KEBAHAGIAAN- PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
“Allah tidak akan mengubah
kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)
Kotak-1:
Alam bawah sadar menentukan mindset. Mindset menentukan emosi. Emosi menentukan cara bertindak. Cara bertindaka
menentukan hasil.
Bahagia atau tidak tergantung
cara berpikir.
Tugas-1:
Alam
bawah sadar
Gambarlah
pemandangan yang terindah menurutmu. Setelah gambar selesaI, Lalu
perhatikan yang digambar dengan
baik. Yang digambar adalah apa yang tersimpan dalam alam bawah sadar, yang
tersimpan dalam alam mimpi. Ungkaplah apa sebenarnya gambaran terindah dalam
alam bawah sadar.
Tugas-2:
Dua
orang pengemudi taksi. Satu supir dengan kesusahannya dan satu supir dengan
kemahagiaannya. Bahagia itu,
Sheila Dara
Arti Kebahagiaan
https://greatmind.id/article/arti-kebahagiaan
Apa sih kebahagiaan itu? Apakah ketika pekerjaan dan keuangan
lancar? Tapi kalau ternyata kita tidak bisa menikmati apa yang dimiliki,
tidak punya orang-orang terdekat yang dapat dibagikan rezeki itu kita
sebenarnya bisa saja tetap tidak bahagia. Lalu apa itu bahagia?
Banyak orang yang masih mencari arti bahagia itu sendiri kemudian menjadikannya tujuan utama hidup. Berbeda dengan apa yang aku pikirkan. Menurutku menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama hidup bisa membuat kita tidak bahagia dalam prosesnya. Memahaminya, aku jadi lebih santai menjalani keseharian tanpa harus memikirkan apa yang dapat membuatku paling bahagia di masa depan. Aku berusaha menghargai apa yang aku miliki. Keluarga yang mendukung, pertemanan yang memahami perjalanan hidupku adalah hal-hal kecil yang perlu aku hargai karena mungkin tidak semua orang punya itu. Inilah yang akhirnya juga membuatku mudah merasa bahagia dengan apa yang ada di sekelilingku.Menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama hidup bisa membuat kita tidak bahagia dalam prosesnya.
Jujur, aku bukan tipe orang yang
bisa menetapkan definisi bahagia dengan satu hal saja. Main sama kucing atau
sekadar bertemu dengan teman-teman saja sudah bisa jadi definisi bahagia. Aku
tahu semua orang pasti mau bahagia tapi aku tidak menjadikan kebahagiaan
sebagai sebuah keharusan yang dikejar. Go with the flow. Itulah
yang cukup menjelaskan kepribadianku. Aku lebih suka menikmati apa yang ada
sekarang – saat ini. Karena kenyataannya tidak sulit membuatku senang.
Tidak perlu sesuatu yang besar. Kalau sedang merasakan hal yang tidak
menyenangkan saja aku bisa dengan mudah mencari hal-hal kecil yang dapat
membuat lebih bersyukur dan mengembalikan suasana hati yang baik. Meskipun aku
tahu hidup tidak mungkin bahagia terus. Kalau sepanjang hidup selalu bahagia
rasanya jadi tidak bisa benar-benar membedakan mana bahagia mana tidak.
Ada saatnya juga aku merasa tidak
bahagia. Seperti terkadang punya ekspektasi yang ternyata tidak tercapai. Jika
itu terjadi biasanya aku pasti akan evaluasi apa yang membuat ekspektasiku
tidak tercapai. Setelahnya ya sudah mencoba melakukan yang terbaik di kemudian
hari. Pada dasarnya aku tidak suka berlama-lama dalam situasi
tidak menyenangkan.
Seperti misalnya dulu ketika punya ekspektasi atau opini yang berbeda dengan orang lain aku seringkali tidak berani bilang karena takut melukai. Takut merusak hubungan yang sudah dijalin lama. Akhirnya aku memendam rasa tidak terima pada situas. Kesal dan sedih sendiri. Aku memang seseorang yang tidak suka konflik. Malas membicarakan apa yang tidak aku suka lalu menyangkal bilang, “Kayaknya tidak apa-apa berada di kondisi tidak menyenangkan ini.” Walaupun sebenarnya aku hanya menumpuk perasaan yang mengganjal saja. Lambat laun aku mulai melakukan evaluasi diri dan mulai menyadari untuk melepas satu persatu emosi dalam satu kondisi yang aku tidak terima. Aku mulai menelaah segala perasaan yang bisa disampaikan ke orang lain apakah memang bisa dibicarakan baik-baik. Semakin aku belajar untuk terus melepaskan perasaan tidak terima itu semakin aku bisa merasa lega dan bahagia.
Semakin aku belajar untuk terus melepaskan
perasaan tidak terima itu semakin aku bisa merasa lega dan bahagia.
Sebenarnya aku juga tidak tahu
apakah sikapku sekarang yang lebih 'bodo amat' lebih baik daripada
sikapku yang lebih memikirkan perasaan orang. Aku tidak tahu apakah ini bisa
membuatku jadi pribadi yang lebih baik atau tidak karena parameter kebaikan
buatku sangat abstrak. Setiap orang punya standar yang berbeda-beda dalam
menentukan kriteria pribadi yang lebih baik. Yang aku pilih adalah perilaku
yang bisa membuatku lebih sehat. Ketika sekarang sudah bisa lebih bicara pada
orang-orang terdekat apa yang dirasakan aku merasa lebih lega. Sebelum bisa
terbuka orang sekitarku sering bertanya-tanya, "Sheila maunya gimana,
sih?" Sekarang mereka jadi lebih paham apa yang aku mau.
Aku juga cukup percaya definisi
kebahagiaan bisa saja berubah nantinya. Karena manusia pasti berubah seiring
pengalaman yang dilewati. Contohnya di aspek hubungan asmara. Dulu aku merasa
lebih bahagia jika bisa bersama dengan seseorang yang perhatian sekali. Tapi
sekarang aku merasa tidak harus. Kalau ada pekerjaan sampai tidak bisa
dihubungi aku lebih memilih untuk bersama seseorang yang bisa memahami bagaimana
aku butuh ruang sendiri. Sehingga sekarang hubungan yang ideal menurutku adalah
hubungan dengan komunikasi dua arah yang bisa dengan leluasa berkata sejujurnya
jika ada masalah. Aku berharap orang tersebut bisa mendukung apa yang aku
lakukan dan memberitahu jika aku ada kesalahan.
Aku
juga cukup percaya definisi kebahagiaan bisa saja berubah nantinya. Karena
manusia pasti berubah seiring pengalaman yang dilewati.
Dengan tidak menetapkan arti kebahagiaan, hubungan, pertemanan dan keluarga harmonis aku dapat belajar untuk lebih menghargai apa yang aku punya dan memahami orang lain. Kebahagiaan, hubungan keluarga, pertemanan dan percintaan itu bukan hanya tentang diri sendiri. Tidak cuma mendahulukan kebahagiaanku dan mengabaikan kebahagiaan orang lain. Sebisa mungkin aku ingin ketika aku bahagia orang di sekitarku juga bahagia.
Tulisan
Sheila Dara berjudul: Pengertian Kebahagiaan dari Perspektif Psikologi
Positif dalam http://www.indopositive.org/2019/11/pengertian-kebahagiaan-dari-perspektif.html.
Apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup? Kebahagiaan barangkali hal yang menjadi sangat penting dalam pencarian kita. Akan tetapi, sebelum menemukannya, pemaknaan akan kebahagiaan tersebut masih menjadi perbincangan dan topik penelitian, khususnya di bidang psikologi positif. Secara mendasar, kebahagiaan umumnya mengacu pada emosi positif yang dirasakan serta aktivitas positif yang disukai oleh seseorang. Benarkah demikian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kebahagiaan adalah perasaan bahagia, terdapat kesenangan dan ketenteraman hidup baik lahir dan batin. Kali ini mari kita mempelajari kebahagiaan dari perspektif psikologi positif.
Mari melihat beberapa pengertian kebahagiaan dari perspektif psikologi positif:
Menurut Robert Biswas-Diener dan Bean Den kebahagiaan berupa kualitas dari keseluruhan hidup manusia yang membuat kehidupan menjadi baik se- cara keseluruhan seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang tinggi, pendapatan yang lebih tinggi dan tempat kerja yang baik. Individu yang memiliki kebahagiaan tinggi akan merasakan bahwa pekerjaan, perkawinan, dan area lain di dalam kehidupan terasa memuaskan.
Related
• Bagaimana
Coping Stres Membantu Kita Lebih Dekat dengan Bahagia?
• Konsumsi
7 Makanan Ini Dapat Membuat Kita Lebih Bahagia
• Rekonstruksi
Kebahagiaan ODHA: Selamat Hari AIDS Sedunia, 1 Desember
Menurut Alan Carr, secara keseluruhan kebahagiaan tergantung pada evaluasi kognitif kepuasan dalam berbagai domain kehidupan seperti keluarga, pekerjaan, pengaturan, dan pengalaman afektif.
Martin Seligman, sebagai Bapak Psikologi Positif dalam konsep Autenthic Happiness mengatakan bahwa emosi positif seseorang terkait dengan hal-hal yang membahagiakan dapat dibagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu: emosi positif terhadap masa lalu, emosi positif terhadap masa kini, dan emosi positif terhadap masa depan. Untuk masa lalu, emosi positif tersebut adalah kepuasan hidup (satisfaction), sedangkan untuk masa depan, emosi positif tersebut adalah optimis. Selain itu, untuk masa kini emosi positif dikenal dengan konsep kebahagian.
Aspek Kebahagiaan
a. Kognitif
Kepuasan hidup termasuk dalam komponen kognitif karena keduanya didasarkan pada keyakinan (sikap) tentang kehidupan seseorang. Kepuasan hidup merupakan penilaian seseorang dalam kualitas kehidupannya secara menyeluruh.
b. Afektif.
Afektif dibagi menjadi dua yaitu, afek positif dan afek negatif. Afek positif atau emosi yang menyenangkan merupakan bagian dari Subjective Well Being karena merefleksikan reaksi seseorang terhadap peristiwa dalam hidup seseorang yang dianggap penting baginya karena kehidupannya berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan olehnya. Afek negatif termasuk suasana hati dan emosi yang tidak menyenangkan serta merefleksikan respon-respon negatif yang dialami oleh seseorang terhadap hidup mereka, kesehatan, peristiwa-peristiwa yang terjadi dan lingkungan-lingkungan mereka.
Faktor Kebahagiaan
Adapun faktor-faktor kebahagiaan menurut Martin Seligman, yaitu:
a. Agama
Orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius. Hal ini dikarenakan agama memberikan harapan akan masa depan dan menciptakan makna dalam hidup bagi manusia. Selain itu, keterlibatan seseorang dalam kegiatan keagamaan atau komunitas agama dapat memberikan dukungan sosial bagi orang tersebut. Hubungan antara harapan akan masa depan dan keyakinan beragama merupakan landasan mengapa keimanan sangat efektif melawan keputus asaan dan meningkatkan kebahagiaan.
b. Kehidupan Sosial
Orang yang sangat bahagia menjalani kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan, paling sedikit menghabiskan waktu sendirian dan mayoritas dari mereka bersosialisasi.
c. Pendidikan
Pendidikan lebih berpengaruh terhadap kebahagiaan pada negara-negara miskin. Namun demikian walaupun pengaruh pendidikan terhadap kebahagiaan kecil, tetapi cukup signifikan, karena pendidikan mempengaruhi status pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh seseorang.
Demikianlah pengertian kebahagiaan dari perspektif psikologi positif. Sekiranya ini bisa menjadi langkah awal untuk memahami konsep tersebut dan dikembangkan untuk masa yang akan datang.
Tugas
Kuliah:
Buatlah rangkuman materi kuliah dan berilah catatan
penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7 (tujuh) hari
setelah kuliah.
No comments:
Post a Comment