Tulisan Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH.M.Si berjudul: “Pemanfaatan Software
Powersim 2005 Untuk Meningkatkan Manajemen Ekowisata Pulau-Pulau Kecil", dalam
Seminar Nasional Peran Teknologi di Era Globalisasi II, Thema: Penguatan Sistem
Inovasi Daerah, dilaksanakan Institut Teknologi Medan, di Medan, tanggal 25
Nopember 2013, proseding hal.328-339
Hamzah Lubis,
Bsc.,Ir.,SH.,M.Si,Dr
*Dewan Daerah Perubahan Iklim
Provsu *Mitra Baharai Provsu *Komisi Amdal Provsu
*Komisi Amdal Medan *Pusat Kajian Energi Terbarukan-ITM *Jejaring HAM KOMNAS
HAM-RI
*KSA XLII/1999 LEMHANNAS
*aktifis hukum/ham/lingkungan/pendidikan
Abstrak
Pulau Poncan
Gadang berada di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga.
Pulau Poncan Gadang adalah pulau
terbesar dari tujuh pulau - pulau kecil di Teluk Tapian Nauli,
Kota Sibolga. Luas pulau lebih kurang 92 hekta are dimana seluas 86.759 meter2
atau 9,43 persen dari luas pulau
berstatus Hak Guna Bangunan (HGB) untuk
PT. Sibolga Marine Resort. Sejak tahun 1984, lahan HGU digunakan untuk pengelolaan
ekowisata Poncan Marine Resort. Untuk memudahkan pengelolaan ekowisata,
diperlukan model dinamis pengelolaan yang dapat diprogram secara komputerais.
Data hasil penelitian berupa data primer diperoleh
dengan observasi, pengukuran dan wawancara. Data skunder diperolah dari
intansi/lembaga pemerintah dan swasta. Analisis data digunakan analisis
kesesuaian untuk mendapatkan fungsi dan sub fungsi manajemen ekowisata Pulau
Poncan Gadang. Analisis penilaian profesional (professional judgment) digunakan
untuk mendapatkan skor dan bobot dari fungsi-fungsi manajemen ekowisata Pulau
Poncan Gadang. Analisis matematis untuk mendapatkan model-model matematis.
Analisis verifikasi model untuk menguji model dinamik. Model dinamik
pengelolaan ekowisata Pulau Poncan Gadang menggunakan sofwaare Powersim 2005.
Hasil
penelitian menunjukkam bahwa fungsi pengelolaan
(manajemen) ekowisata Pulau Poncan
Gadang Kota Sibolga berupa identifikasi isu lokal, perencanaan program,
formalisasi program, implementasi program dan monitoring-evaluasi program. Fungsi-fungsi
manajemen dipengaruhi oleh variabel-variabel manajemen pengelolaan. Fungsi dan sub fungsi manajemen memiliki
bobot dan skor berdasarkan penilaian profesional.
Korelasi
masing-masing fungsi dan sub fungsi manajemen didesain untuk menghasilkan causal loof model matematik. Dari causal loof didesaian notasi-notasi matematik dan
rangkaian-rangkaian notasi untuk mendapatkan model matematik. Uji hasil model
matamatik memberi hasil yang sama dengan logika berfikir dalam pembuatan model
matematik.
Dalam
pembuatan model dinamis, model matematik dimasukkan dalam causal loop model dinamis yang keluarannya berupa equation window model. Hasil verifikaasi
model dinamis menunjukkan bahwa equation
window model memiliki kesamaan dengan model matematik dan hasil model dinamis
dengan model matematik memiliki nilai yang mendekati sama. Dengan demikian
model yang dihasilkan dapat diterima.
Kata kunci: 1.Model
pengelolaan 2. Pulau Poncan Gadang 3.
Ekowisata
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi besar untuk tujuan
pariwisata. Pariwisata Indonesia pada awalnya pariwisata budaya dengan tujuan
wisata misalnya Pulau Bali, Yokyakarta dan
Tanah Toraja. Dalam perkembangannya orientasi pariwisata
mengalami pergeseran, dari mass tourism ke special interest tourism
(Tondang, 2007) dengan tujuan pariwisata dari pariwisata budaya ke pariwisata alam (Setiono dkk,
2003). Pergeseran ini sesuai dengan tren manusia untuk kembali ke alam. Maka berkembanglah pariwisata alam seperti
Taman Nasional Komodo dengan biota komodo, Taman Nasional Bunaken dengan
biota terumbu karang dan obyek wisata alam lainnya.
Indonesia memiliki potensi besar pada pariwisata
alam di pulau kecil. Sebagai negara kepulauan,
Indonesia memiliki 17.500 pulau dengan garis
pantai sepanjang 81.000 km (Dahuri, 2003). Dari 17.500 pulau sebagian besar pulaunya
adalah pulau kecil. Untuk mendapatkan devisa negara, pembangunan daerah dan
peningkatan ekonomi masyarakat maka pemanfaatan pulau kecil menjadi sebuah
keharusan. Nilai ekonomi pariwisata alam pulau kecil memberikan income multipler effects bagi kegiatan ekonomi lainnya ditaksir berpeluang antara
US$ 0,55 sampai US$ 0,67 (Fauzi, 2005). Salahsatu pulau kecil yang sebagian
kecil pulaunya telah dikelola menjadi obyek wisata adalah Pulau Poncan Gadang
di Kota Sibolga.
Kota Sibolga memiliki tujuh buah pulau kecil dilingkupi
puluhan pulau-pulau kecil di Teluk Tapanuli, Kabupaten Tapanuli Tengah. Pulau
Poncan Gadang adalah satu-satunya pulau kecil di Teluk Tapian Nauli yang telah
dikembangkan menjadi obyek ekowisata di Kota Sibolga. Luas Pulau Poncan Gadang 92 hekta are
(Sitanggang, 2006), dimana seluas 86.759
meter2 (PMR, 2010) atau 9,43 persen dari luas pulau berstatus Hak
Guna Bangunan (HGB) untuk PT. Sibolga
Marine Resort. Untuk meningkatkan pengelolaan ekowisata Poncan Marine Resort,
diperlukan model pengelolaan ekowisata yang dapat diprogram secara dinamis.
Metoda Penelitian
Secara
administrasi, Pulau Poncan Gadang berada di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan
Sibolga Kota, Kota Sibolga (BPS, 2011).
Pulau Poncan Gadang adalah pulau
terbesar dari 7 (tujuh) pulau - pulau kecil di Teluk Tapian Nauli, Kota
Sibolga. Pulau Poncan Gadang berada pada koordinat 1042’00” - 1042’25” Lintang Utara dan 980
45’37” - 980 46’ 12’’
Bujur Timur. Luas Pulau Poncan Gadang lebih kurang 92 hekta are dan panjang
garis pantai 3.200 meter. Dari luasan pulau, Pulau Poncan Gadang masuk
kategori pulau kecil.
Data
hasil penelitian berupa data primer diperoleh dengan observasi, pengukuran dan
wawancara. Data skunder diperolah dari intansi/lembaga pemerintah dan swasta.
Analisis data digunakan analisis kesesuaian (Maamena, 2003) untuk mendapatkan
fungsi dan sub fungsi manajemen ekowisata Pulau Poncan Gadang. Analisis penilaian profesional (professional
judgment) digunakan untuk mendapatkan skor dan bobot dari fungsi-fungsi
manajemen ekowisata Pulau Poncan Gadang (Sugiyono, 2009). Analisis matematis untuk mendapatkan
model-model matematis. Analisis verifikasi model untuk menguji model dinamik.
Model dinamik pengelolaan ekowisata Pulau Poncan Gadang menggunakan sofwaare
Powersim 2005.
Hasil-hasil penelitian
1.
Manajemen ekowisata
(a)
Fungsi manajemen ekowisata
Hsail analisis manajemen
perusahaan (Handoko, 1998), manajemen pesisir dan pulau kecil (Dahuri dan Irwandi (2002),
Kusumastanto dan Arif (2002) dan Bengen
(2002) serta manajemen ekowisata (Surakusumah, 2012) didapat fungsi
manjemen ekowisata Pulau Poncan Gadang.
Fungsi-fungsi manajemen ekowisata Pulau Poncan Gadang adalah: (a) identifikasi isu lokal, (b) perencanaan pengelolaan, (c)
formalisasi program, (d) implementasi program dan (e) monitoring dan evaluasi
pengelolaan.
Sub fungsi manajemen identifikasi
isu lokal adalah: (a) identifikasi biofisik, ekonomi, sosial-budaya, (b)
identifikasi fasilitas kepariwisataan, (c) identifikasi dan penetapan isu-isu
pengelolaan, (d) penetapan stokeholder
utama pengelolaan. Sub fungsi manejemen perencanaan pengelolaan adalah: (a)
penentuan kondisi awal, (b) visi, misi, tujuan, program, metoda dan prosedur
kerja, (c) penetapan wilayah kegiatan, (d) penetapan program penyadaran
masyarakat. Sub fungsi manajemen
formalisasi program adalah: (a) desain sturuktur kelembagaan, (b) pengembangan
sumberdaya manusia, (c) pengesahan program dan pendanaan. Sub fungsi
manajemen implementasi program adalah: (a)
pembangunan fisik dan pemeliharaan, (b) komunikasi, motivasi dan disiplin, (c)
peningkatan pemberdayaan, partisipasi dan kapasitas masyarakat, (d)
keberlanjutan ekonomi dan wisata. Sub fungsi manajemen monitoring dan evaluasi
pengelolaan adalah: (a) penetapan sturuktur pelaksanaan, (b) pengukuran dan
perbandingan pelaksanaan, (c) tindakan perbaikan dan (d) pelembagaan
pengelolaan.
(b). Bobot fungsi manajemen ekowisata
Berdasarkan penilaian
ahli didapat bobot fungsi dan sub fungsi manajemen ekowisata Pulau Poncan
Gadang. Bobot fungsi manajemen ekowisata Pulau Poncan Gadang untuk
identifikasi isu lokal sebesar 25,
perencanaan pengelolaan sebesar 20, formalisasi program sebesar 15,
implementasi program sebesar 25 dan
monitoring dan evaluasi pengelolaan sebesar 15. Bobot sub fungsi manajemen identifikasi isu
lokal untuk identifikasi
biofisik, ekonomi, sosial-budaya sebesar 3,0;
identifikasi fasilitas kepariwisataan sebesar 3,0; identifikasi dan penetapan isu-isu
pengelolaan sebesar 3,0; dan identifikasi dan penetapan stokeholder utama
pengelolaan sebesar 1,0. Bobot sub fungsi manajemen perencanaan
program untuk visi, misi, tujuan, program, metoda dan
prosedur kerja sebesar 2,0; penetapan wilayah kegiatan sebesar 2,0;
dan penetapan program penyadaran
masyarakat pengelolaan sebesar 2,5.
Bobot sub fungsi
manajemen formalisasi program untuk desain
sturuktur kelembagaan sebesar 4,0;
pengembangan sumberdaya manusia sebesar 3,5; dan
pengesahan program dan pendanaan sebesar 2,5. Bobot sub fungsi manajemen
implementasi program untuk pembangunan fisik dan pemeliharaan sebesar 3,0;
komunikasi, motivasi dan disiplin sebesar 2,5; peningkatan pemberdayaan, partisipasi dan
kapasitas masyarakat sebesar 2,0 dan
keberlanjutan ekonomi dan wisata sebesar 2,5. Bobot sub fungsi manajemen implementasi program untuk penetapan sturuktur pelaksanaan sebesar 2,0;
pengukuran dan perbandingan pelaksanaan sebesar2,5;
tindakan perbaikan sebesar 3,5 dan
pelembagaan pengelolaan sebesar 2,0.
(c). Skor fungsi manajemen ekowisata
Skor untuk fungsi dan sub fungsi pengelolaan untuk kategori sangat sesuai sebesar 7,6-10,
sesuai sebesar 5,1-7,5, kurang sesuai sebesar 2,6-5,0 dan tidak sesuai sebesar 0,0-2,5.
2.
Model
pengelolaan
(a)
variabel dan sub variabel model
Variabel model
pengelolaan ekowisata Pulau Poncan Gadang adalah fungsi pengelolaan Pulau
Poncan Gadang untuk ekowisata yaitu: (1)
identifikasi isu lokal, (2) perencanaan
pengelolaan, (3) formalisasi program, (4) implementasi program dan (5) monitoring
dan evaluasi pengelolaan. Demikian juga sub variabel model pengelolaan
ekowisata adalah sub-sub fungsi manejemen ekowisata.
(b)Sturuktur
equation window.
Sturuktur
akhir dari model matematik pengelolaan Pulau Poncan untuk ekowisata adalah
nilai pengelolaan. Nilai pengelolaan
diberi simbol “X”. Nilai pengelolaan (X)
diperolah dari fungsi-fungsi manajemen (pengelolaan). Fungsi pengelolaan yang
diberi simbol “Xx” . Notasi “x” (kecil)
berupa angka yang menjadi urutan variabel model pengelolaan. Dengan demikian fungsi
pengelolaan identifikasi
isu lokal diberi simbol X1, fungsi perencanaan program diberi simbol X2, fungsi formalisasi
program diberi simbol X3, fungsi implementasi program diberi simbol X4 dan fungsi
monitoring dan evaluasi program diberi simbol X5.
Nilai fungsi pengelolaan Xx
dipengaruhi oleh sub fungsi pengelolaan. Sub fungsi
pengelolaan diberi notasi dengan huruf, dimulai dari
huruf A, diikuti dengan urutan huruf lainnya. Dengan demikian variabel
identifikasi isu lokal dengan simbol X1
dipengaruhi oleh sub fungsi identifikasi biofisik, ekonomi, sosial-budaya
dengan simbol X1A, sub fungsi identifikasi fasilitas kepariwisataan dengan
simbol X1B, sub fungsi identifikasi dan penetapan isu-isu pengelolaan dengan
simbol X1C dan sub fungsi penetapan stokeholder utama pengelolaan dengan simbol
X1D. Fungsi perencanaan program dengan simbol X2 dipengaruhi oleh sub fungsi penentuan
kondisi awal dengan simbol X2A, sub fungsi visi, misi, tujuan, program, metoda
dan prosedur kerja dengan simbol X2B, sub fungsi penetapan wilayah kegiatan
dengan simbol X2C dan sub fungsi penetapan
program penyadaran masyarakat dengan simbol X2D . Fungsi formalisasi program
dengan simbol X3 dipengaruhi dengan oleh sub fungsi desain sturuktur
kelembagaan dengan simbol X3A, sub fungsi pengembangan sumberdaya manusia
dengan simbol X3B dan sub fungsi pengesahan
program dan pendanaan dengan simbol X3C.
Fungsi implementasi program dengan simbol X4 dipengaruhi oleh sub fungsi pembangunan fisik dan pemeliharaan dengan
simbol X4A, sub fungsi komunikasi, motivasi dan disiplin dengan simbol X4B, sub
fungsi peningkatan pemberdayaan, partisipasi dan kapasitas masyarakat dengan
simbol X4C dan sub fungsi keberlanjutan
ekonomi dan wisata dengan simbol X4D . Fungsi monitoring dan evaluasi
pengelolaan dengan simbol X5 dipengaruhi oleh sub fungsi penetapan sturuktur
pelaksanaan dengan simbol X5A, sub fungsi pengukuran dan perbandingan
pelaksanaan dengan simbol X5C, sub fungsi
tindakan perbaikan dengan simbol X5C dan sub fungsi pelembagaan pengelolaan dengan simbol X5D.
Bobot masing-masing fungsi pengelolaan memiliki bobot dengan simbol huruf “Z”
Bobot masing-masing sub fungsi pengelolaan degan simbol huruf “z” dan skor sub fungsi
model pengelolaan dengan simbol dengan huruf “y”.
3.
Model matematik pengelolaan
Dalam pembuatan model matematik dirancang nilai pengelolaan berada antara 0
sampai 100. Nilai maksimum 100 diperoleh apabila masing-masing variabel
pengelolaan bekerja maksimal dan menghasilkan nilai maksimum. Total bobot dari
semua variabel model pengelolaan sebesar 100.
Total bobot dari sub variabel pengelolaan dari masing-masing variabel
pengelolaan sebesar 10. Skor variabel model pengelolaan dan skor sub variabel
model pengelolaan antara 1 sampai 10.
(a). Model matematik sub variabel
pengelolaan
Pembuatan rumus matematika model dimulai dari rumus penghitungan nilai sub
variabel model (XxA, XxB, XxC dan XxD). Nilai sub variabel model (XxA, XxB, XxC
dan XxD) adalah skor masing-masing sub
parameter (y) dikali dengan bobot masing-masing sub parameter (z) atau dengan
notasi:
XxA = (y)
XxA .
(z) XxA
...............................................................................
(1)
Dengan demikian model matematik pada
variabel model identifikasi isu lokal: dengan sub variabel
model identifikasi biofisik, ekonomi,
sosial dan budaya adalah:
X1A= y1A . z1A . Sub variabel identidikasi fasilitas kepariwisataan X1B = y1B . z1B. Sub variabel identifikasi dan penetapan isu-isu pengelolaan X1C= y1C. z1C. Sub
variabel identifikasi stakeholders pengelolaan X1D = y1D.
z1D. Dengan cara yang sama akan
didapat X2A, X2B, X2C, X2D, X3A, X3B,X3C, X4A, X4B, X4C, X4D, X5A, X5B, X5C dan
X5D.
(b).
Model matematik fungsi pengelolaan
Model matematik fungsi pengelolaan adalah
penjumlahan masing-masing sub fungsi pengelolaan dengan notasi:
Xx = ( XxA
+ XxB + XxC + XxD).....................................................................(2)
Dengan demikian didapat model matematik
untuk fungsi pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata, berupa:
Model matematik fungsi
identifikasi
isu lokal (X1) = X1A + X1B + X1C +
X1D
Model matematik fungsi
perencanaan
program (X2) = X2A + X2B + X2C + X2D
Model matematik fungsi
formalisasi
program (X3) = X3A + X3B + X3C
Model matematik fungsi implementasi program (X4) = X4A + X4B + X4C +
X4D
Model matematik fungsi monitoring dan evaluasi program (X5) =
X5A + X5B + X5C + X5D.
(c). Model
matematik pengelolaan
Model matematik pengelolaan
Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata (X) adalah : penjumlahan dari perkalian
bobot masing-masing variabel model pengelolaan (ZX) dengan nilai dari
masing-masing variabel model pengelolaan (Xn)
dibagi 100. Model matemsatik ini
dapat dibuatkan notasi matematika berupa:
X = [1/100.{(Z1.X1) + (Z2.X2) + (Z3.X3) + (Z4.X4
)+ (Z5.X5)}] ………….(3)
Atau dalam
bentuk:
X
= [1/100.{Z1. (X1A + X1B + X1C
+ X1D)} + {Z2. (X2A + X2B + X2C
+ X2D)} +
{Z3. (X3A + X3B + X3C)}
+ {Z4. (X4A + X4B + X4C + X4D)}
+ {Z5.( X5A + X5B + X5C + X5D.)}]………………………………………….(4)
Dapat juga dalam
bentuk:
X
= 1/100.[Z1. {(y1A.z1A) +
(y1B.z1B) + (y1C.z1C) +(y1D.z1D)}] + [Z2. {(y2A.z2A) +
(y2B.z2B) + (y2C.z2C) + (y2D.z2D)}] + [Z3. {(y3A.z3A) + (y3B.z3B) + (y3C.z3C)}]
+ [Z4. {(y4A.z4A) + (y4B.z4B) + (y4C.z4C) + (y4D.z4D)}
]+ [Z5.{( y5A.z5A) +
(y5B.z5B) + (y5C,z5C) + (y5D,z5D)}].......(5)
Dimana:
Z1 = bobot
fungsi identifikasi isu lokal
y1A =
bobot sub variabel identifikasi biofisik, ekonomi,
sosial-budaya
z1A=
skor sub
variabel identifikasi biofisik, ekonomi, sosial-budaya
y1B=
bobot sub
variabel identifikasi fasilitas kepariwisataan
z1B=
skor sub variabel identifikasi fasilitas kepariwisataan
y1C=
bobot sub variabel identifikasi dan penetapan
isu-isu pengelolaan
z1C=
skor sub variabel identifikasi dan penetapan isu-isu
pengelolaan
y1D=
bobot sub variabel penetapan stokeholder utama
pengelolaan
z1D=
skor sub variabel penetapan stokeholder utama
pengelolaan
Z2= variabel perencanaan pengelolaan
y2A=
bobot sub variabel penentuan kondisi awal
z2A=
skor sub variabel penentuan kondisi awal
y2B=
bobot sub variabel visi, misi, tujuan, program,
metoda dan prosedur kerja
z2B=
skor sub variabel
visi, misi, tujuan, program, metoda dan prosedur kerja
y2C=
bobot sub variabel penetapan wilayah kegiatan
z2C=
skor sub variabel penetapan wilayah kegiatan
y2D=
bobot sub variabel penetapan program penyadaran
masyarakat
z2D=
skor sub variabel penetapan program penyadaran
masyarakat
Z3= bobot variabel formalisasi program
y3A=
bobot sub variabel desain sturuktur kelembagaan
z3A=
skor sub variabel desain sturuktur kelembagaan
y3B=
bobot sub variabel pengembangan sumberdaya manusia
z3B=
skor sub variabel pengembangan sumberdaya manusia
y3C=
bobot sub variabel pengesahan program dan pendanaan
z3C=
skor sub variabel pengesahan program dan pendanaan
Z4= variabel implementasi program
y4A=
bobot sub variabel pembangunan fisik dan
pemeliharaan
z4A=
skor sub variabel pembangunan fisik dan pemeliharaan
y4B=
bobot sub variabel komunikasi, motivasi dan disiplin
z4B=
skor sub variabel komunikasi, motivasi dan disiplin
y4C=
bobot sub variabel peningkatan pemberdayaan
masyarakat
z4C=
skor sub variabel peningkatan pemberdayaan
masyarakat
y4D=
bobot sub variabel keberlanjutan ekonomi dan wisata
z4D=
skor sub variabel keberlanjutan ekonomi dan wisata
Z5= bobot variabel monitoring dan
evaluasi pengelolaan
y5A= bobot
sub variabel penetapan sturuktur pelaksanaan
z5A=
skor sub variabel penetapan sturuktur pelaksanaan
y5B=
bobot sub variabel pengukuran dan perbandingan
pelaksanaan
z5B=
skor sub variabel pengukuran dan perbandingan
pelaksanaan
y5C=
bobot sub variabel tindakan perbaikan
z5C=
skor sub variabel tindakan perbaikan
y5D=
bobot sub variabel pelembagaan pengelolaan
z5D=
skor sub variabel pelembagaan pengelolaan
(d). Simulasi
model matematik pengelolaan
Simulasi model matematik pengelolaan Pulau Poncan Gadang
untuk ekowisata adalah menguji model
matematik yang telah diprogram apakah menghasilkan perhitungan yang memiliki
logika matematik yang benar. Logika matematik yang dibangun adalah apabila skor
dari sub variabel model matematik adalah maksimum, maka nilai variabel fungsi
pengelolaan akan maksimum dan nilai pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk
ekowisata akan maksimum.
Untuk menguji verifikasi model
matematik ini, dimasukkan data-data variabel pengelolaan yang maksimum (nilai
10), maka hasil uji verifikasi model matematik didapat:
(a).
Nilai pengelolaan identifikasi isu lokal :
X1 =
{(y1A.z1A) + (y1B.z1B) + (y1C.z1C) +(y1D.z1D)}
=
{(3,0.10) + (3,0.10) + (3,0.10)
+(1,0.10)}
=
100
Pengelolaan
identifikasi isu lokal masuk kategori “sangat sesuai”.
(b).
Nilai pengelolaan perencanaan program:
X2 = {(y2A.z2A) + (y2B.z2B) + (y2C.z2C) +
(y2D.z2D)}
= {(3,5.10) + (2.0.10) + (2,0.10) + (2,5.10)}
= 100
Pengelolaan perencanaan program masuk
kategori “sangat sesuai”.
(c).
Nilai pengelolaan formalisasi program:
X3
= {(y3A.z3A) + (y3B.z3B) + (y3C.z3C)}
= {(4,0.10) + (3,5.10) + (2,5.10)}
=
100
Pengelolaan formalisasi program masuk
kategori “sangat sesuai”.
(d). Nilai pengelolaan
implementasi program:
X4 =
{(y4A.z4A) + (y4B.z4B)
+ (y4C.z4C) + (y4D.z4D)}
= {(3,0.10) + (2,5.10)
+ (2,0.10) + (22,5.10)}
=
100
Pengelolaan implementasi program masuk
kategori “sangat sesuai”.
(e). Nilai pengelolaan
monitoring dan evaluasi program :
X5 =.{( y5A.z5A) +
(y5B.z5B) + (y5C,z5C) + (y5D,z5D)}
=.{(2,0.10) + (2,5.10) + (3,5.10)
+ (2,0.10)}
=
100
Pengelolaan monitoring dan evaluasi program masuk kategori “sangat sesuai”.
(f). Nilai pengelolaan ekowisata:
X =
[1/100.{(Z1.X1)
+ (Z2.X2) + (Z3.X3) + (Z4.X4 )+ (Z5.X5)}]
= [1/100.{(25,0.100) + (20,0.100) + (15,0.100) +
(25,0.100)+ (15,0.100)}]
=
100
Pengelolaan program masuk kategori “sangat
sesuai”.
Hasil
uji verifikasi model matematik dengan memasukkan data sub variabel pengelolaan
yang maksimum ternyata menghasilkan nilai maksimum untuk nilai fungsi-fungsi
model matematik pengelolaan dan nilai model matematik pengelolaan Pulau Poncan
Gadang untuk ekowisata. Dengan demikian, model matematik dapat diterima dan
dapat digunakan.
4. Model dinamik
pengelolaan ekowisata
(a). Causal loop model dinamik
Pembuatan
kausal loop model pengelolaan
Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata
berdasarkan hubungan sebab - akibat yang mempengaruhi
pengelolaan berupa masing-masing fungsi model mempengaruhi pengelolaan dan
masing-masing sub fungsi pengelolaan mempengaruhi variabel pengelolaan
(Handoko, 2005). Kausal loop yang mempengaruhi positif (similarity) diberi tanda “S” dan kausal loop yang mempengaruhi negative
(opportunity) diberi tanda “ O”. Kausal loop model pengelolaan
Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata
disajikan pada gambar 1.
Gambar 1. Causal loop model dinamik pengelolaan
Dari gambar 1. kausal loop model pengelolaan terlihat bahwa pengelolaan Pulau Poncan
Gadang untuk ekowisata dipengaruhi fungsi identifikasi isu lokal, fungsi perencanaan program, fungsi
formalisasi program, fungsi implementasi
program dan fungsi monitoring dan evaluasi
program. Fungsi identifikasi isu lokal dipengaruhi oleh sub fungsi identifikasi biofisik, ekonomi,
sosial-budaya, sub fungsi identifikasi
fasilitas kepariwisataan, sub fungsi identifikasi
dan penetapan isu-isu pengelolaan dan sub fungsi
penetapan stokeholder utama pengelolaan. Fungsi
perencanaan program dipengaruhi oleh sub fungsi
penentuan kondisi awal, sub fungsi visi, misi,
tujuan, program, metoda dan prosedur kerja, sub fungsi
penetapan wilayah kegiatan dan sub fungsi penetapan program penyadaran masyarakat. Fungsi model formalisasi program dipengaruhi oleh sub
fungsi desain sturuktur kelembagaan, sub fungsi pengembangan sumberdaya manusia dan sub fungsi
pengesahan program dan pendanaan. Fungsi implementasi program dipengaruhi oleh sub fungsi pembangunan fisik dan pemeliharaan, sub fungsi komunikasi, motivasi dan disiplin, sub fungsi peningkatan pemberdayaan, partisipasi dan
kapasitas masyarakat dan sub fungsi keberlanjutan ekonomi dan wisata. Fungsi monitoring dan evaluasi pengelolaan
dipengaruhi oleh sub fungsi penetapan sturuktur pelaksanaan, sub fungsi
pengukuran dan perbandingan pelaksanaan, sub fungsi tindakan perbaikan dan sub fungsi pelembagaan pengelolaan.
(b). Model dinamik pengelolaan
Gambar 2. Model pengelolaan
Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata
Model
dinamik pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk
ekowisata dibuat berdasarkan
causal loop model dinamis menggunakan shofware Powersim 2005. Model dinamis pengelolaan Pulau Poncan
Gadang untuk ekowisata menggunakan shofware
Powerasim 2005, disajikan pada gambar 2.
Dari gambar 2. terlihat bahwa pengelolaan Pulau
Poncan Gadang untuk ekowisata dipengaruhi variabel identifikasi isu lokal, variabel perencanaan
program, variabel formalisasi program, variabel implementasi program dan
variabel monitoring dan evaluasi program. Masing-masing vaariabel model dipengaruhi
sub variabel model pengelolaan
.
(c). Equation
window model dinamik pengelolan
Tabel .1. Equation
wibndow model dinamik pengelolaan
Relasi-relasi
antara fungsi pengelolaan dan antara sub
fungsi pengelolaan dalam bentuk model matematik diprogramkan ke dalam model
dinamik. Hasil penginputan model matematik ke dalam model, keluaran
relasi-relasi model dinamik dalam bentuk equation window model. Equation window
model dinamik pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata disajikan pada tabel
1.
(d). Uji verifikasi
model dinamik pengelolaan
Uji
verifikasi model
merupakan langkah untuk mengetahui apakah model
yang dibuat sesuai dengan simulasi yang dikehendaki. Teknik verifikasi
yang utama dalam uji verifikasi model dengan melihat metode berpikir
sistem, sejauhmana struktur model
memiliki keserupaan dengan struktur nyata di lapangan. Dalam sturuktur model
dinamis menggunakan shofware Powersim 2005 ini
menggunakan kisaran dinamik sebesar 0,2. Untuk skor maksimum sebesar 10,00 maka skor minimum yang dimasukkan adalah
9,88 dan skor maksimum yang dimasukkan
adalah 10,00. Sturuktur model dinamik
berupa keluaran model disajikan dalam bentuk
equation window model. Dari
semua uji verifikasi model dinamis untuk fungsi-fungsi pengelolaan ternyata
semua sturuktur model matematis yang diprogram memiliki kesamaan dengan
sturuktur model dinamis (equation window) yang keluar dari model dinamis. Dengan
demikian disimpulkan bahwa model dinamis pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk
ekowisata diterima.
(7). Simulasi model dinamik pengelolaan
Simulasi model dinamik pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk
ekowisata adalah menguji model dinamik yang telah diprogram apakah menghasilkan
perhitungan yang memiliki logika model yang benar. Logika model dinamik yang dibangun
adalah apabila skor dari sub variabel model dinamik yang diinput yang maksimum, maka keluaran nilai variabel fungsi
pengelolaan dari model akan maksimum dan nilai keluaran model pengelolaan Pulau
Poncan Gadang untuk ekowisata akan maksimum.
Simulasi model
dinamik pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata dengan menginput
data-data maksium (10) menggunakan kisaran dinamik sebesar 0,2. Untuk skor 10,00 maka skor minimum yang dimasukkan adalah
9,88 dan skor maksimum yang dimasukkan
adalah 10,00. Dengan skor maksimum ini maka model akan menghasilkan nilai
fungsi-fungsi pengelolaan dan nilai pengelolaan yang maksimum pula. Hasil
simulasi model dalam bentuk grafik dan tabel (lampiran-3) berupa:
(1). Simulasi manajemen identifikasi
isu lokal
Hasil simulasi
manajemen identifikasi isu lokal model pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata, nilai fungsi manajemen identifikasi
isu lokal mulai tahun 2009 sampai tahun 2022 menghasilkan nilai terendah
sebesar 99,34 dan nilai tertinggi 99,69
seta tidak berbeda nyata. Nilai keluaran
tersebut bernilai maksimum (berkisar 100), dengan demikian hasil simulasi model
dinamik untuk fungsi manajemen identifikasi isu lokal dapat diterima.
(a). Simulasi manajemen perencanaan program
Hasil simulasi
manajemen perencanaan program model pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata nilai fungsi manajemen perencanaan
program mulai tahun 2009 sampai tahun 2022 menghasilkan nilai terendah
sebesar 99,31 dan nilai tertinggi 99,69
serta tidak berbeda nyata. Nilai
keluaran tersebut bernilai maksimum (berkisar 100), dengan demikian hasil
simulasi model dinamik untuk fungsi manajemen perencanaan program dapat
diterima.
(b). Simulasi manajemen formalisasi program
Hasil simulasi
manajemen formalisasi program model pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata nilai fungsi manajemen
formalisasi program mulai tahun 2009 sampai tahun 2022 menghasilkan nilai terendah
sebesar 99,55 dan nilai tertinggi 99,89
seta tidak berbeda nyata. Nilai keluaran
tersebut bernilai maksimum (berkisar 100), dengan demikian hasil simulasi model
dinamik untuk fungsi manajemen formalisasi program dapat diterima.
(c) . Simulasi manajemen implementasi program
Hasil simulasi
manajemen implementasi program model pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata nilai fungsi manajemen
implementasi program mulai tahun 2009 sampai tahun 2022 menghasilkan nilai terendah
sebesar 99,43 dan nilai tertinggi 99,77
serta tidak berbeda nyata. Nilai
keluaran tersebut bernilai maksimum (berkisar 100), dengan demikian hasil
simulasi model dinamik untuk fungsi manajemen implementasi program dapat
diterima.
(d). Simulasi manajemen monitoring dan evaluasi
program
Hasil simulasi
manajemen monitoring dan evaluasi program model pengelolaan Pulau Poncan
Gadang untuk ekowisata nilai fungsi
manajemen monitoring dan evaluasi program mulai tahun 2009 sampai tahun 2022
menghasilkan nilai terendah sebesar 99,54
dan nilai tertinggi 99,70 serta tidak berbeda nyata. Nilai keluaran tersebut bernilai maksimum (berkisar
100), dengan demikian hasil simulasi model dinamik untuk fungsi manajemen monitoring
dan evaluasi program dapat diterima.
(e). Simulasi pengelolaan ekowisata
Hasil simulasi
pengelolaan ekowisata model pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata nilai fungsi manajemen pengelolaan
ekowisata mulai tahun 2009 sampai tahun 2022 menghasilkan nilai terendah
sebesar 99,51 dan nilai tertinggi 99,70
serta tidak berbeda nyata. Nilai
keluaran tersebut bernilai maksimum (berkisar 100), dengan demikian hasil
simulasi model dinamik untuk pengelolaan ekowisata dapat diterima.
Kesimpulan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
1.
Hasil penelitian
menunjukkam bahwa fungsi
pengelolaan (manajemen) ekowisata Pulau Poncan Gadang Kota Sibolga berupa
identifikasi isu lokal, perencanaan program, formalisasi program, implementasi
program dan monitoring-evaluasi program. Fungsi-fungsi manajemen dipengaruhi
oleh variabel-variabel manajemen pengelolaan.
Masing-masing fungsi dan sub fungsi manajemen memiliki bobot dan skor.
2.
Causal loof model matematik diproleh dari korelasi
masing-masing fungsi dan sub fungsi manajemen pengelolaan. Dari causal loof
didesaian notasi-notasi untuk membentuk model matematik. Uji hasil model
matamatik member hasil yang sama dengan logika berfikir dalam pembuatan model
matematik.
3.
Dalam pembuatan model
dinamis, model matematik dimasukkan dalam causal loop model untuk menghasilkan
equation window model. Hasil verifikaasi model dinamis menunjukkan bahwa
equation window model mermiliki kesamaan dengan model matematik dan hasil (keluaran)
model dinamis memiliki kesamaan dengan keluaran model matematik .
DAFTAR
PUSTAKA
Bengen, D.G. 2002. Sinopsis
Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip Pengelolaannya. PKSPL – IPB, Bogor.
[BPS]. 2011. Sibolga
Dalam Angka 2011. Badan Pusat
Statistik Kota Sibolga dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Sibolga,
Sibolga.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman
Hayati Laut: Asset Pengembangan Berkelanjutan
Indonesia. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Dahuri, R dan Irwandi, L. 2002. Kebijakan Nasional Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Perspektif Pengembangan Pesisir Indonesia
Secara Berkelanjutan. PKSPL-IPB. Bogor.
Fauzi, A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan: Isu,
Sintesis dan Gagasan. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Handoko, I. 2005. Quantitative
modelling on system dynamics for natural resources management. Seameo Biotrop – Southeast Asian Regional
Centre for Tropical Biology, Bogor.
Handoko, T.H. 1998. Manajemen.
BPFE – Yokyakarta, Yokyakarta.
Kusumastanto, T. dan Arief, B.P. 2002. Peluang, Tantangan dan Arah Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan di Era Desentralisasi. PKSPL-IPB. Bogor.
Maamena, M. 2003.
Model Pemanfaatan Pulau – Pulau
Kecil: Studi Kasus di Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu . (Disertasi IPB
tidak dipublikasikan), Bogor.
PMR. 2010. Escape
to Paradise in The Indian Ocean, Marine Resort.Sibolga Marine Resort.
Sibolga: Poncan Marine Resort.
Setiono, J. Sujatno. Rukman, D. 2003. Rencana Pengembangan Pariwisata Alam
Nasional di Kawasan Hutan. Dirjen
PHKA Dephut, Bogor
Sitanggang,L.P.2006.
Studi Pemamfaatan Ruang Untuk
Pengembangan Pariwisata di Kawasan Pesisir Sibolga. (Tesis PSPL-IPB Yang
Tidak Dipublikasikan, 2006)
Sugiyono.
2009. Statistika untuk penelitian. Alfabeta, Bandung.
Surakusumah,
W. 2012. Ekowisata. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197212031999031-WAHYU_SURAKUSUMAH/Ekowisata.pdf
/26/11/2012 senin 00:05
Tondang, B. 2007. Nias Island Pusat Wisata Minat Khusus. Jurnal Ilmiah Pariwisata. Vol.3 No. 1 Juni
2007. Akademi Pariwisata Medan.
Medan.
NAMA : ADE SYAHPUTRA
ReplyDeleteNIM : 17202020
KELAS: EXTENTION
ASSALAMUALAIKUM
Dengan demikian disimpulkan bahwa model dinamis pengelolaan Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata diterima.