Tulisan
Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH.,M.Si berjudul: “Pemodelan Dinamis Dengan Software
Powersim Untuk Manajemen Ekowisata Pulau Kecil” telah dipresentasikan pada
Pekan Ilmiah Fakultas Teknik UISUPriode XXII tahun 2014/2015 di Medan, tanggal
4,5 dan 6 Juni 2015 , dan proseding seminar
hal.89-93
Hamzah Lubis,
Bsc.,Ir.,SH.,M.Si,Dr
*Dewan Daerah Perubahan Iklim
Provsu *Mitra Baharai Provsu *Komisi Amdal Provsu
*Komisi Amdal Medan *Pusat Kajian Energi Terbarukan-ITM *Jejaring HAM KOMNAS
HAM-RI
*KSA XLII/1999 LEMHANNAS
*aktifis hukum/ham/lingkungan/pendidikan
Abstrak
Dalam perencanaan pengelolaan sebuah
usaha memerlukan pemodelan. Dengan simulasi model dapat diperediksi hasil yang
akan dicapai. Dengan demikian, diperlukan pemodelan manajemen (pengelolaan)
ekowisata pada pulau kecil. Lokasi penelitian di Poncan Marine Resort, Pulau Poncan
Gadaang, Kota Sibolga. Analisis data dengan analisis kesesuaian, analisis matematis dan
penilaian profesional (professional
judgment) . Uji model dinamis dengan verifikasi equation window model dinamis dengan model matematik dan kesesuaian
keluaran hasil model dinamis dengan model matematik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) causal loof model
memiliki kemiripan dengan relasi-relasi fungsi dari manajemen, (2) equation
window model dinamis pengelolaan
memiliki kesamaan dengan model matematik manajemen dan (3) keluaran model dinamis dengan keluaran model matematis tidak berbeda nyata. Dengan
demikian model dinamis dapat diterima.
Kata kunci: 1.Model
dinamis 2. Power Sim 2005 3.
Pengelolaan ekowisata
Abstract
Modeling
is required in a business management planning. Through a model stimulation,
output to be achieved is potential to be predicted. Thus, a management modeling
is required in a small island ecotourism. The research took place in Poncan
Marine Resort, Poncan Gadang island, Sibolga. The data analysis is through
feasibility analysis, mathematical analysis, and professional judgement.
Furthermore, Dynamic model test was done by verifying the dynamic modeling
of equation window, dynamic mathematical modeling and the output feasibility
dynamic modeling with mathematic modeling. The result of the study shows that:
1) Causal loof modeling has similarity to the management relational function,
2) Equation window dynamic modeling of the management has similarity to the
management mathematic modeling, 3) Output of the dynamic model is not
significantly different from the output of the mathematic modeling. Thus, the
dynamic modeling is acceptable.
Keywords
:1. Dynamic modeling, 2. Power Sim 2005, 3. Ecotourism management
Pemodelan manajemen
Pembuatan model
dilakukan untuk membantu konseptualisasi
dan pengukuran terhadap sistem yang rumit, memerlukan biaya besar, sulit
ataupun destruktif pada sistem nyata.
Model juga merupakan alat untuk meramalkan prilaku dari suatu kesatuan yang
rumit dan kurang dipahami dari prilaku bagian-bagian yang dipahami dengan baik
(Maamena, 2003). Tujuan pembuatan model untuk memudahkan memahami perilaku
sistem dengan menyederhanakan prosesnya. Hanya proses tertentu atau komponen
sistem yang relepan dengan tujuan yang
dipertimbangkan dalam model sementara yang lain dianggap tidak penting
dimasukkan (Handoko,
2005).
Simulasi
model
Simulasi
adalah kegiatan pelaksanaan percobaan model, secara teratur dan direncanakan.
Dalam model kuantitatif simulasi dilakukan
dengan memasukkan data-data ke dalam model, dimana perhitungan dilakukan
untuk mengetahui prilaku gejala atau proses.
Dalam model kualitatif , simulasi dilakukan dengan menelusuri dan
mengadakan analisis hubungan sebab-akibat antar unsur dengan memasukkan data atau informasi yang
dikumpulkan untuk mengetahui prilaku gejala atau proses (Maamena, 2003). Dengan
adanya komputer, maka model – model simulai pada umumnya adalah model
matematik. Dengan simulasi dimungkinkan dilakukan percobaan tanpa
mengganggu kegiatan
Saat ini pembuatan model system dynamics umumnya
dilakukan dengan menggunakan software
yang dirancang khusus. Sofware
tersebut seperti Powersim, Vensim, Stella, dan Dynamo.
Dengan software tersebut model dibuat
secara grafis dengan simbol-simbol atas variabel dan hubungannya. Dalam
pembuatan model manajemen (pengelolaan) ekowista pulau kecil dapat menggunakan Sofware Powersim 2005.
Pemilihan Powersim
sebagai perangkat lunak simulasi model karena kemudahannya dan kecanggihannya
yang terus berkembang namun ramah pengguna (Muhammadi et al., 2001).
Metoda
penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
lanjutan dari Pemodelan Matematik Manajemen Ekowisata Pulau Kecil. Lokasi
penelitian adalah di Poncan Marine Resort, Pulau Poncan Gadang, Kota Sibolga.
Data hasil penelitian diperoleh dengan observasi, pengukuran, wawancara dan penilaian profesional (professional judgment). Analisis data dengan analisis
kesesuaian dan analisis matematis. Uji model dinamis dengan verifikasi equation window model dengan model
matematik dan kesesuaian keluaran hasil model dinamis dengan model matematik.
Manajemen ekowisata
Fungsi
manajemen ekowisata
Analisis keseswuaian antara manajemen perusahaan (Handoko,
1998) dengan manajemen pesisir dan pulau kecil (Dahuri dan Irwandi (2002),
Kusumastanto dan Arif (2002) dan Bengen
(2002) dan manajemen ekowisata (Surakusumah,
2012) didapat fungsi 5 (lima) fungsi manjemen ekowisata pulau kecil. Fungsi-fungsi
manajemen berupa: (a) identifikasi isu lokal, (b) perencanaan pengelolaan, (c)
formalisasi program, (d) implementasi program dan (e) monitoring dan evaluasi
pengelolaan. Masing-masing fungsi manajemen memiliki sub fungsi manajemen.
Bobot dan
skor fungsi manajemen
Bobot fungsi manajemen ekowisata pulau
kecil berdasarkan penilaian ahli untuk identifikasi isu lokal sebesar 25, perencanaan pengelolaan
sebesar 20, formalisasi program sebesar 15, implementasi program sebesar 25
dan monitoring dan evaluasi pengelolaan
sebesar 15. Bobot
sub fungsi manajemen identifikasi isu lokal untuk identifikasi biofisik, ekonomi, sosial-budaya
sebesar 3,0; identifikasi fasilitas
kepariwisataan sebesar 3,0; identifikasi
dan penetapan isu-isu pengelolaan sebesar 3,0;
dan identifikasi dan penetapan
stokeholder utama pengelolaan sebesar 1,0. Bobot sub fungsi manajemen perencanaan program untuk visi,
misi, tujuan, program, metoda dan prosedur kerja sebesar
2,0; penetapan wilayah kegiatan sebesar 2,0;
dan penetapan program penyadaran
masyarakat pengelolaan sebesar 2,5.
Bobot sub fungsi manajemen formalisasi
program untuk desain sturuktur kelembagaan sebesar 4,0; pengembangan sumberdaya manusia sebesar
3,5; dan
pengesahan program dan pendanaan sebesar 2,5. Bobot sub fungsi manajemen
implementasi program untuk pembangunan fisik dan pemeliharaan sebesar 3,0;
komunikasi, motivasi dan disiplin sebesar 2,5; peningkatan pemberdayaan, partisipasi dan
kapasitas masyarakat sebesar 2,0 dan
keberlanjutan ekonomi dan wisata sebesar 2,5. Bobot sub fungsi manajemen implementasi program untuk penetapan sturuktur pelaksanaan sebesar 2,0;
pengukuran dan perbandingan pelaksanaan sebesar2,5;
tindakan perbaikan sebesar 3,5 dan
pelembagaan pengelolaan sebesar 2,0. (c). Skor fungsi manajemen ekowisata, untuk kategori
sangat sesuai sebesar 7,6-10, sesuai sebesar 5,1-7,5, kurang sesuai sebesar 2,6-5,0
dan tidak sesuai sebesar 0,0-2,5.
Model matematik pengelolaan
(a). Model
matematik sub variabel pengelolaan
Model matematik sub variabel model
adalah skor masing-masing sub parameter
(y) dikali dengan bobot masing-masing sub parameter (z) atau dengan
notasi:
XxA = (y)
XxA .
(z) XxA
...............................................................................
(1)
(b). Model matematik fungsi pengelolaan
Model matematik fungsi pengelolaan adalah
penjumlahan masing-masing sub fungsi pengelolaan dengan notasi:
Xx = ( XxA + XxB + XxC + XxD).....................................................................(2)
(c). Model matematik pengelolaan
Model matematik pengelolaan
Pulau Poncan Gadang untuk ekowisata (X) adalah : penjumlahan dari perkalian
bobot masing-masing variabel model pengelolaan (ZX) dengan nilai dari
masing-masing variabel model pengelolaan (Xn)
dibagi 100, didapat:
X = 1/100.[Z1. {(y1A.z1A) +
(y1B.z1B) + (y1C.z1C) +(y1D.z1D)}] + [Z2. {(y2A.z2A) +
(y2B.z2B) + (y2C.z2C) + (y2D.z2D)}] + [Z3. {(y3A.z3A) + (y3B.z3B) + (y3C.z3C)}]
+ [Z4. {(y4A.z4A) + (y4B.z4B) + (y4C.z4C) + (y4D.z4D)}
]+ [Z5.{( y5A.z5A) +
(y5B.z5B) + (y5C,z5C) + (y5D,z5D)}].......(5)
Dimana:
Z1 = bobot
fungsi identifikasi isu lokal
y1A =
bobot sub variabel identifikasi biofisik, ekonomi,
sosial-budaya
z1A=
skor sub
variabel identifikasi biofisik, ekonomi, sosial-budaya
y1B=
bobot sub
variabel identifikasi fasilitas kepariwisataan
z1B=
skor sub variabel identifikasi fasilitas
kepariwisataan
y1C=
bobot sub variabel identifikasi dan penetapan
isu-isu pengelolaan
z1C=
skor sub variabel identifikasi dan penetapan isu-isu
pengelolaan
y1D=
bobot sub variabel penetapan stokeholder utama
pengelolaan
z1D=
skor sub variabel penetapan stokeholder utama
pengelolaan
Z2= variabel perencanaan pengelolaan
y2A=
bobot sub variabel penentuan kondisi awal
z2A=
skor sub variabel penentuan kondisi awal
y2B=
bobot sub variabel visi, misi, tujuan, program,
metoda dan prosedur kerja
z2B=
skor sub
variabel visi, misi, tujuan, program, metoda dan prosedur kerja
y2C=
bobot sub variabel penetapan wilayah kegiatan
z2C=
skor sub variabel penetapan wilayah kegiatan
y2D=
bobot sub variabel penetapan program penyadaran
masyarakat
z2D=
skor sub variabel penetapan program penyadaran
masyarakat
Z3= bobot variabel formalisasi program
y3A=
bobot sub variabel desain sturuktur kelembagaan
z3A=
skor sub variabel desain sturuktur kelembagaan
y3B=
bobot sub variabel pengembangan sumberdaya manusia
z3B=
skor sub variabel pengembangan sumberdaya manusia
y3C=
bobot sub variabel pengesahan program dan pendanaan
z3C=
skor sub variabel pengesahan program dan pendanaan
Z4= variabel implementasi program
y4A=
bobot sub variabel pembangunan fisik dan
pemeliharaan
z4A= skor sub variabel pembangunan fisik dan pemeliharaan
y4B=
bobot sub variabel komunikasi, motivasi dan disiplin
z4B=
skor sub variabel komunikasi, motivasi dan disiplin
y4C=
bobot sub variabel peningkatan pemberdayaan
masyarakat
z4C=
skor sub variabel peningkatan pemberdayaan
masyarakat
y4D=
bobot sub variabel keberlanjutan ekonomi dan wisata
z4D=
skor sub variabel keberlanjutan ekonomi dan wisata
Z5= bobot variabel monitoring dan
evaluasi pengelolaan
y5A= bobot
sub variabel penetapan sturuktur pelaksanaan
y5B=
bobot sub variabel pengukuran dan perbandingan
pelaksanaan
z5B=
skor sub variabel pengukuran dan perbandingan
pelaksanaan
y5C=
bobot sub variabel tindakan perbaikan
z5C= skor
sub variabel tindakan perbaikan
y5D= bobot
sub variabel pelembagaan pengelolaan
z5D= skor
sub variabel pelembagaan pengelolaan
Model dinamik
pengelolaan ekowisata
(1). Causal loop model dinamik
Kausal loop yang
mempengaruhi positif (similarity)
diberi tanda “S” dan kausal loop yang mempengaruhi negative (opportunity) diberi tanda “ O”.
Gambar . Causal loop model dinamik pengelolaan

Gambar 1. Model pengelolaan
ekowisata
(3).
Equation window model dinamik pengelolan
Tabel .1. Equation wibndow model dinamik pengelolaan
Hasil
penginputan model matematik ke dalam model, keluaran relasi-relasi model
dinamik dalam bentuk equation window model, disajikan di bawah. Dalam simulasi
model dinamis menggunakan kisaran dinamik sebesar 0,2.
(4). Simulasi model dinamik
pengelolaan
(a). Simulasi manajemen identifikasi isu lokal
Hasil simulasi model dinamis manajemen
identifikasi isu lokal menghasilkan nilai terendah sebesar 99,34 dan nilai tertinggi 99,69 serta hasil
simulasi model dinamis sebesar 100,00 tidak berbeda nyata., dengan demikian model
dinamik dapat diterima.
(b). Simulasi manajemen perencanaan program
Hasil simulasi model dinamis
manajemen perencanaan program menghasilkan nilai terendah sebesar 99,31 dan nilai tertinggi 99,69 serta hasil
simulasi model dinamis sebesar 100,00 tidak berbeda nyata., dengan demikian model
dinamik dapat diterima.
(c). Simulasi manajemen
formalisasi program
Hasil simulasi model dinamis
manajemen formalisasi program menghasilkan nilai terendah sebesar 99,55 dan nilai tertinggi 99,89 serta hasil
simulasi model dinamis sebesar 100,00 tidak berbeda nyata., dengan demikian model
dinamik dapat diterima.
(d) . Simulasi manajemen implementasi program
Hasil simulasi model dinamis
manajemen implementasi program menghasilkan nilai terendah sebesar 99,43 dan nilai tertinggi 99,77 serta hasil
simulasi model dinamis sebesar 100,00 tidak berbeda nyata., dengan demikian model
dinamik dapat diterima.
(e). Simulasi manajemen monitoring dan evaluasi program
Hasil simulasi model dinamis
manajemen monitoring dan evaluasi program menghasilkan nilai terendah
sebesar 99,54 dan nilai tertinggi 99,70
serta hasil simulasi model dinamis sebesar 100,00 tidak berbeda nyata., dengan
demikian model dinamik dapat diterima.
(f). Simulasi pengelolaan ekowisata
Hasil simulasi model dinamis pengelolaan
ekowisata enghasilkan nilai terendah sebesar
99,51 dan nilai tertinggi 99,70 serta hasil simulasi model dinamis
sebesar 100,00 tidak berbeda nyata, dengan demikian hasil simulasi model dinamik
untuk pengelolaan ekowisata dapat diterima.
Kesimpulan
1.
Uji verifikasi model
dinamis, causal loof model memiliki kemiripan dengan relasi-relasi fungsdi dari
manajemen pengelolaan ekowisata pulau kecil.
2.
Uji verifikasi model
dinamis, equation window model dinamis
pengelolaan ekowisata pulau kecil memiliki kesamaan dengan model matematik manajemen
pengelolaan ekowisata pulau kecil.
3.
Uji verifikasi hasil
model dinamis dengan hasil model matematis pengelolaan ekowisata pulau kecil
memiliki kedekatan nilai (tidak berbeda nyata) untuk semua fungsi manajemen.
Dengan demikian model dinamis dapat diterima.
Daftar
pustaka
Bengen, D.G. 2002. Sinopsis
Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip Pengelolaannya. PKSPL – IPB, Bogor.
Dahuri, R dan Irwandi, L. 2002. Kebijakan Nasional Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Perspektif Pengembangan Pesisir Indonesia
Secara Berkelanjutan. PKSPL-IPB. Bogor.
Handoko, I. 2005. Quantitative
modelling on system dynamics for natural resources management. Seameo Biotrop – Southeast Asian Regional
Centre for Tropical Biology, Bogor.
Handoko, T.H. 1998. Manajemen.
BPFE – Yokyakarta, Yokyakarta.
Kusumastanto, T. dan Arief, B.P. 2002. Peluang, Tantangan dan Arah Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan di Era Desentralisasi. PKSPL-IPB. Bogor.
Maamena, M. 2003.
Model Pemanfaatan Pulau – Pulau
Kecil: Studi Kasus di Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu . (Disertasi IPB
tidak dipublikasikan), Bogor.
Muhammadi. Erman,
A. Budhi, S. 2001. Analisa Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen.
UMJ Press, Jakarta.
Surakusumah, W. 2012. Ekowisata. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197212031999031-WAHYU_SURAKUSUMAH/Ekowisata.pdf
/26/11/2012 senin 00:05
1Makalah pada Pekan Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara
ke-XXII tahun 2015 dengan tema: Membangun Budaya Riset Teknologi Untuk
Meningkatkan Daya Saing, di Medan tanggal 4-6 Juni 2015
NAMA : ADE SYAHPUTRA
ReplyDeleteNIM : 17202020
KELAS: EXTENTION
ASSALAMUALAIKUM
menururt saya
peningkatan pemberdayaan, partisipasi dan kapasitas masyarakat sebesar 2,0 dan keberlanjutan ekonomi dan wisata sebesar 2,5.