan, kemampuan, gaya,
pendekatan dan perilaku kepemimpianan. Dalam kepemimpinan ada
manajemen/pengelolaan yang memberikan konsepkonsep dan mengimplementasikan
dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengrahakan dan mengendalikan yang
menjadi satu kesatuan yang integral yang tidak bisa dipisahkan, dalam
merencanakan visi, misi tujuan dan rencana kerja organisasi, mengorganisasikan
dan melaksanakan tugas-tugas dan membina bawahannya dengan cara memberikan
sarana, masukan dan pendapat dalam mengarahkan tugas dan tanggung jawab
bawahannya, mengarahkan dalam memotivasi, membuat keputuan, membimbing, membina
dan melatih. Mengendalikan dalam pengawasan, evaluasi dan penilaian dan
pelaporan.
Pemimpin merupakan seseorang
yang mempunyai pengaruh luar biasa terhadap proses perkembangan organisasi,
sebab seorang pemimpin mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Sehingga dalam kepemimpinan merupakan upaya mewujudkan adanya
kemampuan mempengaruhi untuk menggerakkan, membimbing, memimpin dan memberi kegairahan
kerja terhadap orang lain, yang ada di dalam diri pemimpin sebagai orang yang
dapat mempengaruhi, menggerakkan, menumbuhkan perasaan ikut serta dan tanggung
jawab, memberi fasilitas, teladan yang baik serta kegairahan kerja terhadap
orang lain.
Kepemimpinan akan efektif
bila pemimpin dapat memberi inspirasi kepada yang dipimpin untuk bekerja sama
,bertindak mencapai tujuan organisasi, artinya kepemimpinan dijadikan sebagai
alat (sarana) atau proses untuk mebujuk orang lain agar bersedia melakukan
sesuatu secara sukarela sesuai dengan keinginan pemimpin sebagai pioner dalam
organisasi, dan di dalam melakukan hal itu yang dipimpin akan mengalami proses
pengembangan kepemimpinan sehingga kelak mereka kelak akan menjadi pemimpin.
Perilaku yang demikian, menjadikan pemimpin ini pada sisi yang lain akan
menjadikan ruang otonomi untuk mengartikulasikan potensi yang ada dalam diri
komponen organisasi pendidikan.
Oleh sebab itu pemimpin
organisasi pendidikan perlu secara jeli dan peka untuk memlihat kebutuhan-kebutuhan
organisasi pendidikan yang disesuaikan dengan peluang-peluang dan kebutuhan
dari stakeholders. Sebab secara teoritis maupun praktis pemimpin adalah seseorang
yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja
maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Pola ini memerlukan internalitas dari sosok
pemimpin dalam menggerakkan organisasi pendidikan. Artinya organisasi
pendidikan akan berjalan dengan baik jika pemimpin mempunyai kecakpan dalam
bidangnya, dan dan setiap pemimpin mempunyai ketrampilan yang berbeda, seperti
keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual.
Ada empat sifat umum yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yang terdiri dari:
a. Management of attention, yakni kemampuan mengomunikasikan
tujuan atau arah yang dapat menarik perhatian anggota organisasi.
b. Management of meaning, yakni kemampuan menciptakan dan
mengkomunikasikan makna tujuan yang jelas dan dapat dipakai.
c. Management of trust, yakni kemampuan untuk dipercaya dan
konsisten sehingga orang-orang akan memerhatikannya. d. Management of selft,
yakni kemampuan untuk mengetahui, menguasai, dan mengendalikan diri dalam batas
kekuatan dan kelemahan diri.
Secara intelektual “
mendukung” (suporting) memiliki padanan kata dengan menyokong: membantu,
dan menunjang. Memberi dukungan adalah perilaku kepemimpinan yang sangat
diharapkan oleh bawahan dan dapat diwujudkan dalam bentuk memberi pertimbangan
( consideration), penerimaan (recievement), dan perhatian (attention)
terhadap kebutuhan dan keinginan para bawahan.
Kemampuan persuasif pemimpin
sangat urgen dalam hal ini, artinya pemimpin secara emosional maupun kultural
terlebih struktural perlu untuk mendorong komponen organisasi dalam bekerja
secara lebih efektif dan sesuai dengan harapan. Secara operasional kepemimpinan bisa berfungsi
sebagai tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam upaya menggerakkan
bawahannya agar mau berbuat sesuatu guna menyukseskan program kerja yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Dari penjelasan-penjelasan di atas terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kepemimpinan agar bisa
berhasil dengan baik, yaitu:
a.Kemampuan kepala sekolah, merupakan kemampuan untuk menjalankan
tugas-tugas kepemimpinannya yang meliputi: Technical skills, human
skills, dan conseptual skill.
b. Mempengaruhi orang lain. hakikat dari kepemimpinan kepala
madrasah adalah upaya mempengaruhi orang lain sehingga dapat diajak kerja sama
dalam mencapai tujuan. Kepala madrasah ditunutut bisa berkomunikasi dengan baik
dan menjalin hubungan interpersonal yang baik dalam organisasi maupun di luar
organisasi., mampu membangun kepercayaaan serta tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
c. Interaksi individu dengan kelopok, kepala sekolah mampu membangun
interaksi antar individu dengan kelompok, dalam organisasi dengan bai, dalam
hal ini, seorang pemimpin, dituntut untuk memiliki kecerdasan emosional,
motivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan mampu membina hubungan
baik.
d. Kerjasama. Kerjasama merupakan aspek yang paling penting dalam
memnjalankan organisasi sekolah. kepala sekolah harus mampu membangun kerjasama
internal dan eksternal dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam konteks ini
teamwork harus dibangun sesuai dengan program-program pemberdayaan di sekolah
agar mampu mencapai visi dan misi sekolah dengan baik. Keja sama yang baik akan
mnentukan hasil yang baik atau mutu pendidikan yang ada di sekolah/madrasah.
e. Tujuan. Tujuan harus dirumuskan dengan jelas dan operasional dengan
visi dan misi sekolah/madrasah. Tujuan menjadi tolak ukur menentukan
keberhasilan sekolah. f. Efektif dan efisien, Komponen ini berkaitan dengan
keseluruhan program kegiatan yang telah dirumuskan oleh kepala madrasah, baik
kurikuler maupun ekstrakulikuler Pada intinya kepemimpinan merupakan kemampuan
seorang pemimpin dalam menggerakan serta mengarahkan orang lain dalam 28 sebuah
organisasi agar dapat secara bersama-sama mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
2. Pegertian Visioner
Vision berasal dari bahasa Inggris yang mengandung arti penglihatan atau
daya lihat, pandangan, impian, atau bayangan. Dalam bahasa Arab, kata visi
dapat diwakili oleh kata nadzor, jamaknya indzar, yang berarti seing
(penglihatan), eye-sight (pandangan mata), vision
(pandangan), look (penglihatan), glance (pandangan sekilas), sight
(pemikiran), outlook (pandangan), prospect (gambaran ke depan), view
(peninjauan), aspect (bagian), appearance (perwujudan), evidence
(bukti), insight (pandangan), penetration (penembusan atau
perembesan), perception (pendapat), contemplation (merenung
secara mendalam dan menyendiri), examination (pelatihan berpikir).
Artinya setiap visi ketika
dimasukakan pada sebuah lembaga atau tempat, maka akan memberikan dampak yang
signifikan dan dapat memberika pegaruh dalam bagaimaa menentukan berlangsungnya
kehidupan menuju ke depan. Sedangkan kata visioner dapat juga dikatakan dengan
visi yakni jembatan antara masa kini dan masa depan, sehingga harus realistis
sekaligus idealistis. Realistis dalam arti berpijak pada kenyataan dan orang
percaya bahwa mimpi itu dapat diraih. Idealistis dalam arti visi harus
menyiratkan aspirasi yang tinggi agar dapat memacu orang untuk berupaya keras
melakukan yang terbaik dalam rangka mencapai cita-cita yang digambarkan dalam
visi.
Visi juga harus memiliki
daya tarik luar biasa, agar orang terinspirasi dan termotivasi melalui visi
itu. Di tangan seorang pemimpin, visi diharapkan dapat menjadi energizer dan
menciptakan antusiasme. Pada hakikatnya, kepemimpinan yang visioner adalah kepemimpinan
yang mampu untuk menciptakan dan mengartikulasikan sebuah visi yang realistis,
kredibel, dan mendorong para pengikutnya untuk tumbuh dan berkembang menuju
masa depan.13 Semetara itu Visionaris adalah orang yang telah mengalami
personal victory, dengan membiasakan diri bersikap proaktif (beproactive), terbiasa memulai
aktifitas dengan membayangkan hasil akhirnya dalam fikiran (begin with the
end in mind), dan terbiasa mendahulukan hal-hal yang utama (pur first
thing first), serta terbiasa untuk memperbarui diri secara terus-menerus (self
renerwal).
3. Pengertian kepemimpinan Visioner
Vehrizal dan Arviyan Arifin
mendifinisikan,“visionary leadership adalah pemimpin yang memiliki arah
dan wujud masa depan yang merupakan gambaran masa depan yang disepakati dengan
rasa kebersamaan dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkannya”.15 Sementara
itu, menurut A. Komariyah dan C Triatna, kepemimpian visioner merupakan,
“kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan, dan
mengimplementasikan pemiran-pemikiran ideal dirinya sendiri maupun hasil
interaksi sosial anggota organisasi dan stakeholder sebagai cita-cita
organisasi di masa depan yang harus direalisasikan melalui semua personel”.
Menurut Nwankwo dan Richardson dalam Paul Mupa
visionary leadership is the leader who “wins hearts and minds” and charismatically
takes the organisation into a new successful era. The process of visionary
leadership involves the design of a desired future
and the motivation of others in the organisation to share it and commit oneself
to taking personal responsibility for its achievement.
Jadi seorang pemimpin yang
visioner merupakan pemimpin yang "memenangkan hati dan pikiran" dan
secara karismatik membawa organisasi ke dalam era baru yang sukses. Proses
kepemimpinan visioner melibatkan desain masa depan yang diinginkan dan motivasi
orang lain dalam organisasi untuk berbagi dan berkomitmen untuk mengambil
tanggung jawab pribadi atas pencapaiannya.17 Kepemimpinan visioner ini termasuk
jajaran model kepemimpinan yang diyakini banyak orang sebagai model
kepemimpinan yang membawa pemecahan bagi masa depan lembaga pendidikan Islam. Sebab,
model ini memiliki kemampuan yang sangat besar dalam memahami, menyikapi dan
merespons perkembangan zaman semodern apapun. Tidak jarang, kepemimpinan
visioner ini melaksanakan proyek kegiatan yang menggerakan dan membuat
penasaran orang lain, karena tidak lazim menurut ukuran zamannya.
Mujamil Qomar menegaskan bahwa
“Pemimpin visioner mampu menembus „kabut gelap‟ masadepan mampu membaca gelagat
zaman, mampu menerjemahkan kebutuhankebutuhan
masa depan, bahkan pemimpin visioner ini mampu berfikir
dan bertindak melampaui zaman”. Kepemimpinan visioner (Visionery leadership),
merupakan kemampuan untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang
realistik, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi
atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat sampai saat ini.
Karena sifat dasar dari suatu visi adalah untuk memberi inspirasi yang berpusat
pada nilai dan dapat diwujudkan, maka dibutuhkan gambaran dan artikulasi yang
unggul sehingga bisa menciptakan kemungkinan-kemungkinan yang memeberi
inspirasi dan manawarkan tatanan baru, lebih menantang (challenge) namun
dapat dicapai, yang dapat menghasilkan kualitas organisasi yang lebih
kompetitif.
Dengan demikian pemimpin
visioner harus bisa memahami elemen-elemen visi agar terarah dalam
menggambarkan arah dan langkah yang akan ditempuh oleh organisasinya. Secara
sederhana kepemimpinan visioner dapat diartikan sebagai kemapuan pemimpin dalam
mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan dan mensosialisasikan,
mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang
berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota
organisasi dan stakeholder yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di
masa depan yang harus diraih dan diwujudkan melalui komitmen semua personel.
Visionary leadership dapat
diartikan juga Kepemimpinan yang memiliki visi, Visionary leadership merupakan
sebuah konsep tentang kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa
masa depan yang penuh tantangan. Kepemimpinan ini menuntut kepala madrasah
sebagai manajer di sekolah agar memiliki kemapauan yang visioner, yitu
kemampuan dalam melakukan inovasi dan pengembangan madrasah yang disertai
dengan pandangan jauh ke depan dalam mengembangkan madrsah untuk meningkatkan
kualitas pendidikannya secara efektif dan kompetitif. Oleh karena itu seorang
pemimpin pendidikan harus mampu memprediksi tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan kekutan-kekuatan yang dimiliki, peluang-peluang yang dan
tantangan-tantangan yang harus di hadapi, ancaman-ancaman yang sekiranya muncul
dalam memajukan lembaga pendidikan yang
dipimpinnya.
Wawasan dan pandangan
tersebut harus dimiliki oleh kepala madrasah dalam memajukan lembaga madrasah
melalui visionary leadership. Pemimpin visioner harus memiliki visi yang
tepat sebagai pedoman bagi staf untuk bekerja yang diberikan dalam arah,
termasuk kapasitas untuk memiliki inovasi yang mengarah pada perubahan di masa
depan. Pemimpin harus memiliki kompetensi dalam mendefinisikan visi mereka
sehingga jelas dipahami oleh orang lain. Mereka harus mengekspresikan visi
mereka secara verbal dan perilaku yang praktis, dan memiliki kompetensi dalam
menerapkan penjelasan mereka yang berbeda, melalui persyaratan untuk pemimpin
visioner adalah sebagai berikut:
(1) komunikasi visi, didorong oleh pemahaman organisasi, staf
organisasi, dan lingkungan; (2) berpikiran berpikiran terbuka yang mampu
merengkuh masa depan;
(3)kompetensi dalam menciptakan jaringan serta kerja tim, dan
mengembangkan budaya untuk dukungan kerja yang sangat baik;
(4) kompetensi dalam mengembangkan interaksi dengan orang melalui
komunikasi dua arah, mengenali signifikansi orang dan partisipasi, dan;
(5) pengembangan kebiasaan pribadi yang dapat diandalkan,
misalnya, kejelasan komunikatif, kepercayaan diri, belajar kegagalan sebagai
pengalaman dalam membangun peluang, memahami titik lemah pengikut dan
menggunakan rekomendasi yang meningkatkan poin kekuatan lembaga.
Sehingga bagi kepemimpinan visioner, visi
menjadi pusat perhatian.visi yang baik bisa diturunkan menjadi misi-misi
strategis dan kondusif merealisasikan visi, bisa dirancang sejumlah program
kegiatan yang strategis, bisa disiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan,
bisa dikondisikan lingkungan yang menunjang, bisa ditanggulangi ancamanancaman
yang menghadang, bisa diimplememntasikan pada serangkaian kegiatan, dan bisa
disiapkan mekanisme evaluasi yang komprehensif, untuk itulah kepemimpinan
visioner itu memiliki “penglihatan yang tajam” dalam melihat peluang-peluang di
masa yang akan datang yang bisa dimanfaatkan guna mendongkrak kemajuan lembaga
pendidikan Islam.
Seorang pemimpin visioner harus memahami tigal hal, yaitu konsep karakter dan usnsur visi dan tujuan visi:
a. Konsep Visi
Dua kata kunci dari esensi visi yaitu daya pandang jauh ke depan.
Dan daya fikir yang memiliki kekuatan dahsyat dan menerobos batas-batas visi,
waktu dan tempat. Visi adalah semacam sasaran yang kuat yang dapat kita
umpamakan dengan semacam sasaran kuat yang dapat kita umpamakan dengan suatu
cahaya yang menyinari jalan yang sangat gelap. Visi merupakan bayangan cermin
mengenai keadaan internal dan kehandalahn inti seluruh organisasi. Visi
merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin
diwujudkandalam kurun waktu tertentu ( dapat mengisyarakan adanya misi dan
tantangan).
Visi menjawab pertanyaan „ what do we want to become ?”.
vision statement thinking about “ what is our business in the future?”,
or about “our mission in the future”. A vision is a statement about the
future, spoken or written today; it is a process of managing the
present from a streching view of the future.
Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang
merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau ke depan. The vision
must be able to give strong sense of what are the areas of business focus
(beyond the boundary ). Visi harus dapat memberi kepekaan yang kuat tentang
area fokus bisnis. Hal ini lebih lanjut diungkapkan oleh Hax & Majluf dalam
Akdon bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk :
1) Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti
tujuan dan tugas pokok.
2) Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi,
dengan stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen,
pihak lain yang terkait).
Pernyataan visi perlu
diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema yang mempersatukan semua unit
dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan motivasi semua pihak, serta
sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi. Kriteria pembuatan visi meliputi
antara lain:
1) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandanagan ideal masa
depan yang ingin diwujudkan.
2) Visi dapat memberi arahan mendorong anggota untuk menunjukkan
kinerja yang baik.
3) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan.
4) Menjembatani masa kini dan masa mendatang 5) Gambaran yang
realistikdan kredibel dengan masa depan yang menarik.
6) Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.
Suatu visi agar
menjadi realistik, dapat diperacaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik,
maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholeders. Selain
keterlibatanberbagai pihak visi. Visi perlu secara intensif dikomunikasikan
kepada semua anggota organisasi sehingga merasa sebagai pemilik visi tersebut.
Hal lain yang terkadang terlihat simpel tapi sering dilupakan dalam pembuatan
visi, bahwa visi akanlebih mudah diingat dna dijadikan komitmen jika dibuat ke
dalam kalimat yang singkat. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa visi
adalah pernyataan dari organisasi tentang tujuan utama dari organisasi,
kebijakan dan nilai-nilai yang dianut, sebagai pernyataan yang bersifat
permanen. Visi tidak perlu diupdate pada setiap planning cycle
(misalnya 1 tahun), namun visi ini merupakan subjek untuk direvisi dalam interval
yang lebih lama misalnya lima tahun atau lebih.
Ketika terdapat visi pasti
ada yang namanya misi, di mana dari visi yang telah kita peroleh harus kita
terjemahkan kedalam guidelines yang lebih pragmatis dan kongrit yang
dapat dijadikan acuan dalam pengembangan strategi dan aktivitas di dalam
organisasi. Untuk hal itu dibutuhkan misi. Pernyataan dalam misi lebih tajam
dan lebih detail jika dibandingkan dengan visi. Misi adalah pernyataan mengenai
hal-hal yang harus dicapai oleh organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
di masa datang.
Pernyataan misi mencerminkan
tentang segala sesuatu penjelasan tentang bisnis/ produk atau pelayanan yang
ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masayarakat untuk pencapaian misi. Mission
statement are enduring statement ofpurposethat distingush one
business from other similarfirm. A mission statement identifies the scope of
a frim operations in product and market term. It addresses the basic question
that faces all strategies “what is our business?”. Definisi di atas
memperlihatkan bahwa pernyataan misi memeprlihatkan tugas utama yang harus
dilakukan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi (what business are we
really in? ).
Dalam pernyataan misi
terkandung definisi yang jelas tentang pekerjaan atau tugas pokok yang diemban
suatu organisasi dan yang didinginkan dalam kurun waktu tertentu. Pernyataan
misi menunjukkan dengan jelas arti penting ekssitensi organisasi, karena misi
mewakili alasan dasar untuk berdirinya organisasi. Banyak organisasi gagal
karena pernytaan misi yang dirumuskan hanya memperlihatkan kepentingan dirinya
saja dan memngabaikan kepentingan masyarakat, pelangganmaupun stakeholders.
Oleh karena itu misi harus jelasmenyatakan kepedulaian organisasi terhadap
kepentingan pelanggan (expressed in customer driven term).
Pernyataan misi harus:
1) Menunjukkan secara jelas tentang apa yang hendak dicapai.
2) Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk
mencapainya.
3) Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti organisasi.
b. Karakter dan Unsur visi
Bennis dalam Buchari
menyatakan bahwa leader bekerja, manage to dream: kemampuan
pemimpin menciptakan visi dan menerjemahkannya ke dalam kenyataan disebut
dengan visionary leadership. Lock dkk,mengemukakan bahwa walaupun visi
sangat bervariasi,pernyataan visi yang
membangkitkan inspirasi dan memotivasi mempunyai persamaan kasrakteristik
sebagai berikut :
1) Ringkas, pernytaan visi harus ringkas, agar bisa
dikomunikasikan demngan mudah dan sering.
2) Kejelasan, tingkat kejelasan dari pernyataan-pernyataan visi
mempengaruhi seberapa baik visi itu dimengerti dan diterima.
3) Abstraksi, visi seharusnya mewakili sebuah ideal umum yang
berbeda dengan sebuah pencapaian spesifik.
4) Tantangan, sebuah visi yang baik dirumuskan denganpernyataan
yang menantang kemampuan personel sehingga dcapat menunjukkan kinerjanya secara
optimal dan membentuk rasa percaya diriyang besar.
5) Orientasi, masa depan visi adalah kualitasdari sebuah aspek
organisasi.
6) Subilitas, visi bukan pernyataan yang mudah berubah karena ia
dapat mengkomodasi perubahan, kepentingan dan keinginan organisasi dalam jangka
waktu yang relatif panjang sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di luar
organisasi tidak membuat terancamnya visi organisasi.
7) Disukai, visi harus disukai, para pengikut harus memandang visi
itu sebagai sebuah ideal yang bernilai untuk dicapai.
Komariah dan Triatna menyimpulkan ciri-ciri
visi yang baik berdasarkan karakteristik di atas, sebagai berikut:
(1) menjelaskan arah dan tujuan;
(2) mudah dipahami dan diartikulasikan;
(3) mencerminkan cita-cita yang tinggi dan mmenetapkan standart
of excellence;
(4) menumbuhkan inspirasi, semangat, kegairahan dan komitmen;
(5) menciptakan makna bagi anggota organisai;
(6) merefleksikan keunikan atau keistimewaan organisasi;
(7) menyiratkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi;
(8) kontekstual dalam arti merhatikan secara langsung saksama
hubungan organisasi dengan lingkungan dan sejarah perkembangan organisasi yang
bersangkutan.
Sebuaha Visi mengandung unsur basic values,
mission dan
ojectivies. 1) Nilai (Basic Value) Qieqley mendefinisikan “nilai
sebagai keyakinan yang mendasar dari organisasi”. Nilai-nilai dasar atau falsafah yanag dianut
seseorang tentang organisasinya meliputi pertanyaan ingin menjadi apa
organisasi ini dan ingin berperan apa di kemudian hari ? sedangkan objeknya
adalah tujuan-tujuan yang merupakan arah ke mana organisasi dibawa yang
meliputi pertanyaan: ingin menghasilkan apa lembaga ini? Untuk siapa ? dan
dengan mutu yang bagaimana?
Quiqely mendefinisikan sebagai “what it is today and what it aspire to be”. Misi institusi harus konsisten dengan nilai-nilai yang dijadikan landasan dan penunjang institusi tersebut. Msi merupakan tugs pokok yang harus dilaksanakan uintuk merealisasikan visi. Misalnya visi adalah membangun manusia yang untuh jasmani dan ruhani. Maka misinya adalah mewujudkan melalui pengelolaan pendidikan.
Tujuan/Sasaran (Objectivies)
Tujuan menurut Quiqley “merupakan bagian dari visi yang menjabarkan
secara jelas komitmen organisasi yang akan dibawa”. Tujuan diturunkan dari misi
yang merupakan kondisi jangka panjang yang diinginkan,dinyatakan dalam istilah
yang umum dan kualitatif.
c. Tujuan Visi Depdikbud menyatakan bahwa tujuan adanya visi adalah:
1) Kesatuan pandangan akan tercapai, dan dengan kesatuan itu usaha
peningkatan mau dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, serta konsistensi dan
berkesinambungan;
2) Pemahaman masa depan lebih mantap;
3) Usaha-usaha peningkatan mutu dapat lebih terarah.
Bila dikaitkan dengan proses perubhan menurut
Kotter, visi yang baik memiliki tujuan utama sebagai berikut:
(1) menjelaskan arah umum
perubahan kebijakan organisasi;
(2) memotivasi karyawan untuk bertindak dengan arah yang benar;
(3) membantu proses mengoordinasi tindakan tertentu dari yang
berbeda-beda.
Kepemimpinan
Visioner atau visionary leadership kepala madrasah memiliki konsep dasar
seorang pemimpin yang dapat memiliki ide-ide untuk berinovasi karena memiliki
konsep pemikiran yang jauh ke depan dan membawanya kemasa kini. Seorang
pemimpin yang visioner yakni pemimpin yang memiliki visi, dan memiliki semangat
untuk mengaplikasikanya secara nyata, karena menjadikan visi sebagai dasar organisasi.
Untuk memiliki visi yang dapat menjadi dasar dari organisasi yang dipimpinya
maka pemimpin yang visioner harus memiliki daya pandang jauh kedepan, dan
berusaha untuk menggerakkan orang-orang kearah impian bersama ke arah yang
jelas sehingga visi harus dirumuskan secara jelas dan realistis. Selain
memiliki visi seorang pepmimpin yang visioner juga harus dapat menerjemahkan
visi menjadi sebuah aksi sehingga visi yang dibuat dapat dimplementasikan ke
dalam kegiatan sekolah dan programprogram sekolah. dapat ditarik kesimpulan
bahwa sbuah visi merupakan pandangan umum organisasi/lembaga/pemimpin terhadap
cita-cita yang ingin dicapai yang dirumuskan melalui sebuah kalimat yang tegas
dan efektif yang dapat mewakili cita-cita tersebut, sedangkan misi merupakan
tujuan ksusus organisasi/pemimpin terhadap cita-cita yang hendak dicapai yang
telah dirumuskan ke dalam visi yang biasanya dirumuskan kedalam beberapa
kalimat yang menegaskan poin poin apa saja yang hendak dicapai pada sebuah visi
yang telah dirumuskan.
B. Karakteristik Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner ini
memiliki karakteristik yang membedakan dengan karakteristik model-model
kepemimpinan lainnya. Istilah kepemimpinan visioner mengekspresikan ciri-ciri
khusus yang mewarnai penampilan kepemimpinannya sehingga membentuk identitas
yang merefleksikan substansinya dan membedakan dengan model-model kepemimpinan
lainnya. Karakteristik itu membantu kita dalam memahami substansi kepemimpinan
visioner dan membedakan secara tajam dengan model-model kepemimpinan lainnya
yang begitu banyak. Terutama, modelmodel kepemimpinan yang populer belakangan
ini. Walaupun terkadang terdapat titik-titik kesamaan maupun perbedaannya
sangat tipis dengan model kepemimpinan tertentu lainnya sehingga agak
mengaburkan pemahaman kita. Karakteristik kepemimpinan visioner ini mengundang
perhatian para ahli untuk merumuskannya.
Burt Nanus menyatakan bahwa
“pemimpin visioner merupakan pemimpin yang efektif berdasakran karakteristik
antara lain:
(1) senantiasa memiliki rencana;
(2) berorientasi penuh pada hasil;
(3) mengangkat visivisi baru yang menantang, menjadi kebutuhan dan
terjangkau;
(4) mengkomunikasikan visi;
(5) mempengaruhi orang lain untuk memperoleh dukungan; dan
(6) bersemangat memanfaatkan sumber daya untuk mewujudkan visi.
Sementara itu, menurut Aan Komariyah dan Cepi
Trianita, “pemimpin visioner mempunyai karakteristik:
(1) fokus ke masa depan yang penuh tantangan dan mampu
menyisiatinya;
(2) menjadi agen perubahan yang unggul;
(3) menjadi penentu arah organisasi yang memahami prioritas; (4)
menjadi pelatih profesional;
(5) membimbing orang ke arah profesisionalisme kerja yang
diharapakan”.
Menurut Shaskin, “pemimpin visioner memiliki
tiga karakteristik yaitu, berpikir ke masa depan, membangun dan menggambarkan
visi yang jelas, dan terlibat bersama orang lain dalam memncari dukungan untuk visi.”
Pertama, berpikir ke masa depan, ia memfokuskan kerja pokoknya pada
rekayasa masa depan yang penuh tantangan. Ia juga mampu dan cerdik dalam
menyiasati masa depan, yakni memperkirakan dan menyiapkan diri atas perubahan
yang terjadi akibat globalisasi, reformasi dan pelaksanaan pemerintahan
terhadap organisasi yang dipimpinnya di masa depan.
Kedua, membangun dan menggambarkan visi secara jelas serta menggunakan
metode untuk mencapai visi tersebut. Pemimpin visioner memiliki kemampuan
merumuskan visi yang jelas inspiratif, dan menggugah karena ia adalah pemikir
strategis. Ketiga, terlibat bersama orang lain dalam mencari dukungan untuk
visi, pemimpin visioner selalu memberdayakan
orang lain (empowering) dan mempengaruhi mereka untuk mendapat dukungan
dalam mewujudkan visi.
Peter dan Austin dalam
Sagala mengemukakan perlunya pemimpin yang memiliki visi dan misi atau disebut
dengan pemimpin visioner dalam setiap institusi, yang dekat dengan
pelanggan/masyarakat, memiliki gagasan inovatif, dan punya semangat kerja
tinggi. Visionariy adalah mereka yang telah mengalami Persanal
Victory. Dengan membiasakan diri bersikap proaktif (be proactive),
terbiasa memulai aktifitas dengan membayangkan hasil akhirnya dalam fikiran (begin
with the end in mind), dan terbiasa mendahulukan hal-hal yang utama (pur
first thing first), serta terbiasa untuk memperbarui diri secara
terusmenerus (self renerwal).
Menurut Andrians, seorang
visioner kesadaran terhadap besarnya ponensi yang belum teraktualisasikan
dengan baik, ciri manusia visioner ada dua adalah:
1. Memiliki rasa tidak puas melihat status quo dan
kemapanan yang dibarengi dengan suatu pandangan yang amat tajam mengenai
kemungkinan menciptakan relasi baru di masa depan. 2. Visioner adalah kemampuan
untuk melihat sebuah ide, impian, masa depan sebagai sebuah kenyataan.
Selain itu seorang pemimpin yang visioner
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berwawasan ke masa depan : pemimpin visoner mempunyai pandangan
yang jelas terhadap suatu visi yang ingin di capai, agar organisasi yang dia
masuki dapat berkembang. Sesuai dengan visi yang ingin dia capai.
2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak
peragu dan selalu siap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin
visioner juga menunjukkan perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Dalam
memperhitungkan kejadian yang di anggapnya penting.
3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama
dalam menggapai tujuan. Pemimpin visioner adalah sosok pemimpin yang patut di
contoh, dia mau membuat contoh agar masyarakat sekitar mencontoh dia.
4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola
„mimpi‟ menjadi kenyataan: pemimpin visioner sangatlah orang yang mempunyai
komitmen yang kuat terhadap visi diembannya, dia ingin mewujudkan visinya
kedalam suatu organisasi yang dipimpinya.
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi : dia dapat merumuskan visi
kedalam misinya yang selanjutnya dapat diserap anggota organisasi. Yang dapat
menjadikan bahan acuan dalam setiap melangkah kedepan.
6. Berpegang erat kepada nilai-nilai spiritual yang diyakininya:
pemimpin visioner sangatlah profesionalitas terhadap apa yang diyakini,
seperti nilai-nilai luhur yang ada di
bangsa ini. Dia sosok pemimpin yang bisa dijadikan tauladan.
7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif:
pemimpin visoner sangatlah pandai dalam membangun hubungan antar anggota, dalam
hal memotivasi, memberi, membuat anggotanya lebih maju dan mandiri.
8. Inovatif: dalam berfikir pemimpin visioner sangatlah kreatif
dia mengubah berfikir konvesional menjadi paradigma baru, dia sangatlah sosok
pemimpin yang kreatif dan aktif. Selain hal-hal di atas seorang visionary
leadership juga memiliki karakter yakni memiliki komitmen dalam mencari
peluang-peluang yang menantang, berani mencoba dan mengambil resiko sebagai
upaya mencapai visi. Hal-hal tersebut di ataslah yang erat kaitannya dengan karakteristik
kepemimpinan visioner.
C. Langkah-langkah Kepemimpinan Visioner Pendidikan
Kepemimpinan Visioner(Visionary Leadership) adalah
kemampuan pemimpin dalam mencipta merumuskan, mensosialisasikan atau
mentransformatifkan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang
berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosiaol diantara anggota
organisasi dan stakehorders yang meyakini sebagai cita-cita organisasi
di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua
personil.
Visi harus disegerakan sehingga tetap sesuai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan. Karena visi dalam konteks ini merupakan
atribut utama seorang pemimpin. Sudah menjadi tanggung jawab dan tugas pemimpin
untuk melahirkan, memelihara, mengembangkan, menerapkan dan menyegerakan visi
agar tetap memiliki kemampuan untuk memberikan respons yang tepat dan cepat
terhadap berbagai permasalahan dan tuntunan yang dihadapi lembaga pendidikan.
Pelaksanaan kepemimpinan
visioner kepala madrasah dapat menempuh strategi, antara lain:
1. Penciptaan,
2. Merumuskan,
3. Mensosialisasikan,
4. Menstranformasikan serta,
5. Implementasi Visi.
1. Penciptaan Visi Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir
pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman pribadi atau sebagai
hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan personil lain berupa ide-ide ideal
tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama.
Pemimpin sebagai pencipta visi berarti mampu memikirkan secara kreatif masa
depan organisasi. Terbentuknya visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup,
pendidikan, pengalaman profesional, interaksi dan komunikasi, pertemuan
keilmuan, kegiatan intelektual yang membentuk pola pikir (mindset) tertentu.
Dengan demikian visi tersebut terbentuk dari perpaduan antara inspirasi,
imajinasi “insight”, nilai-nilai informasi, pengetahuan dan judgement”.49
Terdapat dua tahapan dalam penciptaan visi yakni Trend
Waching dan Evisioning. Trand Waching adalah kemampuan
tingkat tinggi untuk memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
di masa depan melalui kepekaannya menangkap signal-signal dan perubahan sebagai
peluang. Sementara Evisioning adalah kemampuan pimpinan untuk
menciptakan visi berdasarkan pengamtan trend perubahan yang akan terjadi di
masa yang akan datang. serta harus ada campur tangan dari komite atau personel
untukmemberikan masukan dalam penciptaan visi.
2. Perumusan Visi Kepemimpinan visioner dalam tugas perumusan visi
adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement atau
pernyataan yang jelas dan tegas agar dapat menjadi komitmen semua personil.
Visi harus dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan stakeholder
potensial dan kegiatan utama lembaga. Visi dirumuskan dengan kalimat-kalimat
yang mudah dipahami dan menunjukkan suatu keadaan sekolah/madrasah dalam jangka
panjang (5- 10 tahun). Secara lengkap perumusan visi yang baik harus:
a. Menggambarkan kepercayaan-kepercayaan dan kebutuhan dan harapan
stakeholder sekolah/madrasah.
b. Menggambarkan apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.
c. Spesifik hanya khusus untuk sekolah/madrasah tertentu.
d. Mampu memberikan inspirasi.
e. Jangan mengasumsikan pada sistem yang sama.
f. Terbuka untuk dilakukan pengembangan sesuai dengan organisasi
yang ada, medologi, fasilitas, dan proses pembelajaran.
Visi yang baik dirumuskan secara sederhana dan
terfokus, dapat ditangkap maknanya oleh staf atau tenaga pelaksanaan,
menggambarkan kepastian, dapat dilaksanakan serta realistik. Visi yang demikian
itu harus menckup hal-hal berikut:
a. Visi yang mampu
merangsang kreativitas kepala madrasah, guru. Staf, tata usaha, dan anggota
komite madrasah.
b. Visi yang menumbuhkan kebersamaan bagi kepala madrasah, guru.
Staf, tata usaha, dan anggota komite madrasah untuk tumbuh secara profesional.
c. Visi yang mampu mereduksi sikap egoistik-individual atau
egoistik unit ke format berfikir kolegalitas, komprehensif dan bekerja dengan
cara-cara yang dapat diterima orang lain.
d. Visi yang mampu merangsang sikap dan sifat dalam aneka
perbedaan dalam diri kepala madrasah, guru. Staf, tata usaha, dan anggota
komite madrasah, sekaligus menghargai.
e. Visi yang mampu merangsang seluruh anggota dari hanya bekerja
secara peforma ke kinerja riil yang bermashlahat, efektif, efisien, dan dengan
akuntabilitas tertentu.
Menurut Danil dan Daniels
dalam Komariah dan Triatna menyatakan kejelasan perumusan visi melalui tiga
fase proses, yaitu:
a) discovery berarti validasi, internalisasi, dan
rasionalisasi atas proses globalisasi;
b) visualization adalah menggambarkan atau penjelasan
konsep-konsep dalam membangun visi global;
c) actualization adalah sebuah pernyataan visi global yaitu
perumusan dan pemasyarakatan visi dalam organisasi.
Sosialisasi visi Visi harus disosialisasikan
dan komunikasikan agar seluruh civitas akademik lembaga dapat menjalankannya
dengan baik. Sosialisasi visi merupakan kemampuan membangun kepercayaan melalui
komunikasi intensif dan efektif sebagai upaya shared visison pada stakeholders,
sehingga diperoleh sense of belonging dan sense of
ownership. Visi perlu sosialisasikan dengan melakukan upaya berbagi visi
dan diharapkan terjadi difusi visi dan menimbulkan komitmen seluruh personil. Transformasi Visi Transformasi visi dilakukan
dengan cara mencoba mengadakan penyesuaian, lalu meluruskan, menjernihakan dan
mengembangakan visi melalui Misi diharapkan dapat digunakan untuk mencapai
tujuan dan sasaran.
Kepala madrasah harus dapat
mentransformasikan visi dengan baik, karena visi merupakan komponen sentral
dari semua great leadership. Terminologi great leadership merujuk
pada orang-orang yang duduk pada posisi pmpinan yang benar-benar piawai dalam
memnjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif, efisien dan dengan akuntabilitas tertentu. Implementasi Visi Implementasi
visi merupakan kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menerjemahkan visi ke
dalam tindakan. Visi merupakan atribut kepemimpinan dan pembuatan keputusan
yang strategik, efektif dan efisien dan dengan akuntabilitas tertentu.
Dalam mengimplementasikan visi di perlukan
strategi dan taktik. Setelah visi teridentifikasi dan ditentukan, maka pemimpin
harus mampu menjelaskan dan memperagakan
visi agar dapat diterima oleh anggota dan dapat dilaksanakan. Seghingga di
sinilah letak kemampuan atau keterampilan seorang pemimpin untuk memberikan
keyakinan menyeluruh kepada komponen organisasinya tentang apa yang ingin
dicapai dlam perjalanan organisasi yang dipimpinnya. Peran kepemimpinan
visioner adalah untuk memberikan contoh atau cara kerja strategis dalam mengimplementasikan
visi.
Visi harus dapat diwujudkan dalam kerja
kepemimpinan yang terangkum dalam empat pilar di antaranya:
a. Penentu arah Pemimpin yang memiliki visi berperan sebagai
penentu arah organisasi. Disaat organisasi sedang menemui kebingungan menghadapi
berbagai pembaharuan-pembaharuan dan struktur baru. Visionary leadership tampil
sebagai pelopor yang menentukan arah yang dituju melalui pikiran-pikiran
rasional dan cerdas tentang sasaran-sasaran yang akan dituju. Untuk menjadi
seorang penentu arah yang tepat, pemimpin harus memiliki kemampuan menganalisis
posisi misalnya dengan analisis SWOT yang kemudian disharing kan dengan
personil lainya. Peran kepemimpinan visioner dalam hal ini untuk membimbing
dalam menetapkan arah yang harus dituju dalam pengimplementasikan visi sekolah.
b. Agen perubahan
Visionary leadership berperan sebagai agen perubahan. Pemimpin
bertanggung jawab untuk dapat melakukan perubahan di lingkungan internal,
dengan memimpikan kesuksesan organisasi melalui gebrakan-gebrakan baru yang
memicu kinerja dan menerima tantangan-tantangan dengan menterjemahkannya ke
dalam agendaagenda kerja yang jelas dan rasional. Peran kepemimpinan yang
memiliki visi adalah untuk menjadi pelopor inovasi dan meenjadi
trigger/pelopor bagi berbagai perubahan yang terjadi ke arah yang lebih
baik dalam mengimplementasikan visi.
c. Juru bicara Kepemimpinan visioner berperan sebagai juru bicara.
Seorang pemimpin tidak saja memiliki kemampuan meyakinkan orang dalam kelompok
internal, tetapi lebih jauhnya lagi adalah bagaimana seorang pemimpin dapat
mengakses dunia luar dan memperkenalkan serta mesnsosialisasikan
keunggulan-keunggulan dan visi organisasinya yang berimplikasi pada kemajuan
organisasi. Peran kepemimpinan visioner menyampaikan pokok-pokok pikiran,
gagasan dan tulisan dan mampu berkomunikasi secara emphatik dalam membangun
komitmen dan penyampaian berbagai kepentingan yang berhubungan dengan
implementasi visi.
d. Pelatih Kepemimpinan visioner berperan sebagai pelatih, sebgai
pelatih dituntut kesabaran dan suri tauladan (yang didasari kemampuan/keahlian
dan akhlak mulia). Sebagai pelatih yang efektif pemimpin harus
mengkomunikasikan, mensosialisakan sekaligus bekerja sama dengan orang lain
untuk membangun, mempertahankan, dan mengembangkan visi yang dianutnya, basic
competencies yang dipersyaratkannya, budaya yang harus diciptakan, dan
perilaku yang harus ditampilkan oleh organisasi dan bagaimana cara-cara
merealisasikan visi ke dalam budaya dan perilaku organisasi. Ini semua menuntut pemimpin sebagai pakar/ahli
yang bertugas sebagai pelatih yang dapat menularkan kemampuannya kepada orang
lain. peran kepemimpinan visioner untuk memberikan contoh atau cara kerja
strategis dalam memngimplementasikan visi.
Kepemimpinan yang relevan
dengan tuntutan dasar manajemen sekolah dan mengharapkan adanya peningkatan
kualitas pendidikan adalah kepemimpinan yang memiliki visi serta kepemimpinan
yang tugas pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh dengan
tantangan. Kemudian menjadikan dirinya sebagai agen perubahan yang unggul dan
menjadi penentu arah organisasi yang memahami prioritas, menjadi pelatih yang
profesional serta dapat membimbing personil lainnya kearah profesionalisme
kerja yang diharapkan. Penciptaan dan
perumusan Visi sekolah dilakukan secara mendalam dengan menganalisa kondisi
saat ini dengan dinamika perubaanperubahan yang terjadi dan prediksi-prediksi
tantangan di masa depan serta mengandung nilai-nilai sekolah dan budaya lokal.
Visi dirumuskan oleh tim sekolah dengan melibatkan unsur-unsur yang berkompeten
dibidang pendidikan dengan melibatkan stakeholder.
Kemudian rumusan visi
dikomunikasikan dan ditransformasikan agar dapat diimplementasikan sehingga
visi dapat menjadi komitmen yang inspiratif, mudah diingat, dan mampu
memberikan semangat hidup bagi personel sekolah yang kemudian akan berorientasi
perbaikan di masa kini dan masa depan kepemimpinan visioner berdasarkan Islam
tidak terlepas dari tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW., sebagai suri tauladan bagi ummat Islam se-dunia dan menjadi hujjah atau
pedoman bagi pengikut-Nya. Islam memandang kepemimpinan visioner berdasarkan
al-Qur‟ an dan al- Hadits antara lain Adanya kepemimpinan visioner dalam
perspektif Islam yang telah dipraktekkan Nabi Muhammad SAW., selama berada di
Madinah.
Karena kota Madinah
merupakan sebuah kota di mana Rasulullah SAW., telah mampu mengembangkan dan
mengaktualisasikan kepemimpinannya dengan skala yang lebih besar serta didorong
langsung oleh antusias masyarakat yang menginginkan seorang pemimpi yang dapat
mejadi tauladan. Nabi Muhammad SAW, sebagai visioner ditandai dengan adanya:
1) visi kebesaran/keagungan,
2) misi agung di muka bumi,
3) tujuan, sasaran dan target dalam mencapai risalah Isalam,
4) rencana tindakan yang telah dibuat dengan matang, dan
5) ajaran untuk membagi kekalifahan.
Kepemimpinan visioner kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa
depan yang penuh tantangan. Masa depan bagi Umat Islam adalah Akhirat. Percaya
kepada hari Kiyamat adalah rukun Iman yang Ke-lima. Allah dan RasulNya telah
mengharuskan kepada kita untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi hari Akhir
Nanti. Kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang berkualitas, salah
satunya cirinya adalah memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipipimnya.
Kepemimpinan visioner salah
satunya ditandai dengan adanya perrencanaan yang jelas sehingga dari rumusan
visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari
pengembangan lembaga yang dipimpinnya. 59 Firman Allah Swt dalam Qs. Al-Hasyr
(59): 18: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai orang
yang beriman diajarkan untuk memiliki sifat yang visioner, untuk selalu
memperhatikan yang diperbuatnya hari ini dalam rangka untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik di hari esok/ atau masa depan. Adapun dasar-dasar kepemimpinan
Visioner dalam Islam adalah sebagai berikut: Kepemimpinan Visioner adalah
kepemimpinan yang bervisi. Visi agung dalam Islam adalah Tauhid. QS Al-Ikhlas
(112); 1-4:
Artinya: 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.".
Ayat tersebut merupakan sebuah visi agung yang
diemban oleh Rasulullah kala menjalankan tugasnya sebagai Rasul Allah untuk
mentauhidkan Umat dan sekaligus menjadi pemimpin kala itu. Sehingga dapat
dilihat betapa visionernya beliau memiliki visi dan berusaha keras untuk
mewujudkannya.
Kepemimpinan Visioner
memiliki dan mengemban Strategi dan perencanaan yang tepat untuk mencapai visi.
QS. Al-Hasyr (59) ayat 18:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat di atas menjelaskan
tentang bagaimana orang beriman yang bertakwa kepada Allah hendaknya memperhatikan
apa yang telah dilakukannya agar dapat mengambil hikmah dari yang telah lalu
dan dapat menjadi lebih baik di masa yang akan datang atau hari esok. Jika
ditarik ke dalam ranah kepemimpinan visioner hendaknya seorang pemimpin
senantiasa mengevaluasi tentang apa yang telah dicapai dan hendaknya dari hasil
evaluasi tersebut dapat memiliki perencanaan
sekaligus strategi baru untuk senantiasa memperbaiki mutu dari sebuah
lembaga pendidikan yang dinaunginya.
Kepemimpinan Visioner selalu
bekerja sama dengan orang lain untuk mendukung visi. Qs. Tha Ha (20); 44: Artinya:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
Mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Seorang pemimpin yang visioner untuk
mewujudkan visi misinya, tentunya perlu adanya dukungan dari seluruh stake
holder. Sehingga perlu adanya komunikasi yang baik antara pemimpin dengan
seluruh anggota setakeholder sekolah. dalam ayat tersebut tentunya dijelaskan
dengan mengginakan komunikasi yang baik, agar dapat terjalin hubungan yang baik
antara pemimpin dengan seluruh stakeholder sehingga visi dapat diwujudkan
dengan bersama-sama dan menjadi tanggungjwab bersama atau komitmen bersama.
Kemimpinan visioner memiliki
kemampuan yang baik untuk menjadi penentu arah/ pemberi petunjuk. Qs.
Al-Anbiya‟(21); 73: Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami
wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.
Berdasarkan ayat tersebut di atas seorang pemimpin yang visioner hendaknya dapat menjadi penunjuk arah sekaligus penentu arah dari tujuan lembaga Madrasah melalui kebiajakan lembaga yang terterenacana pada program kerja. Sehingga sebuah lembaga pendidikan ibarat sebuah kendaraan dan visi merupakan sebuah roda dan penggeraknya adalah seorang pemimpin
Tugas Kuliah:
Buatlah rangkuman materi kuliah dan
berilah catatan penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7
(tujuh) hari setelah kuliah.
No comments:
Post a Comment