MK.PK-1: EVALUASI DIRI

                    EVALUASI DIRI - PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

 

“Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)


 


Kotak   :  Orang yang mampu mengevluasi diri yang dapat mengenal dirinya. Orang yang mengenal dirinya yang dapat melakukan perubahan atas dirinya.

              1. Beda antara penghianat dan pahlawan adalah siapa yang menang akan menjadi

                     pahlawan.

              2. Berdekatan dengan penjual minyak wangi, minimal kecipratan bau wanginya.

              3. Beda orang malan dengan rajin, ketika hujan yang malan menarik  selimutnya dan yang

                     rajin menarik cangkulnya.

              4. Memandang kemiskinan dari positif, ada peluang kaya; pandangan negatif miskin adalah

                     nasib dari Tuhan.

 

Permainan evaluasi diri:

1. Menggambar pemandangan yang paling indah.

2. Metoda bidang (force field theory)

    Daya dukung – daya hambat – tujuan

    Tuliskan tujuan, daya dukung dan daya hambat untuk mencapai tujuan 10-12 tahun ke

    depan?

 



 

 

 


3. Siapakah saya, kotak  Joseph Luth dan Harry Ingham.

                                I

Kenal diri, dikenal orang lain

                                II

Tidak kenal diri, dikenal orang lain

                              III

Kenal diri, tidak dikenal orang lain

                                IV

Tidak kenal diri, tidak dikenal orang lain

 

4. (a) Siapa saya, menurut saya dan  (b) siapa saya menurut orang lain

Kepribadian

Kekuatan

Kelemahan

1. Kemampuan dimiliki

 

 

2. Peribadian

 

 

3. Kebiasaan

 

 

4. Prilaku

 

 


Evaluasi diri

Tulisan Kompasiana berjudul: Evaluasi Diri (https://www.kompasiana.com/kumil_laila/58ee900f8623bda221ff9b6a/evaluasi-diri) menjekasan bahwa  evaluasi berarti mengukur atau menilai semua yang telah dikerjakan, dan juga membuat antisipasi dan berhati-hati terhadap sesuatu yang mungkin akan terjadi. Sikap evaluasi diri berarti menyadari bahwa mungkin kita tidak mampu mengontrol situasi di lingkungan sekitar, namun kita dapat memperbaiki diri sendiri semaksinal mungkin.

Evaluasi perlu dilakukan guna untuk mengetahui bagaimana kita saat ini. Maksudnya, evaluasi diri dikerjakan untuk mengetahui dengan benar kemampuan dan keadaan tantangan yang harus kita hadapi. Sehingga cita-cita atau target yang diinginkan akan mejuju titik kesuksesan yang akan menghampirinya. Yang mana semua itu untuk diambil hikmahnya. Artinya, salah dan gagal adalah milik semua manusia. Karena didalam hadits sudah tertaerai، baheasanya manusia itu tempatnya salah dan lupa. Kita mungkin merasa sedikit kecewa dan menyesal mengapa hal ini bisa terjadi. Akan tetapi dengan mengevaluasi  diri, kita dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat yang tidak dapat diperjualbelikan dimanapun dan sekaligus tidak akan tergantikan oleh apapun.

Semua pengalaman kita, keberhasilan ataupun kegagalan, merupakan aset yang tidak bernilai harganya. Selain itu, melatih kemampuan untuk menimbang dan mengetahui sesuatu. Artinya, apabila kita kekurangan akan pengalaman, maka suatu kendala yang besar akan menghalangi kita dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan. Akan tetapi, dengan mengevaluasi diri, kita bisa mengantisipasi sesuatu yang akan kita hadapi dan bisa memperbanyak potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu.

Cara mengembangkan sikap evaluasi diri, kita membutuhkan pengenalan karakter pribadi. Mengenal karakter pribadi berarti ada sifat-sifat yang harus diketahui, baik itu  di balik keadaan fisik maupun yang terlihat dari luar. Kenali potensi diri kita, bakat dan minat serta kekuatan ataupun kelemahan pribadi kita, juga respon dan sikap kita apabila menghadapi tekanan maupun masalah. Ketahui juga gaya komunikasi, sikap terhadap lingkungan sosial, kerja kepemimpinan, pola pikir, emosi, dan lain sebagainya. Semakin kita mengetahui karakter pribadi dari diri kita, semakin mudah kita untuk mengevaluasi diri sendiri.

Bagian bagaimana mengevaluasi diri, saya kutip dari tulisan berjudul Evaluasi Diri Untuk Menjadi Lebih Baik (http://riyan-saiful.blogspot.com/2015/04/evaluasi-diri-untuk-menjadi-lebih-baik.html) bagaimana mengenal diri sendiri dan merubahnya menjadi lebih baik. Orang bijak mengatakan, “ Berkacalah pada orang besar dan belajarlah dari orang-orang gagal.” Siapa AKU? Aku adalah cerminan dari jiwa dan  pikiranku sendiri. Ucapan dan prilaku adalah realisasinya. Siapa KAMU? Hanya kamulah yang tahu jawabannya.
         Di zaman maju seperti ini, di saat setiap orang teradiksi oleh modernisasi, di saat globalisasi memberi kemudahan untuk setiap orang. Banyak kemudahan-kemudahan itu menjadi keuntungan bagi manusia. Tapi, seiring perkembangan zaman, perlahan tapi pasti, ada beberapa hal yang hilang. Entah secara kita sadari ataupun tidak. Terutama bagi masyarakat Indonesia yang menganut budaya timur. Hal-hal yang hilang itu diantaranya, kepribadian, keluhuran budi dan tata krama.

Kepribadian, keluhuran budi dan tata krama adalah sedikit dari nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah mengakar dan menjadi budaya. Namun, cobalah lihat disekitar kita sekarang! Anak-anak kecil, remaja, dewasa, bahkan mereka yang usianya telah renta, tidak takut untuk melanggar norma-norma dan tata krama. Keadaan yang paling parah adalah keadaan para tunas bangsa. Muda-mudi remaja yang berada pada masa transisi. Bukan transisi untuk lebih dewasa dan lebih baik. Tapi, transisi kepada masa kemunduran intelektualitas, tata krama dan sopan-santun. Saya tidak bicara tentang minoritas muda-mudi yang menjadi kebanggaan negeri, tapi Saya berbicara tentang mayoritas.  Kenapa? Karena muda-mudi zaman sekarang lebih banyak dan lebih mudah melakukan penyimpangan dari pada berfikir tentang kematangan sikap, ucapan dan perilaku.

         1. Pemahaman Tentang Evaluasi Diri

Evaluasi diri adalah sikap kita terhadap diri mengenai apa yang sebaiknya diperbuat setelah kita melakukan sesuatu. Beberapa sikap untuk mengevaluasi diri agar lebih baik dapat kita pelajari dan kita amalkan, antara lain: sikap integritas, antusiasme, melayani orang lain, dan melihat sesuatu dengan kebaruan. Sikap-sikap tersebut tidak terlepas dari sikap evaluasi diri yang menjadikan sikap kita semakin bijak dalam menjalani hidup

         2. Sikap Integritas

Integritas adalah langkah awal meraih kebesaran sejati. Integritas terapanlah yang membuat manusia benar-benar besar. Ada tiga golongan orang-orang yang berbicara tentang integritas. Orang yang menyatakan sebagai orang yang berintegritas dan orang yang dengan mudah menjadi itu sendiri. Orang yang berintegritas selalu berusaha dalam mengevaluasi diri agar menjadi orang yang baik. Dalam diri seseorang, hidup sebuah prinsip yang berpusat pada hidup, yaitu sebuah integritas. Integritas sudah tertanam dalam dirinya, Ia sedang hidup dengan integritas tersebut? menjadi orang yang berintegritas, orang melihat hidup dengan cara yang berbeda, melalui sebuah cermin sosial yang menunjukkan sebuah kebenaran dalam hidup 

3. Melihat Sesuatu Dengan Kebaruan

Kita tidak boleh berhenti untuk terus eksplorasi terhadap diri kita sendiri. Dan akhir dari semua eksplorasi kita akan sampai pada dimana kita memulai dan mengetahui tempat itu pertama kali.

4.  Perlunya Introspeksi Diri ....!?

Mengapa harus introspeksi diri ?. Sebuah kapal yang akan berlayar pasti membutuhkan petunjuk arah. Namun tak kalah pentingnya adalah selalu mengetahui posisi yang benar ketika di lautan lepas. Karena sedikit kekeliruan membuat kapal tersesat dan kehilangan arah.

Demikian halnya kehidupan kita. Secara berkala kita perlu evaluasi. Ada banyak peristiwa dimana kita harus belajar dan membiasakan introspeksi diri. Bercermin untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi, agar dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Introspeksi diri sangat diperlukan karena :

      (a). Proses tidak selalu berjalan konstan

      (b). Pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil yang sama

      (c). Selalu ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang

      (d).  Tiap masalah memiliki titik kritis tersendiri.

 

Bagaimana membangun sikap introspeksi diri

1.   Memahami kelemahan pribadi

Introspeksi diri diawali dengan sikap rendah hati. Menyadari bahwa kita tidak luput dari kekeliruan atau kesalahan. Orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada pertumbuhan pribadi, karena hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan Tuhan. Memahami titik kritis berarti memiliki sikap waspada dan antisipasi. Kemampuan untuk menjaga diri dan mewaspadai situasi sebelum terjadi hal-hal yang fatal.

2.   Agenda introspeksi

Kapan dan apa saja dalam diri kita yang perlu untuk dievaluasi? Pertama, sebelum melakukan sesuatu. Ada pepatah mengatakan bahwa orang yang mau membangun menara pasti akan memperhitungkan anggaran biayanya. Introspeksi dalam hal langkah awal yang harus dilakukan, bagaimana rencana dan kesanggupan atau sumber-sumber yang kita miliki.

Kedua, ketika sedang melakukan sesuatu. Introspeksi diperlukan untuk mencegah agar tidak terlanjur lebih jauh lagi jika ternyata ada kekeliruan. Hal-hal yang perlu di evaluasi adalah metode dan cara, asumsi dan pandangan, pengetahuan dan keahlian yang digunakan. Proses antisipasi titik kritis dan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.

Ketiga, setelah melakukan sesuatu. Pengalaman selalu merupakan guru yang terbaik. Introspeksi diri berguna untuk tindakan perbaikan atau recovery jika terjadi kekeliruan. Atau menjadi pembelajaran agar kelak kita tidak mengulang kesalahan yang sama.

3. Proses menuju pribadi yang lebih baik

Introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Tetapi bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri. Orang yang sulit melakukan introspeksi diri cenderung bersikap kekanak-kanakan. Karena kedewasaan dan kematangan pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri sendiri. 

Mengenali diri sendiri adalah hal yang susah-susah gampang. Pasalnya, kita lebih sering berfikir kalau kita lebih baik dari pada orang lain. Dan orang lain tentunya terlihat lebih buruk dari kita. Agar berhasil, kita harus melepaskan egoisme kita dan berusaha untuk melapangkan dada serta positif thingking pada setiap kritik dan saran dari orang-orang di sekitar kita.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

1. Kelebihan diri adalah potensi yang membuahkan hasil yang nyata atau dapat dirasakan orang lain.

2. Kekurangan/kelemahan diri adalah nilai yang cenderung dilihat oleh orang lain, untuk itu jagalah ucapan kita ataupun perilaku kita.

3. Jadilah seperti padi semakin berisi semakin merunduk! Setiap kelebihan kita berpotensi terlihat seperti keburukan bagi orang lain apabila tidak diiringi dengan kerendahan hati. Trust me!

4. Kelapangan dada atau pikiran yang tidak picik sangat diperlukan dalam mengenali diri sendiri.

Perubahan

Siapkah kita untuk membuat evaluasi dan memulai perubahan? Jawabannya kalian sendiri yang tentukan. Tapi, kalau ingin menjadi lebih baik, suka ataupun tidak, siap ataupun tidak, kita harus memulai perubahan. Kenapa? Lihat paragraf sebelumnya.  Berikut adalah tips-tips untuk memulai suatu perubahan :

1.    Catat kelebihan diri untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan diri.
2.    Catat kekurangan diri sebagai bahan evaluasi.
3.    Buat langkah-langkah untuk merubah kekurangan dan menjadi potensi.
4.    Lakukan perubahan setidaknya 21 hari. Ingat bak pepatah, tak bisa karena biasa, karena

       terbiasa lama-lama menjadi bisa.

Untuk kebanyakan orang, perubahan adalah hal yang begitu sulit, terutama saat awal yang baru telah dimulai, perubahan baikpun akan mengundang antipati dari lingkungan sekitar. Itulah kenapa banyak orang yang sudah berubah tapi pada akhirnya berhenti di tengah jalan dan kembali ke tabiat semula.

Tapi, pikirkanlah proses yang telah kita lalui selama masa transisi atau bahkan masa-masa sebelumnya. Pikirikanlah apa kita ingin selamanya di cap tidak baik atau kita ingin menjadi lebih baik? Pikirkan juga hal apa yang akan kita dapatkan jika kita bertahan dimasa transisi itu. Evaluasi, apresiasi dan kepercayaan lingkungan sekitar terhadap kepribadian baru kita, yang tentunya lebih baik dari sebelumnya. Ayo kita hirup aroma perubahan itu dan berpegang teguh pada apa yang sudah kita mulai. Awal yang baru, motivasi baru, dan rewardnya adalah pujian dan kesuksesan pada akhirnya nanti.***

Tugas Kuliah:

Buatlah rangkuman materi kuliah dan berilah catatan penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7 (tujuh) hari setelah kuliah.  

No comments:

Post a Comment