Dr.Ir.Hamzah Lubis, SH.M.Si
Baca Selengkapnya »
Dosen ITM dan Aktifis Lingkungan
Latar
Belakang
Isu hangat tentang lingkungan dalam satu
bulan belakangan ini adalah kantong plastik oxo. Perdebatannya dipicu rencana
plastik oxodegradable dikenai tarif cukai lebih rendah dibanding
plastik murni karena dinilai ramah lingkungan. Substansinya, benarkah plastik
oxo ramah lingkungan?
Plastik oxo jenis plastik ini cepat berubah
bentuk atau terfragmentasi, tapi tetap butuh waktu ratusan tahun untuk terurai
sempurna. Oleh karena itu, banyak pihak meminta tidak dibedaka
abntara plasik murni, plastik oxo dan bio-plastik. Tulisan ini fokus membahas
plasktik oxo yang sudah ramai di pasaran.
Plastik
Oxo
Siifat plastik pada umumnya
baru bisa terdegradasi pada usia 500-1.000 tahun atau sekitar 17 generasi
manusia. Tugas ilmu pengetahuan dan teknologi adalah berupaya untuk
memperpendek umurnya. Dengan mengutak-atik unsur plastik, sifat panjang umur
plastik dapat diperpendek. Umur plastik yang berasal dari hidrokarbon atau minyak
bumi berpolimer atau jutaan rantai karbon ini diperpendek dengan memasukkan zat
aditif. Plastik dengan umur penguraian yang lebih singkat inilah disebut
plastik oxodegradable.
Plastik jenis oxodegradable (atau disingkat oxo) ini
terbuat dari jenis polimer termoplastik. Jenis plastik ini seperti mentega yang
akan lumer ketika terkena panas dan mengeras kembali dalam proses
pendinginan. Ini membedakannya dari
plastik jenis murni, yang tak bisa dicairkan lagi saat mengeras.
Ada beberapa ramuan
senyawa aditif yang bisa memutus rantai panjang hidrokarbon sehingga waktu
penguraiannya singkat. Produk platik degradable yang beredar di pasaran mencapai
80 persen, tetapi sesungguhnya masih tergolong plastik. Plastik ini hanya disuntik zat metal agar sewaktu masuk ke
tanah bisa terurai dalam dua tahun.
Pada kantong plastik
oxo dipakai formula 3 persen oxium dan 97 persen bijih plastik agar plastik
kuat tapi mudah terdegradasi. Pemerintah punya SNI kriteria ekolabel kategori
produk tas belanja plastik dan bioplastik mudah terurai, serta SNI kriteria
ekolabel kategori produk tas belanja plastik berbahan daur ulang.
Bahan tambahan ini dalam kondisi tertentu, seperti sinar ultraviolet dari matahari dan suhu
panas, jadi aktif dan memecah molekul polimer plastik. Plastik itu berubah jadi material jauh lebih
kecil, tetapi secara kimia bentuknya tak berubah. Dikhawatirkan itu menambah mikroplastik dan
nano-plastik.
Kelayakan
Plastik Oxo
Menurut Tommy
Tjiptadjaja, Co-Founder dan CEO Greenhope, perusahaan penghasil material oxium
(katalis plastik biodegra-dable) dan bioplastik menegaskan, plastik oxobiodegradable teruji tak menimbulkan
mikroplastik. Mereka mengantongi ASTM D6954 serta paten di Amerika Serikat,
Singapura dan Indonesia.
Paten D6954 ialah
standar internasional pengujian plastik terdegradasi di lingkungan dengan
kombinasi oksidasi dan biodegradasi. Pengujian menurut ASTM D6954 menunjukkan
materi hasil degradasi itu dimakan mikroba menjadi biomassa, air, dan karbon
dioksida. Uji toksisitas residu biomassa menunjukkan dampak negatif.
Ditahap awal plastik
beroxium terfragmentasi lalu terdegradasi ditandai berkurangnya berat molekul tak mengandung properti
plastik. Hal itu terjadi jika plastik ber-oxium terpapar sinar matahari, suhu
panas, dan oksigen agar terdegradasi. Di tempat pembuangan akhir, plastik
oxo-biodegradable butuh waktu enam bulan sampai satu tahun untuk terurai.
Oxium sudah terbukti mendegradasi plastik hingga bisa terurai
secara oksidasi dan biodegradasi, dapat
terurai sepenuhnya kembali ke alam, bukan fragmentasi fisik menjadi
mikroplastik. Greenhope pun menyatakan
memantau sampel kantong-kantong plastik buatannya dilapangan. Waktu untuk terdegradasi mencapai 1-2 tahun
pada kondisi lingkungan tertentu.
Sugianto Tandiq
presiden Direktur PT Tirta Marta selaku pemegang merek dagang Oxium
(oxodegradable) dan Ecoplas (bioplastik), mengatakan, kantong plastik oxodegradable bisa didaur ulang beberapa
kali, karena materi utamanya masih berupa bijih plastik dari minyak bumi.
Produsen plastik menambahkan zat prodegradant untuk mempercepat oksidasi dan
degradasi. Hal itu berbeda dengan plastik konvensional yang membebani
lingkungan saat masa pakai berakhir karena plastiknya bertahan 500-1.000 tahun.
Demikian juga pendapat
dari Direktur Operasional Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia Felicita
Sathrieyanti Natalia bahwa, jika plastik oxo ini dikumpulkan tersendiri, plastik itu bisa-didaur ulang hingga berapa kali. Plastik bekas duar ulang beberapa kali bisa diproses
secara pirolisis untuk mengembalikannya menjadi bentuk minyak.
Penolakan
Plastik Oxo
Banyak pakar dan
intansi konsen terhadap lingkungan, menganggap plastik oxo tidak dapat
menyelesaikan masalah karena hanya melakukan percepatan penguraian. Dan karena
plastik oxo cepat teruarai menjadi partikel, mikro-plastik dan nano-plastik,
tetapi umur untuk pemusnahanan mencapai 500-1000 tahun, maka penguraian plastik
ini menjadi masalah.
Dalam publikasi Program
Lingkungan PBB (UNEP, 2015) berjudul Biodegradable
Plastic and Marine Litter: Misconceptions, Concerns, and Impacts on Marine
Environments disebutkan, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa plastik
oxo-degradable terurai sempurna di lingkungan, kecuali dalam kondisi
pengomposan di industri.
Di Negara Bagian California, Ameri-ka Serikat, dan Uni Eropa masih terjadi
perdebatan akan kebutuhan legislasi pengendalian pemasaran produkyang terbuat
dari polimer oxo-degradable. Dalam publikasi UNEP itu disebutkan polimer oxo-degradable akan menambah jumlah
mikroplastik.
Plastik dapat mengurai
menjadi partikel, mikro-plastik dan nano-plasatik yang berada di tanah, air dan
laut. Karena kecilnya, maka phito dan zoo planton memakannya karena dianggapnya
sumber makanan. Kemudian ada proses rantai makanan, yang pada akhirnya pada
manusia. Pencemaran plastik akan menggelinding pada semua sektor jaring-jaring
makanan. Dan ini sangat merusak lingkungan, dan inilah ancaman lingkungan hidup
global setelah pemanasan global.
Olehkarena itu, Akbar Tahir, Guru
Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin, Makassar, menyebutkan
plastik oxo tak bisa disebut jenis ramah
lingkungan. Plastik oxo cepat terdegradasi, tetapi hanya mengurangi volume
fisik. Plastik jenis oxo dilarang di banyak negara
khususnya Uni Eropa. Tidak
terjadi asimilasi dengan mikroba sehingga tidak menjadi humus.
Penutup
Kehadiran plastik Oxo, dianggap
sebagian orang adalah penyelamat lingkungan dan sebagian lainnya sebagai petaka
lingkungan sampah plastik. Bagi yang bijak lingkungan, sebaiknya hindarilah
membeli tas plastik atau barang-barang dari plastik dimana plastiknya berasal
dari plastik murni atau plastik oxo-degrafable.
Bila anda aktifis lingkungan, pemerhati
lingkungan, atau sedikit peduli pada masa depan bumi dan penghuninya, maka
beralihlah ke bio-plastik. Bio-plastik
memang sedikit lebih mahal, itulah pengorbanan untuk menyelematkan lingkungan.
Bukankah menyelamatkan lingkungan adalah kewajiban dengan imbalasan pahala? Ayo
beralih ke bio-plastik.
* Tulisan "Plastik Oxo Antara Manfaat dan Mudarat", telah dimuat pada Prestasi Reformasi-Online, https://prestasireformasi.com/2019/08/20/plastik-oxo-antara-manfaat-dan-mudarat/