Makalah: Pengendalian Pemanasan Global

Makalah "Pengendalian Pemanasan Global" disampaikan pada Seminar Peran Teknologi Dalam Menyelamatkan Lingkungan Hidup, di Medan, 15 Desember 2016 di Kampus Institut Teknologi Medan oleh PMII PK.ITM. Pelan tapi pasti, kendati suhu matahari semakin mendingin, namun suhu bumi semakin panas karena adanya efek rumah kaca. Efek rumah kaca terjadi, karena semakin meningkatnya emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfir. Rilis World Meteoroligical Organization (WMO), 2 Februari 2015, menyatakan, bahwa kenaikan suhu akan menjadi tren yang berlanjut. (JOG. Pemanasan Global: 2014, Tahun Terpanas Bagi Indonesia. Kompas, 229/50/21/2/2015/14/1-4). Kenaikan Suhu Global Selama 100 tahun sebelum tahun 1970, kenaikan temperatur beru sekitar 1 derjad celsius. Kenaikan menjadi tajam sejak tahun 1970-an. Bila merunut ke tahun 19000, pada 50 tahun pertama kenaikan temperatur rata-rata adalah 0,2 derjat celsius. Tapi pada 50 tahun kemudian kenaikan temperatur rata-rata mencapai 0,5 derjat Celsius dan pada 30 tahun terkahir meningkat tajam. Data Panel Antar Pemerintah Untuk Perubahan Iklim (IPCC) dari tahun 1990 sampai 2008 telah terjadi peningkatan temperatur rata-rata 0,15-0,3 derajat celsius. (Team SOS.Pemanasan Global, Solusi dan Peluang Bisnis.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2011:98). Data WMO, suhu rata-rata global dipermukaan darat dan laut tahun 2014 mencatat 0,57 derajat celcius di atas suhu rata-rata jangka panjang yang menggunakan acuan prioden1961-1990. Sebagai pembanding, suhu tahun 2010 lebih tinggi 0,55 derajat celcius dibanding priode rata-rata. (JOG. Pemanasan Global: 2014, Tahun Terpanas Bagi Indonesia. Kompas, 229/50/21/2/2015/14/1-4). tahun 2015, kenaikan suhu 0,77 derajat celsius dari baseline. perubahan iklim: Suhu Global Naik 1,2 Derajat Celsius/yun/gsa.kps.136/52/16/11/2016/I/1-2. Tahun 2016 berlalu bukan tanpa kesan. Tahunn 2016, telah digadang-gadang menjadi tahun permanas dunia oleh Sekretaris Jenderal World Meteoroligical Organization (WMO) Petteri Taalas pada Konferensi Para Pihak (COP-22) Konvensi Kerangka Kerja Untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Marrakesh, Maroko, 7-18 November 2016 lalu. perubahan iklim: Suhu Global Naik 1,2 Derajat Celsius. (/yun/gsa.kps.136/52/16/11/2016/I/1-2. Berdasarkan pantauan WMO, sejak Januari-September 2016, kenaikan suhu global sekitar 0,88 derajat celsius, diatas suhu rata-rata 14 derajat celcius pada 1961-1990. Priode itu, digunakan WMO sebagai dasar (baseline). Menurut Mulyono R Prabowo, Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorolgi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tingginya kenaikan suhu global pada tahun 2016, tidak lepas dari kuatnya El Nino priode 2015-2016. Kondisi ini diperparah faktor besarnya emisi karbon diaksida (CO2), juga akibat kebakaran hutan dan lahan yang melepaskan emisi gas rumah kaca menumpuk pada tahun 2016. (AIK.Meteorologi: 2016, Tahun Terpanas Bumi, Kompas, 185/52/7/1/17/14/3-5. Akhirnya pada laporan tahunan WMO, menetapkan tahun 2016 sebagai “ Tahun Terpanas Dunia” dengan kenaikan suhu rata-rata global 0,86 derajat celsius dibanding priode referensi 1961-1990. (AIK.Meteorologi: 2016, Tahun Terpanas Bumi, Kompas, 185/52/7/1/17/14/3-5). Kenaikan suhu ini melampau rekor lama tahun 2015 yang tercatat setinggi 0,77 derajat celsius. (AIK.Meteorologi: 2016, Tahun Terpanas Bumi, Kompas, 185/52/7/1/17/14/3-5. Kenaikan suhu atmosfir, diikuti menghangatnya temperatur laut global secara progressif. Pada November 2016, kenaikan suhu perairan laut mencapai 0,76 derajat celsius dibanding 30 tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, kenaikan suhu perairan global 0,73 derajat celsius dan pada tahun 2010 kenaikannya 0,57 derajat celsius, jiga dibanding 30 tahun sebelumnya. (AIK.Meteorologi: 2016, Tahun Terpanas Bumi, Kompas, 185/52/7/1/17/14/3-5) Bahkan, kenaikan suhu tahun 2016, pada beberapa tempat melebihi kenaikan suhu rata-rata global. Dibeberapa wilayah di Artik (Kutup Utara) yang masuk Rusia, kenaikan suhu rata-rata global mencapai 1,3 derajat celsius. Beberapa daerah Artik lain, seperti Alaska dan barat laut Kanada, suhu meningkat 3 derajat celsius. perubahan iklim: Suhu Global Naik 1,2 Derajat Celsius/yun/gsa.kps.136/52/16/11/2016/I/1-2 Kenaikan Suhu Indonesia Indonesia, sebagai bagian dari planet bumi ikut juga mengalami kenaikan suhu. Data pada tahun 2013, menunjukkan perubahan suhu kota-kota di Indonesia yang lebih tinggi dari 1 derjat celcius dalam sepuluh tahun belakangan. Analisa data iklim Badan Meterologi dan Geofisika, kenaikan suhu udara per sepuluh tahun mulai 0,036 derajat celcius sampai 1,383 derajat celcius. Kenaikan suhu udara terendah tercatat di Kota Sibolga, Sumatera Utara mencapai 0,036 derjat celcius dari rata-rata 31,52 derjat celcius. Adapun kenaikan suhu udara tertinggi tercatat di Kota Wamena, Papua mencapai 1,38 derajat celcius dari rata-rata 25,97 derajat celcius.(GSA. Suhu Udara Naik. Kompas, 31/3/2014/14/1-6). Dari 16 kota yang dianalisis, kenaikan suhu dalam 10 tahun di enak kota/lokasi ternyata mencapai diatas 1 derajat celcius. Lokasi itu adalah Pulau Bawean ,Jawa Timur (1,15 derjat C), Waingapu ,Nusa Tenggara Timur (1,11 derjat C), Kupang, NTT (1,35 derjat C), Jayapura (1,22 derjat C), Wamena (1,38 derjat C), dan Merauke (1,15 derjat C) di Provinsi Papua. .(GSA. Suhu Udara Naik. Kompas, 31/3/2014/14/1-6). Laporan BMKG, untuk kenaikan suhu tahun 2014, suhu rata-rata tahun 2014 lebih tinggi 0,68 derajat celcius dibanding suhu rata-rata normal. Anomali itu naik 28,30 persen dibanding anomali suhu rata-rata di 2013 sebesar 0,53 derajat celcius. Suhu rata-rata Indonsia tahun 2014, 27,25 derajat celcius, meningkat dari suhu rata-rata 2013 sebesar 27,1 derajat celcius. Untuk Indonesia, acauan priode rata-rata adalah 1980-1990 sebesar 26,57 dercat celcius. (JOG. Pemanasan Global: 2014, Tahun Terpanas Bagi Indonesia. Kompas, 229/50/21/2/2015/14/1-4) Wilayah yag banyak mengalami anomali tinggi, diatas 0,67 derajat celcius adalah Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Jika dikelompokkan berdasarkan kelas anomali, stasiun pengamatan BMKG yang mencatat anomali suhu di atas 0,67 derajat celcius sebanyak 17 stasiun. Pada tahun 2008 hanya 8 stasiun yang mencatat anomali diatas 0,67 derajat celcius. Tahun 2014, 12 stasiun mencatat anomali suhu pada kisaran 0,33-0,67 serajat celcius, sedangkan 4 stasiun mencatat kurang dari 0,33 derajat celcius. Meskpun selisih suhu 2014 terhadap suhu priode rata-rata secara terlihat kecil, dampaknya sangat besar pada proses di atmosfir. Contohnya anomali suhu permukaan yang hanya 0,5 derajat celcius bisa memicu El Nino (fenomena peningkatan suhu muka laut yang bisa memberi dampak kekeringan). (JOG. Pemanasan Global: 2014, Tahun Terpanas Bagi Indonesia. Kompas, 229/50/21/2/2015/14/1-4) Penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Climatology tahun 2016 ini menggunakan pengukuran data suhu 1866-1012, kenaikan suhu dalam 135 tahun telah mencapai rata-rata 1,6 derajat celsius. Kenaikan suhu jakarta ini melampaui laju naiknya termperatur global yang hanya 0,85 derajat celsius. Adapun pengukuran tahun 2015, kenaikan suhu Jakarta bahkan sudah mencapai 1,8 derajat celsius. Suhu maksimum siang hari di Jakarta tahun 2016 tercatat 37,6 derajat celsius pada 1 Juli 2016. (AIK.Meteorologi: 2016, Tahun Terpanas Bumi, Kompas, 185/52/7/1/17/14/3-5). Ambang Batas Konferensi Para Pihak (COP-22) Konvensi Kerangka Kerja Untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) 2016, berharap kenaikan suhu tidak sampai 1,5 derjat celsius atau 2 derjat celsius pada akhir abad ini. (/yun/gsa.kps.136/52/16/11/2016/I/1-2. Dengan suhu ini, masih mungkin dampak kenaikan suhu dapat dikelola. kenaikan temperatur hingga 3 derjat celsius mungkin merupakan titik batas. Setelah 3 derjat celsius, kita sulit mencegah kenaikan berikutnya. dan bila sudah mencapai 6 derjat celsius maka terjadilah kepunahan hampir semua kehidupan, termasuk manusia. (Team SOS.Pemanasan Global, Solusi dan Peluang Bisnis.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2011:100). Dampak dan Aksi Para ilmuan sepakat, dan sudah dirasakan umat manusia, kenaikan suhu bumi berdampak negatif pada banyak hal. Sejumlah penyakit akan mewabah dalam skala luas, cuaca semakin sulit diprediksi, intensitas badai dan puting beliung akan meningkat, terjadinya kenaikan permukaan air laut, hingga munculnya ancaman ketahanan pangan akibat pola tanam yang berubah-ubah. Saat ini musim kemarau di Indonesia semakin panjang, sedangkan musim hujan semakin pendek. Namun intensitas hujannya semakin tinggi yang berakibat banyak kejadian banjir dan tanah longsor. Sektor pertanian kesulitan dengan iklim yang berubah. Musim tanam mengalami pergeseran. Ada yang bergeser maju, tetapi ada pula yang justru mundur. Terumbu karang mengalamai pemutihan. Data tahun 2016, telah terjadi dampak signifikan di sektor perikanan. Ikan spesies lemuru (Sardinella lemuru) menghilang dari habitatnya di Selat Bali. (AIK.Meteorologi: 2016, Tahun Terpanas Bumi, Kompas, 185/52/7/1/17/14/3-5). Pelan tapi pasti, dampak itu akan menikam kita. Kalau begitu, mengapa kita perlu aksi bersama melawan “begal” pemanasan global ini. Sepakat kan...

9 comments:

  1. Nama : Riko Gustian
    Nim : 16 202 063
    M.Kuliah : Audit Efisiensi Energi

    Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh

    Menurut pendapat saya Mengenai pengendalian pemanasan global ialah
    Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global pada masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.

    Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

    Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida  dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

    Salam Lingkungan

    ReplyDelete
  2. Nama : Devin Boris Setiadi Aritonang
    NIM : 16 210 079
    Jurusan : Teknik Mesin
    M.Kuliah : Audit & Efisiensi Energi

    Menurut pendapat saya :

    Faktor utama pemanasan global adalah karena ketergantungan manusia dengan energi minyak bumi yang natabenenya energi inilah yang menyebabkan polusi dan pencemaran udara serta pemanasan global terbesar di dunia ini. Tahun 2016 tercatat sebagai tahun terpanas di bumi, dilihat kembali kebelakang hal ini terjadi karena pada tahun 2016 terjadi kebakaran hutan hampir di setiap wilayah di Indonesia dan ada juga di beberapa negara lainnya, dampak dari kebakaran hutan tersebut lebih dari satu bulan lamanya Indonesia seperti negeri asap, karena hampir semua pandangan kita di tutupi oleh asap yang sedemikian tebalnya.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa pemanasan global terbesar terjadi karena hasil dari pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan CO2 yangdi buang langsung ke udara luar yang menimbulkan efek rumah kaca. Untuk mengurangi efek rumah kaca tersebut sebaiknya di buat sebuah kebijakan bahwasanya produksi kendaraan di Indonesia harus di kurangi, karena Indonesia adalah salah satu produsen yang paling banyak mengunakan kendaraan bermotor, sudah sangat jarang terlihat para pejalan kaki di setiap kota-kota di Indonesia. Hal inilah yang kurang kita sadari dewasa ini. Hal lain untuk dapat mengurangi pemasan global adalah kembangkan energi-energi baru yang dapat terbarukan yang ramah lingkungan.

    Untuk memperbaiki lapisan-lapisan ozon yang terkikis akibat efek rumah kaca kita kembali lagi kepada perbaikan kembali hutan kita, jalankan terus program Go Green yang telah ada karena dengan hal tersebut kita dapat menjaga Bumi kita yang telah tua ini.

    Terimakasih...

    ReplyDelete
  3. Nama : Roni Tua F Togatorop
    NIM : 16 202 206
    Jurusan : Teknik Mesin
    M.Kuliah : Audit & Efisiensi Energi

    Menurut pendapat saya :

    Sudah tak di pungkiri lagi memang kian lama kondisi bumi pertiwi semakin hari semakin memburuk . Tak tanggung tanggung , setiap tahun kerusakan bumi sangat signifikan terlihat . Kecanggiham Teknologi baru ini justru seolah merenggut keanggunan sang bumi . Ditambah dengan ketamakan manusia membuat kerusakan semakin nyata kompleks .

    Tentu saja , Hal ini tak dapat dibiarkan begitu saja . Rasanya kita tak bisa membohongi diri sendiri bahwa bumi memang kian hari kian panas karena lapisan ozon yang semakin menipis prihal ulah rumah kaca . Secara logika , membunuh atau menonaktifkan perindustrian dunia demi menjaga kejayaan bumi kedengaran nya mustahil . Tidak mungkin ada satu elite pun yang akan mengalah . Cara sederhana namun berdampak baik satu satu nya yang kita punya adalah dengan melakukan gerakan menanam pohon .

    Mengapa memilih menanam pohon ?? Secara logika memang terlalu sederhana , akan tetapi bila dalam kuantitas besar tentu nya akan menampilkan perbedaan yang kontras dan tidak fluktuatif . Dengan menanam pohon , kita dapat memperbaiki kondisi fisik bumi . Karena pepatah tua mengatakan "Hutan Adalah Paru Paru Bumi!!"

    Terima Kasih.

    ReplyDelete
  4. NAMA : ADE SYAHPUTRA
    NIM : 17202020
    KELAS: EXTENTION

    ASSALAMUALAIKUM

    Jadi dapat disimpulkan bahwa pemanasan global terbesar terjadi karena hasil dari pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan CO2 yangdi buang langsung ke udara luar yang menimbulkan efek rumah kaca

    ReplyDelete
  5. NAMA : IVAN SUVANTRI SITUMORANG
    NIM : 18202153
    M.KULIAH PENGENDALIAN LINGKUNGAN INDUSTRI
    JURUSAN : T.MESIN

    TANGGAPAN SAYA ..
    pemanasan global terbesar terjadi karena hasil dari pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan CO2 yang di buang langsung ke udara luar yang menimbulkan efek rumah kaca. Untuk mengurangi efek rumah kaca tersebut sebaiknya di buat sebuah kebijakan bahwasanya produksi kendaraan di Indonesia harus di kurangi dan dilakukan revitalilasi daur ulang dengan jangka tertentu serta penggunaan filter cerobong asap pada pabrik pabrik dan dilakukan penggantian secara berkala , karena Indonesia adalah salah satu produsen yang paling banyak mengunakan kendaraan bermotor serta pabrik pabrikyang terus berkembang , sudah sangat jarang terlihat para pejalan kaki di setiap kota-kota di Indonesia. Hal inilah yang kurang kita sadari dewasa ini. Hal lain untuk dapat mengurangi pemasan global adalah kembangkan energi-energi baru yang dapat terbarukan yang ramah lingkungan.
    Untuk itu pencegahan yang perlu kita lakukan adalah supaya menjaga kelestarian hutan kita ,karena sebagai paru paru dunia. Menanam pohon ditempat lahan kita yang kosong,serta mengurangi penggunaan alat transport pribadi.
    Terima kasih …

    ReplyDelete
  6. Nama : Seiya Gusmar Angger Putra
    NIM : 17202036
    Jurusan : Teknik Mesin
    Extention

    Pemanasan global selalu berlanjut tahun demi tahun, diakibatkan oleh aktivitas manusia. Suhu permukaan bumi semakin meningkat, dan oleh sebab itu pemanasan global akan terus terjadi di masa depan kita.
    Akibat pemanasan global: hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan, gas atmosfer semakin banyak yang terperangkap di bumi dan lain sebagainya. Kemungkinan di akhir-akhir tahun ini akan terjadi beberapa bencana alam.

    ReplyDelete
  7. Nama : Risky Pratama Simbolon
    NIM : 17202290
    Jurusan : Teknik Mesin
    Extention


    Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

    Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

    Salam Lingkungan

    ReplyDelete
  8. Nama : Ade Riwaldi
    NIM : 17202077
    Extention

    Cara sederhana namun berdampak baik satu satu nya yang kita punya adalah dengan melakukan gerakan menanam pohon . Mengapa memilih menanam pohon ?? Secara logika memang terlalu sederhana , akan tetapi bila dalam kuantitas besar tentu nya akan menampilkan perbedaan yang kontras dan tidak fluktuatif . Dengan menanam pohon , kita dapat memperbaiki kondisi fisik bumi . Karena pepatah tua mengatakan "Hutan Adalah Paru Paru Bumi!!"

    ReplyDelete
  9. Nama : Afrilindo Reta Brema Sembiring
    NIM : 16202052
    Jurusan : Teknik Mesin
    M.Kuliah : Pengendalian Lingkungan Industri

    Menurut pendapat saya :

    Faktor utama pemanasan global adalah karena ketergantungan manusia dengan energi minyak bumi yang natabenenya energi inilah yang menyebabkan polusi dan pencemaran udara serta pemanasan global terbesar di dunia ini. Tahun 2016 tercatat sebagai tahun terpanas di bumi, dilihat kembali kebelakang hal ini terjadi karena pada tahun 2016 terjadi kebakaran hutan hampir di setiap wilayah di Indonesia dan ada juga di beberapa negara lainnya, dampak dari kebakaran hutan tersebut lebih dari satu bulan lamanya Indonesia seperti negeri asap, karena hampir semua pandangan kita di tutupi oleh asap yang sedemikian tebalnya.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa pemanasan global terbesar terjadi karena hasil dari pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan CO2 yangdi buang langsung ke udara luar yang menimbulkan efek rumah kaca. Untuk mengurangi efek rumah kaca tersebut sebaiknya di buat sebuah kebijakan bahwasanya produksi kendaraan di Indonesia harus di kurangi, karena Indonesia adalah salah satu produsen yang paling banyak mengunakan kendaraan bermotor, sudah sangat jarang terlihat para pejalan kaki di setiap kota-kota di Indonesia. Hal inilah yang kurang kita sadari dewasa ini. Hal lain untuk dapat mengurangi pemasan global adalah kembangkan energi-energi baru yang dapat terbarukan yang ramah lingkungan.

    Untuk memperbaiki lapisan-lapisan ozon yang terkikis akibat efek rumah kaca kita kembali lagi kepada perbaikan kembali hutan kita, jalankan terus program Go Green yang telah ada karena dengan hal tersebut kita dapat menjaga Bumi kita yang telah tua ini.

    ReplyDelete