MK.PLPC-9. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR - PKS

KULIAH KE-9
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT DAN CAIR
DR.IR. HAMZAH LUBIS,SH,SM.SI

SISTEM  PENGELOLAAN  LIMBAH  CAIR
PABRIK KELAPA SAWIT “LCPKS”

LCPKS :                   
seluruh bentuk produksi dari PKS dalam bentuk cair selain CPO dan PKO yang sering disebut juga dengan produk ikutan atau “by-product”


                                      Gambar-1. Sumber dan Pemanfaatan LC-PKS 


                                          Gambar-2. Sumber Pencemaran LC-PKS



Produksi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) bergantung kepada tingkat efisiensi pemakaian air selama proses,  secara umum.                                                                                     Rasio air : TBS adalah 1 : 1 .  lebih besar dari 1 : 1   dikatakan                                                                                 PKS tidak efisien.
Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67%  terhadap TBS diolah.
Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67%  terhadap TBS diolah
               
Beberapa sumber utama LCPKS :
q    “condensate” underflow dari   recovery tank         (17%)
q    heavy-phase dari sludge        separator (40%)
q    cucian klarifikasi (5%)



                                                      Gambar-3. LC dari Cucian PKS


                                                   Gambar-4. LC dari Heavy Phase


                                                Gambar-5. LC dari Kondensate-1



                                                    Gamabar-6. LC dari Kondensate-2




Tindakan apa yang harus dilakukan agar LCPKS tidak berbahaya bagi lingkungan ???

Dibutuhkan tindakan pengelolaan terhadap LCPKS dengan membangun unit “IPAL” instalasi pengolahan air limbah

Instalasi Pengolahan Air Limbah “IPAL” merupakan suatu unit proses yang bertujuan untuk menurunkan beban  pencemar yang terkandung di dalam air limbah sehingga   menjadi layak untuk  dimanfaatkan atau  dilepas ke lingkungan penerima atau  badan penerima.

                                                Gambar-7. IPAL LC-PKS


Secara umum ada 2 (dua) sistem pengolahan limbah di kolam IPAL, yaitu:
A.    single feeding
B.    multiple feeding

Sistem “single feeding” sering disebut juga dengan sistem seri
Prinsip dasar dari sistem ini adalah dengan mengalirkan limbah mentah (raw effluent) hanya ke 1 (satu) kolam saja dan selanjutnya dari kolam ini akan dialirkan secara simultan melalui beberapa proses dan tahapan tertentu bergantung kepada sistem pengendalian yang digunakan, apakah pengendalian anaerob atau aerob

Sistem single feeding “An-aerob”
Prinsip dasar :
1.     Perlakuan pendahuluan
a.      Pengutipan minyak
b. Kolam pembiakan
c. Kolam pengasaman
2.     Perlakuan pengendalian
a.             Kolam perombakan Anaerobik primer I + II
b. Kolam pematangan Anaerobik sekunder I + II
c. Kolam pengendapan

Sistem single feeding “aerob”
Prinsip dasar :
1.     Perlakuan pendahuluan
a.      Pengutipan minyak
b. Kolam pembiakan
c. Kolam pengasaman
2.     Perlakuan pengendalian
a.      Kolam perombakan Anaerobik primer I + II
b. Kolam pematangan Anaerobik sekunder I + II
c. Kolam aerobik

Sistem “multiple feeding”
sering disebut juga dengan sistem paralel
Prinsip dasar dari sistem ini adalah dengan mengalirkan limbah mentah (raw effluent) ke dalam setiap kolam IPAL secara berkala dan sistematis sehingga setiap unit kolam akan memiliki retensi waktu yang sama


                                              Gambar-8. An Aerobc Pond



                                                      Gambar-9. Flow Chart Multiple Feeding


Sistem pengolahan di lingkungan         Sinar Mas Agribusiness umumnya adalah Multiple-feeding secara anaerob                              yang pada dasarnya merupakan sistem pengolahan limbah dengan sistem pengenceran (dilution) LCPKS
yaitu pencampuran antara LCPKS segar (raw-effluent) dengan yang sudah diolah (diggest-effluent)

1. Perlakuan Pendahuluan
Pemisahan minyak dengan air serta padatan yang terlarut dengan sistem sentrifugasi (Sludge Centrifuge)
2. Perlakuan Pengendalian
Perombakan bahan-bahan  organik dalam LCPKS segar (raw effluent) dengan mencampurkan pada LCPKS yang sudah matang (proses pengenceran atau dilution)

Kelebihan :
LCPKS yang dihasilkan mempunyai potensial nutrisi yang tinggi sebagai substitusi pupuk
Rentang waktu proses yang singkat, setiap hari LCPKS dapat diumpan dan juga dialirkan ke lapangan (seluruh kolam IPAL kegiatan bakterinya sudah aktif)

Kekurangan :
Terjadinya pendangkalan yang hampir merata pada seluruh kolam IPAL
Dibutuhkan kejelian dalam melihat proses dekomposisi di dalam kolam IPAL agar proses perombakan dapat merata pada seluruh kolam 

                                           Gambar-10. Kondisi Kolam IPAL PKS

Selama proses perombakan bahan organik (LCPKS yang masih mengandung minyak & lemak serta padatan-padatan lainnya) akan berlangsung dalam suasana anaerob yg dibantu oleh bakteri anaerob dan dalam proses tersebut akan terjadi tahapan 2 proses perombakan seperti :
q   proses hydrolisis
q   proses acidogenesis
q   proses achetogenesis
q   proses methanogenesis

Merupakan tahapan awal dalam proses dekomposisi bahan organik polimer dalam  bentuk makro seperti protein, karbohidrat dan lemak.  .

BO tersebut oleh mikroba atau bakteri pengurai yang memproduksi enzim ekstra seluler (hydrolase) seperti lipase, protease dan karbohidrase akan dirombak menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dikonsumsi oleh mikroorganisme.

Merupakan tahapan lanjutan setelah proses hidrolisis bahan-bahan organik dari bentuk polimer menjadi monomer-monomer sederhana yang selanjutnya akan dirombak lagi menjadi asam-asam mudah menguap yang melibatkan bakteri acetogenik (penghasil ion hidrogen dari asam tertentu)

Proses acidogenesis ditandai dengan meningkatnya konsentrasi VFA (volatile fatty acid) atau asam-asam mudah menguap dalam larutan 

Tahapan selanjutnya adalah proses hidrolisis atau perombakan senyawa-senyawa unikarbon seperti H2 / CO2 atau HCOOH Yang dikatabolisis oleh bakteri homoacetogenik maupun senyawa-senyawa multikarbon menjadi asam acetat  
merupakan tahap terakhir dalam proses perombakan secara anaerobik

Pada tahapan ini terjadi proses pembentukan gas methane oleh bakteri Methanogenic seperti Methanobacillus omelianskii yang mengkatabolisis asam acetat dan senyawa karbon tunggal menjadi gas bio (memproduksi biogas)


                                                     Tabel-2. Karakteristik LC-PKS

                 

LCPKS berpotensi tinggi baik dari segi kwantitas dan juga kwalitas sebagai substitusi pupuk   an-organik

                                  Tabel-3. Analisis Keuntungan Pupuk Organik LC-PKS

Bagaimana teknis pemanfaatannya ???

Teknis aplikasi lahan yang populer sebagai  LAND  APLICATION adalah pilihan efektif

                                  Gambar-11. Distribusi Pipa Ke Blok

                                       Gambar-12. Distribusi Pipa Dalam Blok


                                                        Gambar-13. Sistem Flatbed

Parameter apa yang bisa digunakan untuk menentukan LCPKS  sudah layak atau belum layak untuk diaplikasi   ???          

Karakteristik LCPKS yang “ layak  aplikasi “ adalah pada BOD sekitar  1.500 s/d 3.500mg/L***


    Sumber: ANJ-Agri

      *Materi Kuliah Pengendalian Lingkungan Industri dan Kuliah Pengendalian Limbah Padat-Cair   Jurusan Teknik Mesin-ITM
*        **Dosen Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH,M.Si

Tugas kuliah:
1. Jelaskan proses terjadinya limbah cair PKS?
2. Jelaskan perhitungan banyaknya limbah cair PKS?
3. Sebutkan baku mutu limbah cair PKS yang bisa dibuang ke alam?
4. Jelaskan proses pengolahan limba cair PKS?
5. Jelaskan pemanfaatan limbah cair PKS dalam konsep land application?
(jawaban minimal 1,5 lembar kuarto,1 spasi)


























                      

6 comments:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical

    ReplyDelete
  2. Nama : Aldy Azmi Fadhilah
    Nim. : 17202008
    Kelas. : 7M KE
    Mapel : Pengendalian limbah Padat Cair (PLPC)

    1. Jelaskan proses terjadinya limbah cair PKS?
    Jawab :
    Secara umum ada 2 (dua) sistem pengolahan limbah di kolam IPAL, yaitu:
    A. single feeding
    B. multiple feeding

    Sistem “single feeding” sering disebut juga dengan sistem seri
    Prinsip dasar dari sistem ini adalah dengan mengalirkan limbah mentah (raw effluent) hanya ke 1 (satu) kolam saja dan selanjutnya dari kolam ini akan dialirkan secara simultan melalui beberapa proses dan tahapan tertentu bergantung kepada sistem pengendalian yang digunakan, apakah pengendalian anaerob atau aerob

    Sistem single feeding “An-aerob”
    Prinsip dasar :
    Perlakuan pendahuluan
    a. Pengutipan minyak
    b. Kolam pembiakan
    c. Kolam pengasaman


    2. Jelaskan perhitungan banyaknya limbah cair PKS?
    Jawab :
    Produksi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) bergantung kepada tingkat efisiensi pemakaian air selama proses, secara umum. Rasio air : TBS adalah 1 : 1 . lebih besar dari 1 : 1 dikatakan PKS tidak efisien.
    Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67% terhadap TBS diolah.
    Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67% terhadap TBS diolah

    Beberapa sumber utama LCPKS :
    q “condensate” underflow dari recovery tank (17%)
    q heavy-phase dari sludge separator (40%)
    q cucian klarifikasi (5%)

    3. Sebutkan baku mutu limbah cair PKS yang bisa dibuang ke alam?
    Jawab : urea,TSP,MOP,kieserit
    4. Jelaskan proses pengolahan limba cair PKS?
    Jawab :Teknik pengolahan yang dipakai pada umumnya adalah pengolahan memakai metoda kolam
    stabil biologis, sistem lagoon. Teknik-teknik ini memakai beberapa kolam dengan luas 1
    beberapa hektar, kedalaman 3 - 5 m. Secara sekilas, air limbah dengan kadar minyak tinggi
    dari pabrik PKS diarahkan mengalir ke kolam anaerob. Bagian dalam kolam anaerob berada
    pada kondisi anaerob, fermentasi metan akan terjadi. Sebagai hasilnya, zat organik diuraikan
    menjadi gas karbon dan metan, sehingga konsentrasi zat organik di dalam air limbah turun
    sampai level tertentu. Setelah itu, mengalirkan air luapan dari kolam anaerob ke kolam oksida
    dan mengolah secara aerob, lalu mengalirkan air luapan yang mengandung SS dari kolam
    oksida ke kolam endap, kemudian mengendapkan kandungan SS dan akhirnya mengalirkan ke
    sungai. Di sebagian pabrik, air luapan kolam oksida diolah pada tangki lumpur aktif, lalu
    dialirkan ke sungai

    ReplyDelete
  3. 5. Jelaskan pemanfaatan limbah cair PKS dalam konsep land application?
    Jawab : Land application atau dapat disebut aplikasi lahan merupakan salah satu
    metode pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan
    sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit. Peraturan yang mengatur tentang land
    application adalah Permen LH Nomor 29 tahun 2003 dengan kualifikasi BOD
    tidak melebihi 5000 mg/l dan nilai pH 6,0-9,0. Pemanfaatan ini didasari oleh sifat
    limbah cair kelapa sawit yang mengandung unsur-unsur yang dapat menyuburkan
    tanah, seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Dengan komposisi unsur hara yang
    cukup tinggi, maka limbah cair kelapa sawit mempunyai potensi yang baik untuk
    menggantikan peran pupuk organik, sehingga dapat memperbaiki tekstur tanah,
    meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi polusi ketika dibuang ke badan
    air. Selain itu pemanfaatan limbah cair tersebut juga dapat mengurangi jumlah
    limbah cair yang harus diolah sekitar 50% - 60%.Sistem ini hanya menggunakan beberapa kolam limbah untuk
    pengolahan, selanjutnya hasil akhir dimanfaatkan ke areal tanaman yang
    dapat sebagai substitusi pemupukan di lahan-lahan tanaman yang telah
    dibuat sistem pendistribusiannya. Aplikasi limbah cair PKS dapat
    dilakukan dengan metode flatbed (perparitam) dimana limbah cair
    dialirkan/dipompakan dari IPAL fakultatif dan selanjutnya mengalir
    secara gravitasi melalui saluran parit penghubung hingga ke ujung saluran.Sistem aplikasi lahan (land application). Berdasarkan KepMen LH
    nomor 28 tahun 2003, metode pemanfaatan air limbah pada tanah yang saat ini
    banyak digunakan adalah metode irigasi dengan flatbed system, dan long bed system dengan sistem saluran tertutup atau tidak berhubungan dengan badan air
    (sungai, danau, dan lain-lain).
    a. Flatbed system atau sistem parit datar adalah sistem irigasi yang ditaampung
    dengan kolam-kolam datar bersambung untuk lahan dengan ketinggian relatif
    tidak sama atau terasiring.
    b. Furrow system atau sistem parit/saluran alir tertutup. Sistem furrow sendiri
    ada dua macam, yaitu zig-zag furrow dan straight furrow. Zig-zag furrow
    digunakan di area dimana kecuramannya relative tinggi (lebih dari 30 derajat),
    hal ini dimaksudkan untuk memperlambat aliran dan mengurangi erosi di area
    yang lebih tinggi dan mengurangi genangan di area yang lebih rendah dimana
    dengan begitu diharapkan distribusi yang rata. Straight furrow digunakan di
    area yang kecuramannya lebih rendah (dibawah 30 derajat).
    c. Long bed system atau sistem saluran panjang berbaris untuk lahan dengan
    ketinggian sama atau rata dan tanah dengan permeabilitas rendah (daya serap
    ke dalam tanah tidak bagus).
    Sistem ini hanya mengggunakan beberapa kolam limbah untuk
    pengolahan, selanjutnya hasil akhir limbah dimanfaatkan ke areal tanaman yang
    dapat sebagai substitusi pemupukan di lahan-lahan tanaman yang telah ditentukan
    tempat pendistribusiannya. Aplikasi limbah cair dapat dilakukan dengan metode
    flatbed (sistem parit datar) dimana limbah cair dialirkan/dipompakan dari IPAL
    fakultatif dan selanjutnya mengalir secara grafitasi melalui saluran parit
    penghubung hingga ke ujung saluran.

    ReplyDelete
  4. Nama : Herbet Darusman Sihite
    Nim. : 17202065
    Kelas. : 7M KE
    Mapel : Pengendalian limbah Padat Cair (PLPC)

    1. Jelaskan proses terjadinya limbah cair PKS?
    Jawab :
    sistem pengolahan limbah di kolam IPAL, yaitu:

    1. Sistem “single feeding” sering disebut juga dengan sistem seri.
    Prinsip dasar dari sistem ini adalah dengan mengalirkan limbah mentah (raw effluent) hanya ke 1 (satu) kolam saja dan selanjutnya dari kolam ini akan dialirkan secara simultan melalui beberapa proses dan tahapan tertentu bergantung kepada sistem pengendalian yang digunakan, apakah pengendalian anaerob atau aerob.

    2. Sistem single feeding “An-aerob”
    Prinsip dasar :
    Perlakuan pendahuluan:
    Pengutipan minyak, Kolam pembiakan, Kolam pengasaman


    2. Jelaskan perhitungan banyaknya limbah cair PKS?
    Jawab :
    Produksi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) bergantung kepada tingkat efisiensi pemakaian air selama proses, secara umum. Rasio air : TBS adalah 1 : 1 . lebih besar dari 1 : 1 dikatakan PKS tidak efisien.
    Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67% terhadap TBS diolah.
    Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67% terhadap TBS diolah

    3. Sebutkan baku mutu limbah cair PKS yang bisa dibuang ke alam?
    Jawab :
    Contoh baku mutu limbah cair PKS yg dapat dibuang ke alam yaitu urea,TSP,MOP,kieserit.

    4. Jelaskan proses pengolahan limba cair PKS?
    Jawab :
    Teknik pengolahan yang dipakai pada umumnya adalah pengolahan memakai metoda kolam stabil biologis, sistem lagoon. Teknik-teknik ini memakai beberapa kolam dengan luas 1
    beberapa hektar, kedalaman 3 - 5 m. Secara sekilas, air limbah dengan kadar minyak tinggi dari pabrik PKS diarahkan mengalir ke kolam anaerob. Bagian dalam kolam anaerob berada pada kondisi anaerob, fermentasi metan akan terjadi. Sebagai hasilnya, zat organik diuraikan
    menjadi gas karbon dan metan, sehingga konsentrasi zat organik di dalam air limbah turun
    sampai level tertentu. Setelah itu, mengalirkan air luapan dari kolam anaerob ke kolam oksida
    dan mengolah secara aerob, lalu mengalirkan air luapan yang mengandung SS dari kolam
    oksida ke kolam endap, kemudian mengendapkan kandungan SS dan akhirnya mengalirkan ke
    sungai. Di sebagian pabrik, air luapan kolam oksida diolah pada tangki lumpur aktif, lalu
    dialirkan ke sungai.

    5. Jelaskan pemanfaatan limbah cair PKS dalam konsep land application?
    Jawab :
    Land application atau dapat disebut aplikasi lahan merupakan salah satu
    metode pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan
    sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit.Sifat
    limbah cair kelapa sawit yang mengandung unsur-unsur yang dapat menyuburkan
    tanah, seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Dengan komposisi unsur hara yang
    cukup tinggi, maka limbah cair kelapa sawit mempunyai potensi yang baik untuk
    menggantikan peran pupuk organik, sehingga dapat memperbaiki tekstur tanah,meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi polusi ketika dibuang ke badan air. Selain itu pemanfaatan limbah cair tersebut juga dapat mengurangi jumlah limbah cair yang harus diolah sekitar 50% - 60%.Sistem ini hanya menggunakan beberapa kolam limbah untuk
    pengolahan, selanjutnya hasil akhir dimanfaatkan ke areal tanaman.

    ReplyDelete
  5. Nama : Oloantanama G Siagian
    Nim : 17202056
    Kelas : 7M-KE
    M.kuliah: Pengendalian Limbah Padat Cair


    1. Jelaskan proses terjadinya limbah cair PKS?
    Jawab:
    Limbah yang keluar dari PKS berbentuk padatan, gas, dan cair. Limbah yang keluar dari PKS sebenarnya belum bisa dikatakan 100% sebagai limbah, lebih tepat dikatakan produk samping atau side product.Limbah padat yang keluar dari PKS meliputi tandan kosong (tankos) dengan persentase sekitar 23% terhadap TBS, abu boiler (sekitar 0.5% terhadap TBS), serat (sekitar 13.5% terhadap TBS) dan cangkang (sekitar 5.5% terhadap TBS). Limbah padat yang keluar dari PKS umumnya tidak memerlukan penanganan yang rumit. Limbah padat dapat digunakan lagi sebagai bahan bakar, pupuk, pakan ternak, dan juga bisa dijual untuk menghasilkan pendapatan tambahan.
    Serat, cangkang dan tankos bisa digunakan sebagai bahan bakar. Abu boiler dapat diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium, tankos sebagai pupuk dengan cara menjadikan mulsa dan pengomposan. Ampas inti digunakan sebagai pakan ternak.

    2.Jelaskan perhitungan banyaknya limbah cair PKS?
    Jawab :

    Produksi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) bergantung kepada tingkat efisiensi pemakaian air selama proses, secara umum.
    Rasio air : TBS adalah 1 : 1 . lebih besar dari 1 : 1 dikatakan PKS tidak efisien.
    Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67% terhadap TBS diolah.
    Rasio produksi LCPKS di lingkungan perkebunan umumnya adalah 55 - 67% terhadap TBS diolah

    Beberapa sumber utama LCPKS :
    •q “condensate” underflow dari recovery tank (17%)
    •q heavy-phase dari sludge separator (40%)
    •q cucian klarifikasi (5%)

    3.Sebutkan baku mutu limbah cair PKS yang bisa dibuang ke alam?
    Jawab :
    Hasil penelitian membuktikan bahwa limbah cair pabrik kelapa sawit di PMKS PT X sudah memenuhi standar baku mutu yaitu COD kurang dari 350 mg/L, nilai TSS kurang dari 250 mg/L, nilai N-Total kurang dari 50 mg/L.

    4.Jelaskan proses pengolahan limba cair PKS?
    Jawab :
    Teknik pengolahan yang dipakai pada umumnya adalah pengolahan memakai metoda kolam stabil biologis, sistem lagoon. Teknik-teknik ini memakai beberapa kolam dengan luas 1 beberapa hektar, kedalaman 3 - 5 m. Secara sekilas, air limbah dengan kadar minyak tinggi dari pabrik PKS diarahkan mengalir ke kolam anaerob. Bagian dalam kolam anaerob berada pada kondisi anaerob, fermentasi metan akan terjadi. Sebagai hasilnya, zat organik diuraikan menjadi gas karbon dan metan, sehingga konsentrasi zat organik di dalam air limbah turun sampai level tertentu. Setelah itu, mengalirkan air luapan dari kolam anaerob ke kolam oksida dan mengolah secara aerob, lalu mengalirkan air luapan yang mengandung SS dari kolam oksida ke kolam endap, kemudian mengendapkan kandungan SS dan akhirnya mengalirkan ke sungai. Di sebagian pabrik, air luapan kolam oksida diolah pada tangki lumpur aktif, lalu dialirkan ke sungai.

    ReplyDelete
  6. 5.Jelaskan pemanfaatan limbah cair PKS dalam konsep land application?
    Jawab:
    Land application atau dapat disebut salah satu metode pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit. Peraturan yang mengatur tentang land application adalah Permen LH Nomor 29 tahun 2003 dengan kualifikasi BOD tidak melebihi 5000 mg/l dan nilai pH 6,0-9,0. Pemanfaatan ini didasari oleh sifat limbah cair kelapa sawit yang mengandung unsur-unsur yang dapat menyuburkan tanah, seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Dengan komposisi unsur hara yang cukup tinggi, maka limbah cair kelapa sawit mempunyai potensi yang baik untuk menggantikan peran pupuk organik, sehingga dapat memperbaiki tekstur tanah,meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi polusi ketika dibuang ke badan air. Selain itu pemanfaatan limbah cair tersebut juga dapat mengurangi jumlah limbah cair yang harus diolah sekitar 50% - 60%.Sistem ini hanya menggunakan beberapa kolam limbah untuk pengolahan, selanjutnya hasil akhir dimanfaatkan ke areal tanaman yang dapat sebagai substitusi pemupukan di lahan-lahan tanaman yang telah dibuat sistem pendistribusiannya. Aplikasi limbah cair PKS dapat dilakukan dengan metode flatbed (perparitam) dimana limbah cair dialirkan/dipompakan dari IPAL fakultatif dan selanjutnya mengalir secara gravitasi melalui saluran parit penghubung hingga ke ujung saluran.
    nomor 28 tahun 2003, metode pemanfaatan air limbah pada tanah yang saat ini banyak digunakan adalah metode irigasi dengan flatbed system, dan long bed system dengan sistem saluran tertutup atau tidak berhubungan dengan badan air.
    a.Furrow system atau sistem parit/saluran alir tertutup. Sistem furrow sendiri ada dua macam, yaitu zig-zag furrow dan straight furrow. Zig-zag furrow digunakan di area dimana kecuramannya relative tinggi (lebih dari 30 derajat), hal ini dimaksudkan untuk memperlambat aliran dan mengurangi erosi di area yang lebih tinggi dan mengurangi genangan di area yang lebih rendah dimana
    dengan begitu diharapkan distribusi yang rata. Straight furrow digunakan di area yang kecuramannya lebih rendah (dibawah 30 derajat).
    b.Long bed system atau sistem saluran panjang berbaris untuk lahan dengan ketinggian sama atau rata dan tanah dengan permeabilitas rendah (daya serap ke dalam tanah tidak bagus). Sistem ini hanya mengggunakan beberapa kolam limbah untuk pengolahan, selanjutnya hasil akhir limbah dimanfaatkan ke areal tanaman yang dapat sebagai substitusi pemupukan di lahan-lahan tanaman yang telah ditentukan tempat pendistribusiannya. Aplikasi limbah cair dapat dilakukan dengan metode flatbed (sistem parit datar) dimana limbah cair dialirkan/dipompakan dari IPAL fakultatif dan selanjutnya mengalir secara grafitasi melalui saluran parit penghubung hingga ke ujung saluran.

    ReplyDelete