Dr.Ir.Hamzah
Lubis,SH,M.Si
Pengantar khutbah.
Saudara jemaah Jum’at yang
dirahmati Allah.
Melalui
mimbar ini kami mengajak kita semua untuk bertaqwa kepada Allah dengan
sebenar-benar taqwa baik disaat kita dalam keadaan susah, baik dalam keadaan
sendiri maupun dalam keadaan beramai – ramai.
Para hadirin yang diridhoi Allah.
Para
bulan ini, tepatnya 16 Oktober 1985 lalu, yang kemudian tiap tahun diperingati
wanita-wanita pedesaan se dunia sebagai Hari Wanita Pedesaan se Dunia. Pada
peringatan Hari Wanita Pedesaan Sedunia
tahun ini, kita membahas peran wanita
dalam menyeolamatkan lingkungan. Seperti
diketahui, masalah lingkungan tidak lagi masalah daerah atau nasional tetapi
juga menjadi masalah internasional. Masalah lingkungan bukan hanya dirasakan
kaum wanita. Dengan demikian, maka
tanggung jawab penyelamatan lingkungan adalah tanggung jawab bersama antara
laki-laki dan perempuan.
Menurut
Undang-undang RI Nomor 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup bahwa undang-undang tidak membedakan gender
dalam masalah lingkungan. Pada pasal 5 (lima) dijelaskan bahwa setiap orang --
laki-laki dan perempuan – mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang
sehat. Setiap orang – laki-laki dan perempuan – mempunyai hak yang sama untuk
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Fungsi penyelamatan ini dihadapan
Allah adalah sama antara laki-laki dan perempuan. “Dan orang-orang yang beriman
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah kekasih bagi sebagian yang
lain. Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang makruf mencegah yang munkar,
mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” , (Q.S.
At-Taubah: 71). Secara umum kaum laki-laki dan perempuan, mempunyai hak yang
sama dalam setiap aspek kehidupan.
Pada
ayat lain, dijelaskan bahwa Allah tidak membedakan laki-laki dan wanita, dan
yang paling baik antara laki-laki dan perempuan adalah yang paliong bertaqwa. “Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan wanita dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal”, (Q.S. Al-Hujarat :
13).
Hadirin yang berbahagia.
Sebagai
khalifah, maka manusia diberi amanah untuk menjaga seisi alam, dan supaya tidak
melakukan pengrusakan-pengrusakan terhadap alam. “Dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka
dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan”, (Q.S.
Hud : 85).
Seorang
wanita, wanita yang sebagian besar waktunya tinggal di rumah dan bersama
keluarga dapat mendidik anak-anak dan keluarganya sejak dini untuk menjaga
lingkungan yang baik. Dalam kehidupan sekarang ini ternyata wanita khususnya
ibu rumah tangga merupakan anggota masyarakat yang merupakan paling lama
merasakan permasalahan lingkungan. Karena itu peran kaum wanita punya andil
besar dalam mengisi pembangunan berwawasan lingkungan.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan ibu untuk berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
yang baik adalah :
1.
Mendidik anak
menyayangi hewan peliharaan dirumah seperti kucing, ayam dan lain-lainnya.
Memberi makan dengan baik, tidak meyakiti hewan peliharaan dan memperlakukan
hewan peliharaan sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan. Ingatlah sabda Nabi
Muhammad SAW yang berbunyi : “Seorang
perempuan masuk dalam neraka disebabkan seekor kucing yang dilihatnya, tiada
diberi makan dan tiada pula dilepaskan
untuk mencari makan sendiri dari binatang-binatang dibumi sehingga dengan sebab
itu kucing mati”, (HR. Achmad, Buchari, Ibn Majah).
2.
Menjaga lingkungan
rumah, termasuk di dalam rumah, perkarangan dan sekitar rumah, mengatur
ventilasi udara dan cahaya. Budaya bersih adalah salah satu budaya lingkungan
yang baik. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad yang berbunyi : “Jagalah
kebersihan dengan segala yang mampu kamu
lakukan. Sesungguhnya Allah menunjukkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan
tak akan masuk surga kecuali orang yang bersih”, (HR. Thabrani).
3.
Membiasakan hemat
energi listrik, gas dan air, dan tidak berlaku boros. Menghemat energi listrik
dengan memadamkan lampu yang tidak perlu pada waktu terang, memadamkan lampu
pada pagi hari, meyalakan lampu pada waktu diperlukan saja, mematikan peralatan
elektronik yang tidak penting serta menggunakan lampu atau peralatan elektronik
yang hemat energi. Menggunakan lampu hemat energy berarti telah menghemat
energi listrik 75 persen dari lampu biasa.
4.
Menghemat pemakaian
air, jangan sampai ada kran atau tempat air yang bocor, mandi dengan mengambil
dari bak serta tidak menghidupkan keran air terus menerus bila tidak
diperlukan. Misalnya saja dengan mematikan keran air selama 5 menit waktu
menggosok gigi, berarti sudah menghemat air sebanyak 27 liter. Ingatlah Allah tidak suka pada orang-orang yang boros.
“Makan minumlah tapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebihan”, (Q.S. Al-A’raf
: 31).
5.
Pemanfaatan halaman
atau tanah kosong dengan berbagai bunga-bungaan dan tumbuhan yang berguna.
Penanaman bibit tumbuhan untuk penghijauan. Mencegah penutupan tanah dengan
aspal dan semen serta mengatur halaman agar asri dan menyejukkan. “Tiga hal
yang menjernihkan pandangan yaitu menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi
asri, pada air yang mengalir dan pada wajah yang rupawan”, (HR. Ahmad).
6.
Penanggulangan sampah
dengan tidak membuang sampah dan kotoran pada tmpatnya, memanfaatkan kembali
sampah dengan proses daur ulang/pemusnahan sampah tampa mencemari lingkungan
misalnya dengan pembuatan kompos dan lainnya. Allah mengutuk orang-orang yang
membuang sampah secara sembarangan, yang menyebabkan kerugian orang lain,
sesuai hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi : “Janganlah kamu merugikan kamu sendiri
dan diri orang lain”, (HR, Ahmad dan Ibn Majah). Kutukan bagi orang membuang
sampah sembarangan ini berbunyi : “hati-hatilah terhadap dua macam kutukan,
sahabat yang mendengar keterangan apakah dua hal itu ya Rasullullah ? Nabi
Muhammad menjawab :jika seseorang akan buang hajat ditengah jalan atau ditempat
yang berteduh”, (HR. Muslimin dan Abu Daud).
7.
Meningkatkan kesehatan
lingkungan.
Seperti
meningkatkan kebersihan bak air, kamar mandi, kebersihan selokan, kesehatan
sumur dan sumber air. Meningkatkan kesehatan lingkungan ini sangat penting
untuk menjaga kesehatan keluarga. “Janganlah kamu buang air di bak mandi
kemudian kamu mandi pula didalamnya”, (HR. Abdullah Ibn. Mughafal).
8.
Menyayangi segala
makhluk hidup, yang merupakan sesama hamba ciptaan Tuhan. Seorang ibu harus
mencegah agar anak-anak tidak menyakiti hewan ataupun tumbuh-tumbuhan tetapi
diarahkan untuk melindungi semua makhluk hidup.
“Orang-orang yang mengasihi makhluk mereka akan dikasihi oleh Allah yang
Maha Rahman. Oleh karena itu sayangilah siapa yang di bumi agar kamu di sayangi siapa yang di langit”, (HR.
Ahmad, Abu Daud, Tharmizi). Untuk itu hindari anak-anak sejak dini untuk
membunuh cacing, mengadu jangkrik, mengambil dan mengikat kupu-kupu, belalang,
mengambil telur burung, memelihara burung tetapi tidak mampu merawatnya. Demikian
juga terhadap tumbuhan seperti memetik daun, mematahkan dahan, mengambil bunga
tidak perlunya, meyakiti seperti menarik-narik pohon termasuk menginjak-injak
pohon, rumput yang tidak ada perlunya. “Dan tidaklah kami utus (Muhammad)
kecuali untuk menjadi rahmat bagi alam semeta”,(Q.S. Al-Anbiya. 107).
Ketahuilah
mereka sebenarnya juga merasakan sakit, mereka menjerit atas perlakuan manusia
kepadanya dan mereka juga sama hamba Allah seperti manusia. Manusia memang
diberi kelebihan akal dari makhluk lain, supaya dapat menguasai alam. Tetapi
sadarlah Allah mengatakan manusia bisa lebih rendah dari hewan, bila manusia
tidak menggunakan akal yang diberikan Allah kepada manusia. “Dan sesungguhnya
Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati tetapi mereka tidak mempergunakan untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
digunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak
bahkan lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai”, (Q.S.
Al-A’raf : 179).
Jemaah yang berbahagia
Wanita
sebagai ibu rumah tangga, ibu anak-anak memegang peranan utama selaku contoh
dan pendidik. Rumah dan tanaman dapat merupakan wadah pendidikan, tempat
bereksperiman, tempat mempelajari tanaman, rasa sayang dan tanggung jawab bagi
keluarga, tempat pembinaan dan kreatifitas serta tempat memberikan
contoh-contoh kebersihan dan penghematan. Sang
ibu bisa mendorong anak-anak ikut kegiatan pencintaan alam, masuk hutan mendaki
gunung, ataupun pantai dan lautan untuk mengenal isinya, mendidik untuk
mencintai alam, serta memelihara kelestariannya. Ibu juga dapat memulai diluar
rumah ketika keluarga melakukan perjalanan atau tamasya.
Ibu
sebagai anggota masyarakat menonjol dalam kedudukannya selaku penyampaian pesan
ataupun untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan lingkungan,
misalnya menggalakkan penghijauan lingkungan, penanggulangan sampah melalui
forum arisan, pengajian, wirit yasin, forum RT, RW dan lainnya.
Jemaah yang dirahmati Allah.
Peran
pendidikan lingkungan maupun penyelamatan lingkungan adalah tanggung jawab
bersama. Seorang ibu dengan berbagai
kelebihannya diharapkan akan lebih mampu dan lebih punya waktu sejak
dini menanamkan nilai-nilai lingkungannya pada anak-anak dan keluarga dapat
digunakan sebagai media kecil, lokasi lingkungan yang berwawasan lingkungan.
Peran
ibu-ibu ini dalam pendidikan dan penyelamatan lingkungan adalah sesuai dengan
Firman Allah. “Dan hendaklah
ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kabajikan, menyeru kepada
yang makruf dan mencegah kepada yang munkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung”, (Q.S. Ali Imran : 104). Marilah kita bergandengan tangan baik
antara laki-laki dan perempuan,
anak-anak, remaja dan orang tua, yang kaya dan miskin, pengusaha, pemerintah
dan rakyat untuk bersama-sama melakukan kebaikan sesuai perintah Allah untuk
menyelamatkan lingkungan kita.
“Dan tolong
menolong kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah
sesungguhnya Allah amat berat siksanya”, (Q.S. Al-Maidah : 2). “Dan (ingatlah)
tatkala Tuhanmu mempermaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan memberi nikmat kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatku) maka
sesungguhnya azabKu amat pedih”, (Q.S. Ibrahim : 7). Amin
Tulisan Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH,M.Si berjudul: ”Peran Wanita Menyelamatkan Lingkungan: Hari Wanita Pedesaan se-Dunia, 16 Oktober”, telah dimuat dalam buku Khutbah Jum’at Lingkungan Hidup, ISBN 979-9350-05-0, diterbitkan Bina Lingkungan Hidup Sumatera Utara kerjasama dengan Canada Fund-Canada, di Medan tahun 2000, hal.79-89
Tulisan Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH,M.Si berjudul: ”Peran Wanita Menyelamatkan Lingkungan: Hari Wanita Pedesaan se-Dunia, 16 Oktober”, telah dimuat dalam buku Khutbah Jum’at Lingkungan Hidup, ISBN 979-9350-05-0, diterbitkan Bina Lingkungan Hidup Sumatera Utara kerjasama dengan Canada Fund-Canada, di Medan tahun 2000, hal.79-89
No comments:
Post a Comment