EMOSI- PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
“Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka
mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)
Kotak:Menurut
neuroscience, kemampuan berpikir mempengaruhi emosi, emosi mempengaruhi
motivasi, motivasi mempengeatuhi kualitas kerja, kualitas kerja mempengaruhi
hasil. Emosi positif menghasilkan
menghasilkan motivasi positif, dan Emosi negatif menghasilkan
menghasilkan penurunan motivasi. Tentukan tujuan dengan emosi positif.
Tugas
permainan:
1.
Supit taksi : antara setoran – jalan jalan
2.
Loteng bocor: memaki-maki- tambahan air
3.
Pelatihan: capek- tiket ke surga
4.
Pencuri slop di mesjid: beli slop baru
5.
Anak mencoret dinding: kerta
6.
Katak jatuh ke susu kental: ketakutan, mengeluh, menangis, tidak berbuat, lalu
mati atau berusaha, meloncat dan hidup.
Emosi
Menurut Wikipedia,
emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu.[1] Emosi
adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan
ketika merasa senang mengenai
sesuatu, marah kepada
seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Kata "emosi" diturunkan
dari kata bahasa Prancis, émotion, dari émouvoir,
kegembiraan' dari bahasa Latin emovere,
dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan
ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai
contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin
datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati
yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Semua emosi berasal dari
sistem limbik otak yang
kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika
sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Sistem limbik orang tidaklah sama.[4] Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada
orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka
memperoleh informasi negatif.
Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu
emosi yang sama. Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan emosi tersebut. Pada
saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan
pekerjaan.
Emosi penting terhadap pemikiran
rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia
sekitar. Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah
menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.
Dalam ”The Expression of the
Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu
untuk membantu manusia memecahkan masalah.[4] Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar
dapat bertahan hidup –tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari
tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan
memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
manusia. manusia lain (https://id.wikipedia.org/wiki/Emosi)
Emosi Dasar
Dr.Yusra
Firdaus, dalam tulisannya: Pahami 7
Jenis Emosi Dasar yang Ternyata Punya Fungsi Masing-masing (https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/jenis-emosi-dan-fungsinya/#gref), dan dr. Reni Utari dalam Macam-macam Emosi yang Membuat Anda Menjadi
Manusia Seutuhnya (https://www.sehatq.com/artikel/macam-macam-emosi-yang-membuat-anda-menjadi-manusia-seutuhnya) menulis bahwa jenis-jenis emosi dasar manusia yang memengaruhi seseorang
dalam berperilaku.
1.
Kebahagiaan
Dari semua
jenis emosi, kebahagiaan adalah emosi yang paling diinginkan dan dicari oleh
semua orang. Emosi ini diartikan sebagai keadaan emosi yang menyenangkan,
seperti perasaan puas, gembira, dan sejahtera. Kebahagiaan dapat diekspresikan
dengan banyak cara, seperti melalui:
1. Ekspresi
wajah tersenyum
2. Nada
suara ceria yang menyenangkan
3. Bahasa
tubuh yang terlihat santai atau bersemangat
Perasaan bahagia mengarahkan seseorang untuk bersyukur serta
memahami diri sendiri dan orang lain lebih baik lagi. Kebahagiaan merupakan
salah satu contoh emosi positif yang memainkan peran penting dalam kesehatan
fisik dan mental. Salah satunya adalah memperpanjang usia. Kebahagiaan dapat
berpengaruh terhadap kesehatan fisik.
Sebaliknya,
jika Anda tidak merasa bahagia, seperti kecemasan, stres, depresi, dan kesepian
dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan menurunkan tingkat kualitas hidup.
Rrang yang sulit menemukan emosi bahagia akan mudah untuk stres dan depresi, yang juga
berujung pada imunitas yang rendah.
Gambar: Ilustrasi sedang bahagia
2.
Kesedihan
Kebalikan
dari rasa bahagia, banyak orang yang tidak menginginkan kesedihan. Emosi ini
ditandai dengan perasaan kecewa, putus asa, tidak tertarik, dan suasana hati
yang buruk. Seperti emosi lainnya, kesedihan bisa datang kapan saja dan dialami
oleh semua orang dari waktu ke waktu.
Pada
beberapa kasus, orang yang merasakan kesedihan berkepanjangan dan parah bisa
berubah menjadi depresi. Kesedihan dapat diungkapkan dengan beberapa cara
termasuk:
1. Suasana
hati yang muram
2. Diri yang
cendrung diam
3. Lesu dan
tidak bersemangat
4. Berusaha
menarik diri dari orang lain
5. Menangis
Tingkat
kesedihan yang dirasakan oleh setiap orang berbeda-berbeda, tergantung dari
penyebab dan bagaimana cara orang tersebut mengatasi kesedihannya. Namun, merasakan kesedihan tidak sepenuhnya buruk, merupakan emosi yang
wajar dirasakan banyak orang.
Emosi ini
bisa mengarahkan Anda untuk memahami dan tahu caranya untuk bangkit, mengobati
diri sendiri, dan merenungkan kembali untuk tidak lagi sedih atau kecewa di
kemudian hari.
Gambar: Ilustrasi sedang sedih
3.
Ketakutan
Saat merasakan adanya indikasi bahaya, seseorang akan merasakan emosi takut dan mengalami respons yang disebut respons fight or flight (melawan atau lari). Takut merupakan emosi yang kuat dan berperan penting dalam dalam pertahanan hidup. Respons fight or flight juga membantu kita menyiapkan diri untuk melawan ancaman tersebut.
Ketakutan
adalah emosi kuat yang memerankan peran penting bagi Anda untuk bertahan
hidup. Saat Anda merasakan emosi ini, otot menjadi tegang, jantung
berdetak lebih cepat, dan pikiran jadi lebih waspada. Misalnya, ketika dalam
keadaan bahaya, rasa takut akan muncul dan menimbulkan respon untuk
mempertahankan diri, seperti lari atau meminta bantuan orang lain. Maka itu,
setiap orang dibekali jenis emosi ini supaya dapat merespon ketika berada dalam
bahaya. Ketakutan dapat meliputi berbagai ekspresi, seperti:
1. Ekspresi
wajah yang takut; melebarkan mata dan menundukkan kepala
2. Berusaha
untuk sembunyi, menghindar, atau berani menghadapi ancaman
3. Tubuh
berkeringat, detak jantung dan napas jadi cepat.
Rasa takut
bisa berkaitan erat dengan kecemasan. Misalnya, orang yang mengidap kecemasan sosial akan merasakan takut dalam
menghadapi situasi sosial. Ketakutan biasanya muncul ketika ancaman terjadi
secara langsung. Emosi ini akan menumbuhkan dan memupuk rasa berani, sehingga
akan membuat Anda lebih tangguh ketika mengalami kondisi yang sama.
Gambar: Ilustrasi sedang ketakutan
4.
Jijik
Rasa jijik
dapat berasal dari banyak hal, termasuk rasa, pemandangan, atau bau yang tidak
menyenangkan. Rasa jijik ditandai dengan rasa tidak suka, baik itu melihat,
mencium, merasakan, atau mendengar sesuatu sehingga berusaha keras untuk
menghindarinya. Walaupun terdengar buruk, emosi ini dapat membangun sikap diri
untuk menjaga kebersihan sehingga tubuh terhindar dari penularan penyakit. Seseorang
juga dapat mengalami kejijikan moral saat melihat individu lain berperilaku
yang mereka anggap tidak menyenangkan, tidak bermoral, atau jahat. Rasa jijik
biasanya ditunjukkan dengan beberapa cara, seperti:
1. Berpaling
menjauh dari objek yang dianggap menjijikan
2. Reaksi
fisik seperti mual dan ingin muntah
3. Ekspresi wajah
yang mengerutkan hidug, menyipitkan mata, dan menekuk bibir ke atas.
Gambar: Ilustrasi sedang jijik
5.
Marah
Marah bisa
memberikan efek positif namun juga bisa negatif. Sisi positifnya, misalnya,
marah dapat menjadi langkah untuk memperbaiki suatu hubungan karena Anda mampu
mengekspresikan kebutuhan terhadap pasangan, keluarga, dan teman dekat.Namun,
jika marah diekspresikan berlebihan, marah dapat berubah menjadi kekerasan
terhadap orang lain. Marah yang tak dikendalikan juga bisa memicu masalah
psikologis dan dapat berbahaya untuk tubuh. Perasaan marah juga dibutuhkan
untuk melindungi diri dan merespons ancaman. Kemarahan sering ditunjukkan
dengan berbagai ekspresi, seperti:
1. Ekspresi wajah, termasuk dengan mengerutkan kening
atau melotot
2. Bahasa tubuh, seperti mengambil sikap yang kuat
atau berpaling dari seseorang
3. Nada suara, seperti berbicara kasar atau berteriak
4. Respons fisiologis, seperti berkeringat atau
memerah
5. Perilaku agresif seperti memukul, menendang, atau melempar
benda
Walaupun
sering dianggap sebagai emosi negatif, marah ternyata dapat memotivasi Anda
untuk mengambil tindakan dan mencari solusi terhadap berbagai hal yang
mengganggu Anda.
Kemarahan yang dianggap buruk adalah kemarahan yang tidak terkendali, berlebihan, diekspresikan dengan cara yang berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain. Kemarahan tersebut membuat seseorang sulit untuk membuat keputusan yang rasional dan bakan dapat berdampak buruk pada kesehatan.
6.
Kaget atau terkejut
Terkejut
atau kaget bisa dikategorikan sebagai emosi positif, emosi negatif, dan juga
netral. Kondisi ini biasanya terjadi sangat singkat akibat sesuatu hal yang
tidak terduga. Tanpa Anda sadari, emosi ini ternyata penting untuk perilaku
seseorang. Kenapa? Sebab rasa terkejut atau kaget dapat memotivasi seseorang
untuk bersikap lebih tenang dan belajar untuk mengontrol diri dan emosi.
Beberapa cara untuk mengekspresikan rasa kaget atau terkejut, antara lain:
1. Respons
fisik melompat atau melangkah mundur
2.
Mengeluarkan suara teriakan, menjerit, atau tengah-engah
3. Respons
lainnya, melawan atau berlari
4. Ekpresi
wajah menaikkan alis, melebarkan mata, atau membuka mulut.
Emosi
terkejut bisa bersifat positif, negatif, atau netral. Seperti ketakutan atau
amarah, terkejut juga dapat menjadi respons fight or flight. Orang yang
terkejut mungkin akan mengalami kenaikan hormon adrenalin untuk memutuskan
apakah ia akan melawan (fight) atau melarikan diri (flight).
Gambar: Ilustrasi sedang kaget
7.
Emosi lainnya
Emosi-emosi
sebelumnya, lebih sering terjadi pada Anda dibandingkan dengan beberapa emosi
ini, seperti merasa terhibur, malu, merasa bangga, merasa bersalah, atau merasa
terhina. Emosi-emosi ini bisa meniru emosi lainnya, artinya tidak selalu pasti
digambarkan dengan ekspresi yang sama. Misalnya, merasa malu bisa ditunjukkan
dengan wajah menunduk seperti ketakutan, wajah memerah seperti marah, dan
berusaha memalingkan diri seperti rasa jijik. Hello Health Group dan Hello
Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek
laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.
Gambar: Ilustrasi emosi
Pengendalian emosi
Tulisan Edelweis Lararenjana berjudul: 6
Cara Mengontrol Emosi Negatif yang Berlebihan Pada Diri, Ampuh Redam Amarah
tanggal 20 Juni 2020 (https://www.merdeka.com/jatim/6-cara-mengontrol-emosi-negatif-yang-berlebihan-pada-diri-ampuh-redam-amarah-kln.html) menjelaskan 6 cara mengontrol
emosi. Demikian juga dr. Meva Nareza menulis: Cara
Mengendalikan Emosi agar Tidak Merugikan Diri Sendiri ( https://www.alodokter.com/cara-mengendalikan-emosi-agar-tidak-merugikan-diri-sendiri). Langkah-langkah pengendalian
emosis dapat dilakukan dengan cara:
1.
Berpikiran dan bersikap positif
Anda mungkin
tidak dapat mengubah situasi buruk yang menimpa Anda, namun Anda bisa mengubah
sudut pandang Anda untuk melihat situasi tersebut menjadi lebih positif.
Misalnya,
Anda merasa kecewa karena mendapat banyak kritik pada presentasi yang baru saja
Anda berikan. Pada situasi seperti ini, cobalah pikirkan sisi positifnya bahwa
kritik tersebut sebenarnya dapat bermanfaat bagi pertumbuhan karier Anda kelak.
Selain itu, coba tenangkan diri Anda dengan mengambil napas panjang lalu tutup mata Anda. Sadarilah keberadaan, perasaan, dan pikiran Anda saat ini, termasuk keadaan sekitar Anda. Hal ini dapat membuat Anda lebih sadar dan bersikap lebih positif dalam merespons segala sesuatu.
2.
Hindari situasi yang bisa memicu munculnya emosi negatif
Hindarilah
situasi yang bisa membuat Anda merasakan emosi negatif. Sebagai contoh, jika
Anda mudah kesal saat terburu-buru atau terjebak macet, Anda dapat mengatur
waktu untuk berangkat saat arus jalan sedang tidak terlalu macet.
Bila emosi tersebut datang saat melihat media sosial atau bahkan datang saat bersama orang-orang tertentu, tidak ada salahnya Anda beristirahat sejenak dari log in media sosial atau bertemu dengan orang-orang tersebut.
3.
Lakukan aktivitas yang menyenangkan
Melakukan
aktivitas yang menyenangkan dapat membawa pengaruh positif bagi hidup Anda,
misalnya:
(a). Berolahraga.
Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, namun juga merupakan sarana untuk
mengelola stres. Yoga, tai chi, dan aerobik merupakan beberapa contoh latihan
fisik yang baik bagi kesehatan mental.
(b). Mempelajari
kemampuan baru seperti mempelajari bahasa atau pun alat musik dapat
membangkitkan kepercayaan diri Anda dan menjadi salah satu cara yang baik untuk
mengendalikan emosi.
(c). Menjaga
komunikasi dengan orang-orang terdekat Anda, seperti keluarga, sahabat, atau
tetangga, yang bisa membuat Anda nyaman. Keluarga dan sahabat bisa menjadi
tempat berbagi ketika Anda sedang menghadapi kesulitan atau permasalahan yang
berat.
(d).Memberikan senyum, waktu, atau bantuan untuk orang lain. Semua hal ini dapat membawa pengaruh positif bagi diri Anda dan juga orang lain. Cobalah untuk mengikuti program bakti sosial, menjadi relawan, atau mendonorkan darah.
4. Jangan
Langsung Bereaksi
Cara mengontrol emosi negatif yang pertama adalah
dengan jangan langsung bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu hal atau
kejadian. Bereaksi dengan segera terhadap pemicu emosi bisa menjadi kesalahan
besar dalam hidup. Ketika sedang emosi, Anda akan dengan mudah mengatakan atau
melakukan sesuatu yang nantinya akan Anda sesali. Sebelum menyangkal pemicunya
dengan argumen emosional Anda, tarik napas panjang dan stabilkan impuls yang
luar biasa itu. Terus bernapas dalam-dalam selama lima menit, rasakan ketika
otot-otot menegang dan detak jantung kembali normal. Ketika Anda menjadi lebih
tenang, tegaskan pada diri sendiri bahwa ini semua hanyalah sementara.
5. Cari
Bimbingan yang Tepat
Cara mengontrol emosi negatif yang kedua adalah dengan segera mencari bimbingan atau bantuan yang tepat. Salah satu contohnya adalah kepada Tuhan. Iman adalah rahmat keselamatan manusia di saat-saat tergelap dalam hidupnya. Tidak peduli apa keyakinan Anda, mengembangkan hubungan yang sehat dengan Tuhan akan membantu Anda mengatasi hambatan hidup dengan jauh lebih mudah. Ini karena ketika Anda percaya pada kekuatan yang lebih tinggi, dan juga percaya pada kekuatan intervensi ilahi untuk menunjukkan kepada Anda apa yang harus Anda lakukan, mengajari Anda mengapa ada sesuatu yang terjadi atau bahkan menyelamatkan Anda dari situasi tertentu yang tidak diinginkan. Ketika terbebani dengan emosi, tutup mata, bayangkan solusi positif untuk masalah Anda, dan minta alam semesta untuk menerangi jalan terbaik ke depan.
6. Temukan
Lingkungan dan Aktivitas yang Sehat
Cara mengontrol emosi negatif yang ketiga adalah
dengan menemukan dan bergabung dengan lingkungan yang sehat. Setelah Anda
berhasil mengendalikan emosi, hal selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah
melepaskan emosi tersebut dengan cara yang sehat. Emosi memang tidak seharusnya
dipendam. Cara meluapkan emosi yang sehat adalah dengan pergi menemui seseorang
yang Anda percayai dan menceritakan kepada mereka apa yang terjadi. Mendengar
pendapat selain dari diri Anda sendiri dapat membantu memperluas kesadaran.
Selain bercerita pada orang terdekat dan terpercaya,
Anda juga bisa menuliskannya di jurnal harian. Atau, ada sebagian orang yang
merasa terbantu ketika melakukan latihan yang agresif, seperti kickboxing atau
seni bela diri, untuk melepaskan perasaan atau emosi negatifnya. Lakukan
aktivitas apa pun yang paling cocok untuk Anda, guna membebaskan diri dari
sentimen yang terpendam.
7. Lihat
Gambaran Besar dari Setiap Kejadian
Cara mengontrol emosi negatif yang ke empat adalah
dengan selalu berusaha melihat gambaran besar dari setiap kejadiannya. Setiap
kejadian dalam hidup, baik atau buruk, pasti memiliki tujuan yang lebih tinggi.
Kebijaksanaan berarti mampu melihat melampaui keadaan saat itu dan memahami
makna yang lebih besar dari situasi apa pun.
Anda mungkin tidak memahami maksudnya pada awalnya, tetapi seiring berjalannya waktu, Anda akan mulai melihat gambaran yang lebih besar jatuh ke dalam urutan yang sempurna. Bahkan di tengah-tengah momen yang secara emosional mengecewakan, percayalah bahwa ada tujuan akhir yang akan segera Anda pahami.
8. Ubah
Mindset Anda
Cara mengontrol emosi negatif yang kelima adalah
dengan mengubah mindset atau pola pikir Anda terhadap segala sesuatunya. Emosi
negatif cenderung akan mengikat diri kita pada pikiran negatif yang
berulang-ulang, menciptakan siklus pola negatif yang sama.
Setiap kali Anda dihadapkan dengan emosi yang membuat
Anda merasa atau memikirkan sesuatu yang buruk, paksa emosi tersebut untuk
keluar dari pikiran dan gantikan dengan pikiran yang berbeda. Bayangkan
resolusi ideal untuk masalah yang sedang terjadi, pikirkan tentang seseorang
yang membuat Anda bahagia, atau mengingat peristiwa yang membuat Anda
tersenyum.
9. Maafkan
Pemicu Emosi Anda
Cara mengontrol emosi negatif yang ke enam adalah
dengan mencoba memaafkan pemicu emosional Anda. Pemicu emosional bisa jadi
adalah teman baik, anggota keluarga, diri Anda sendiri atau semua yang
disebutkan barusan.
Anda mungkin merasakan gelombang kemarahan tiba-tiba
ketika seorang teman melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Anda atau
kebencian pada diri sendiri ketika Anda mengingat sesuatu yang bisa Anda
lakukan secara berbeda. Tetapi ketika Anda memaafkan, itu artinya Anda
melepaskan diri dari jeratan emosi negatif tadi.
Anda melepaskan diri dari kebencian, kecemburuan atau kemarahan yang ada dalam diri. Saat diri berhasil memaafkan, Anda akan terlepas dari perasaan keras yang melekat pada jiwa.
Menjaga kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga
kesehatan fisik karena keduanya saling memengaruhi. Jika emosi Anda terganggu,
tubuh juga akan rentan terhadap berbagai penyakit seperti nyeri dada dan tekanan darah
tinggi. Seseorang
dapat dikatakan sehat secara emosional ketika ia berhasil mengelola masalah
sehari-harinya, misalnya stres pekerjaan, kebiasaan buruk, atau masalah
hubungan pertemanan, yang bisa berdampak pada kesehatan jiwa dan raga.
Namun, waspadai jika ternyata yang Anda rasakan bukan sekadar perubahan emosi, melainkan pertanda depresi. Kenali gejala depresi yang biasanya ditandai dengan penurunan suasana hati yang berlangsung lebih dari dua minggu, merasa putus asa, kelelahan yang berlebihan, tidak dapat berkonsentrasi, hilang nafsu makan atau justru makan terlalu banyak, susah tidur atau terus ingin tidur, bahkan terpikir untuk mengakhiri hidup. Cobalah terapkan tiga cara mengendalikan emosi di atas guna menjaga kesehatan jiwa dan juga raga Anda. Jika Anda merasakan adanya gejala depresi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi pada psikolog atau dokter.
Tugas Kuliah:
Buatlah rangkuman materi kuliah dan
berilah catatan penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7
(tujuh) hari setelah kuliah.
No comments:
Post a Comment