Hamzah Lubis,
Bsc.,Ir.,SH.,M.Si,Dr
*Dewan Daerah Perubahan Iklim
Provsu *Mitra Baharai Provsu *Komisi Amdal Provsu
*Komisi Amdal Medan *Pusat Kajian Energi Terbarukan-ITM *Jejaring HAM KOMNAS
HAM-RI
*KSA XLII/1999 LEMHANNAS
*aktifis hukum/ham/lingkungan/pendidikan
Ketika kita menginjakkan kaki
di Kota Sibolga pantai barat Sumatera Utara, kita disuguhi dengan hamparan pemandangan nan indah dari
bebukitan, pantai berpasir , pulau-pulau kecil dengan terumbu karangnya. Salah
satu pulau itu adalah pulau Poncan Ketek. Pulau Poncan Ketek adalah salahsatu
pulau dari tujuh pulau-pulau kecil dalam administrasi Kota Sibolga. Luas
daratan dari pulau-pulau kecil tersebut adalah 187, 84 hekta are yang terdiri
atas (1) P.Poncan Gadang, (2) P. Poncan Ketek, (3) P.Panjang,
(4) P. Palak, (5) P.Sarudik, (6) pulau Babi
dan (7) pulau Bangkai. Luas daratan Kota Sibolga di pulau
Sumatera 889,16 Ha dengan total luas 1.077 Ha.
Sekarang ini sedikit orang
yang membicarakan Pulau Poncan Ketek, kendati ia dalam kondisi kritis. Sejarah
bahwa Pulau Poncan Ketek sebagai dermaga terbesar di abad ke-delapan belas di
pantai barat Sumatera Utara, terlupakan. Lsm Bina Lingkungan Hidup Sumatera
Utara berteriak dan mengajukan proposal rehabilitasi ke berbagai stikeolders,
tidak mendapat tanggapan. Bukti-bukti sejarah maritim pantai barat Sumatera
Utara, berangsur-angsur tenggelam ke dasar laut.
Kondisi Pulau
Pulau Poncan Ketek berada pada koordinat antara 1.43’50” - 1.44’01” lintang utara dan antara
98.45’05” - 98.45’22 bujur timur. Postur pulau pada bagian selatan membentuk setengah lingkaran dengan diameter
150-200 meter kemudian mengecil ke arah utara berbentuk umbi bawang merah
dengan lebar 3- 5 meter dengan beberapa bahagian sudah terputus. Pada bagian selatan pulau ke arah timur
terdapat mercu suar.
Topografi pulau adalah pulau
dataran rendah dimana pada bagian selatan pulau adalah pantai berbatu dan
membentuk perbukitan batu pada sepertiga pulau dengan ketinggian lk. 30 meter.
Di bagian selatan pulau, terdapat anak pulau Poncan Ketek berupa bongkahan batu
berukuran 5-7 meter yang sudah terpisah dengan pulau induknya. Dua pertiga
pulau adalah dataran rendah dengan dasar tanah berpasir pada ketinggian 0 – 5 meter. Pantai sebelah timur, utara dan barat
adalah pantai landai pantai berpasir. Sebagaimana pulau kecil berpasir, hutan
yang ada adalah hutan semak belukar tanpa pepohonan besar.
Hasil penelitian di
selatan Pulau Poncan Ketek terdapat terumbu karang. dengan tutupan
karang kondisi baik (50-74%) dan kondisi
kurang (0-24%). Ikan-ikan hasil pengamatan: jumlah jenis ikan (S) 16 jenis,
dengan jumlah individu (N) 54 ekor, dengan indek keanekaragaman jenis Shannon (H’) 2,073 dengan indek kemerataan
Pielou (J’) sebesar 0,748. Pada bagian
timur, utara dan barat perairan pulau, tidak ditemukan lagi terumbu karang.
Kondisi terumbu karaang yang rusak dan bahkan punah menyebabkan gelobang pasang mengabrasi pantai pulau.
Laju abrasi pantai pulau
Poncan Ketek, menurut Abdul Majid Waruwu (bendahara Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia, Kota Sibolga), pada tahun 1980-an bahwa pulau telah mengalami abrasi
pantai yang pada awalnya seluas lk. 15 ha sekarang tinggal lk.5 ha. Dari 200-an
meter lebar pulau sebelah utara sekarang hanya tersisa 2-5 meter dan pada beberapa
bagian telah putus..Proses penggerusan pantai berpasir terus terjadi, yang pada
akhirnya akan menenggelamkan pulau Poncan Ketek yang memiliki nilai historis
sebagai bandar besar di pantai barat Sumatera Utara. Sebagai data pendukung,
photo hasil observasi yang dilakukan penulis pada tahun 2001 terlihat dengan
jelas pada ujung utara pulau masih ditumbuhi pepohonan sedangkan photo hasil
observasi penulis pada Desember 2007 menunjukkan ujung pulau telah
terputus-putus.
Sejarah Maritim Indonesia
Poncan Ketek memiliki nilai sejarah sebagai dermaga (kota
pelabuhan pertama) di pantai barat Sumatera Utara. Kota bandar di pulau ini,
sudah ada sebelum adanya perkampungan
Sibolga yang kemudian menjadi kota
Sibolga saat sekarang ini. Kota bandar
tersebut masih eksis pada abad delapan
belas dengan penguasa bandar/kota adalah
“Datuk Bandar”. Bandar ini termasuk taklukan Inggris di pantai
barat Sumatera sampai ke Bengkulu.
Kemudian pada zaman Pemerintahan Kolonial
Belanda (setelah Inggris menyerahkan Bengkulu dan P.Poncan Ketek kepada
Belanda), pada abad sembilan belas didirikan bandar baru yaitu Kota Sibolga
sebagai saingan bandar pribumi P.Poncan
Ketek yang menyebabkan bandar pribumi P.Poncan Ketek mengalami kemunduran dan
bahkan sekarang tidak lagi berpenghuni.
Menurut penuturan H.Buchari
Abidin Tanjung (BAT) tokoh masyarakat Kota Sibolga yang merupakan cucu Raja
Sorkam (Tapanuli Tengah), bahwa kakeknya membeli persenjataan termasuk meriam
untuk keperluan kerajaan ke kota dermaga P.Poncan Ketek. Kendati saat ini pulau tidak lagi
berpenghuni, tetapi kadang nelayan masih menemukan benda-benda kuno pada perairan dari sisa-sisa kejayaan kota pelabuhan di
sebuah pulau kecil ini. Sebagaimana sebuah dermaga besar di pantai barat Sumatera yang berada di
sebuah pulau, maka dapat diperkirakan pada awalnya pulau Poncan Ketek bukan
hanya seluas 15 ha pada tahun 1980-an, atau 5 ha saat sekarang ini. Ini adalah
pekerjaan rumah para sejarawan.
Saran-saran
Terlepas banyaknya
pulau di Sumatera Utara yang telah tenggelam -- (1) pulau Pusung dan (2)
pulau Tapak Kuda di Langkat, (3) pulau Niankin di Tapanuli Tengah serta (4)
pulau Gasauma dan (5) Lawandra di Nias-- dan beberapa pulau hampir tenggelam -- pulau
Pane (Barus) di Tapanuli Tengah, pulau Poncan Ketek di Kota Sibolga dan pulau
Kapecong di Mandailing Natal--pulau Poncan Ketek selain memiliki nilai ekologis
seperti pulau lainnya ia juga memiliki nilai sejarah. Oleh karena itu,
seyogianya Pemerintah Kota Sibolga ”mencadangkan” pulau dan perairan pulau Poncan Ketek sebagai
kawasan lindung dan sekaligus melakukan rahabilitasi. Pemerintah Provinsi juga memfasilitasi pengusulan
kawasan konservasi serta pemerintah (Menteri Perikanan dan Kelautan) melakukan
penetapannya.
*Ir.Hamzah Lubis,SH,M.Si adalah
aktifis lingkungan dan Candidat Doktor Lingkungan Pulau-pulau Kecil,
tinggal di Medan.
No comments:
Post a Comment