ENERGI DAN PEMANASAN
GLOBAL
- Pengantar
Pernakah anda mendengar tentang rumah kaca ? Rumah yang atap dan
dindingnya terbuat dari kaca. Rumah ini biasa digunakan untuk pembibitan pada
kegiatan perkebunan dan berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di
dalamnya.
Sebagai ilustrasi,
pernahkah anda berada di dalam sebuah mobil yang tertutup, di bawah panas terik
matahari ? Bagaimana rasanya ? Panas bukan ? Hal ini disebabkan oleh sinar
matahari yang masuk menembus kaca mobil membuat seisi mobil menjadi panas.
Panas matahari tersebut terperangkap di dalam mobil, tidak dapat menembus ke
luar kaca mobil.
Hal di atas juga
terjadi pada bumi, di mana radiasi yang di pancarkan oleh matahari, menembus
lapisan atmosfer dan masuk ke bumi.
Radiasi matahari yang masuk ke bumi – dalam
bentuk gelombang pendek – menembus atmosfer bumi dan berubah menjadi
gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi.
Setelah mencapai
permukaan bumi, sebagian gelombang dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun sayangnya.
Tak semua gelombang panjang yang dipantulkan
kembali oleh bumi dapat menembus atmosfer menuju angkasa luar karena
sebagian dihadang dan diserap oleh gas-gas yang berada di atmosfer – disebut Gas
rumah kaca (GRK). Akibatnya radiasi matahari tersebut terperangkap di atmosfer bumi.
Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi
radiasi matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin
hangat.
Peristiwa alam ini
dikenal dengan efek rumah kaca (ERK), karena peristiwanya serupa dengan
proses yang terjadi di dalam rumah kaca. Jadi peristiwa efek rumah kaca
bukanlah efek yang ditimbulkan oleh gedung-gedung kaca, seperti yang selama ini
sering disalah artikan.
Peristiwa ERK menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak
untuk ditempat manusia. Jika tidak ada ERK, maka suhu permukaan bumi akan 33oC
lebih dingin dibanding suhu saat ini.
Namun berbagai aktivitas manusia, terutama proses industri dan transportasi, menyebabkan GRK yang diemisikan
ke atmosfer terus meningkat.
Alhasil, terjadilah
perubahan komposisi GRK di atmosfer. Hal ini kemudian menyebabkan radiasi yang
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke luar angkasa terhambat sehingga
menyebabkan terjadinya akumulasi panas
di atmosfer.
Singkat kata,
meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer akibat aktivitas manusia di berbagai
belahan dunia, menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer.
Akibatnya, suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi meningkat. Peristiwa ini
disebut Pemanasan Global.
Meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur
iklim lainnya, seperti naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara,
serta berubahnya pola curah hujan dan
tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia. Peristiwa ini
kemudian dikenal dengan Perubahan Iklim.
Perubahan iklim
sendiri merupakan sebuah fenomena global karena penyebabnya bersifat global,
disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh
dunia. Selain itu, dampaknya juga bersifat global, dirasakan oleh
seluruh mahluk hidup di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu solusinya pun
harus bersifat global, namun dalam bentuk aksi lokal di seluruh dunia.
Perubahan iklim itu
sendiri terjadi secara perlahan
dalam jangka waktu yang cukup panjang,
antara 50 – 100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan iklim
memberikan dampak yang sangat besar pada
kehidupan umat manusia. Sebagian besar
wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sementara bagian lainnya akan
berubah semakin dingin. Saat inipun dampaknya sudah mulai kita rasakan.
- Dampak Perubahan Iklim bagi Indonesia
Perubahan iklim
pada kenyataan sangat berdampak terhadap kelangsungan hidup umat manusia.
Dampak ekstrem dari perubahan iklim terutama adalah terjadinya kenaikan
temperatur serta pergeseran musim.
Kenaikan temperatur
menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan selatan mencair. Peristiwa ini
menyebabkan terjadinya pemuaian massa
air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi
tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai.
Studi kasus yang
dilakukan oleh US-EPA di wilayah Semarang, Jawa Tengah menunjukkan bahwa ada
penurunan jumlah penjualan ikan tambak seperti bandeng, gurame dan udang
sebesar 17-37%. Hal itu disebabkan oleh banjirnya tambak ikan akibat
naiknya muka air laut, ditambah
meningkatnya penguapan dan salinitas air laut.
Kenaikan suhu air
laut juga menyebabkan terancamnya mata pencarian nelayan. Hal ini disebabkan kenaikan suhu air laut membawa
banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang
dan punahnya berbagai jenis ikan.
Sementara
pergeseran musim serta perubahan pola curah hujan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi sektor
pertanian dan perikanan. Hujan akan turun dengan intensitas yang tinggi, namun
dalam periode yang lebih pendek sehingga berpotensi menyebabkan banjir dan
longsor. Sementara musim panas terjadi dalam masa yang lebih panjang, sehingga
menyebabkan kekeringan. Musim yang tidak menentu akan menyebabkan meningkatnya
peristiwa gagal panen, sehingga kita akan mengalami krisis pangan secara
nasional.
Berbagai kerugian
yang telah dan akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia sebagai akkibat dampak
perubahan iklim adalah sebagai berikut :
1.
Kenaikan Temperatur dan Berubahnya Musim
Pemanasan global
diperkirakan menyebabkan terjadinya kenaikan suhu bumi rata-rata sebesar 10C pada tahun 2025 dibandingkan
suhu saat ini, atau 20C lebih tinggi dari jaman pra industri, tahun
1750 – 1800 (IPCC, 2001).
Pada jaman pra
industri (sebelum tahun 1850), konsentrasi CO2, tercatat sekitar
2990 ppm. Namun pada tahun 1990, konsentrasi CO2 telah meningkat
hingga 353 ppm. Dengan pola konsumsi energi seperti sekarang, diperkirakan pada
tahun 2100 konsentrasi CO2 akan
meningkat hingga dua kali lipat dibanding jaman pra industri, yaitu sebesar 580
ppm.
Menurut IPCC
(2001), dengan meningkatnya konsentrasi CO2 sebanyak dua kali lipat, maka diperkirakan peningkatan
suhu bumi yang akan terjadi adalah sebesar
1,4-5,80C.
Di Indonesia
sendiri telah terjadi peningkatan suhu udara sebesar 0,30C sejak
tahun 1990. Sementara di tahun 1998, suhu udara mencapai titik tertinggi, yaitu
sekitar 10C diatas suhu rata-rata tahun 1961-1990 (M. Hulme, 1999).
Beberapa skenario
proyeksi kenaikan suhu udara di Inonesia (CSIRO, 1992 dan 1993) menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi CO2 sebesar dua kali lipat akan
diikuti oleh peningkatan suhu udara rata-rata sebesar 3-4,20C.
Dampak lain
diperkirakan terjadi akibat perubahan iklim adalah tak menentunya pola curah
hujan. Dibeberapa tempat hujan meningkat, yang kemudian akan berdampak pada
terjadinya banjir dan longsor. Sementara di sebagian tempat lain curah hujan
menurun, sehingga berdampak pada terjadinya kekeringan.
2.
Naiknya Permukaan Air Laut
Berbagai studi IPCC memperlihatkan bahwa telah terjadi
kenaikan permukaan air laut sebesar 1-2 meter dalam 100 tahun terakhir, menurut IPCC, pada tahun
2030, permukaan air laut akan bertambah antara 8-29 cm dari permukaan air laut saat ini.
Sebesar dampak naiknya permukaan air laut, maka banyak
pulau-pulau kecil dan daerah tandai di Indonesia akan hilang. Apabila
‘skenario’ IPCC terjadi, akibat diperkirakan Indonesia akan kehilangan 2.000 pulau. Hal ini tentunya akan
menyebabkan mundurnya garis pantai di sebagian besar wilayah Indonesia. Akibatnya, bila ditarik
garis batas 12 mil laut dari garis pantai, maka sudah tentunya luas wilayah Indonesia
akan berkurang.
Menurut studi ALGAS (1997), jika Indonesia- dan juga
Negara lainnya – tidak melakukan upaya apapun untuk mengurangi emisi GRK, maka
diperkirakan pada tahun 2070 akan terjadi kenaikan permukaan laut setinggi 60
cm. Jika permukaan pantai landai, maka garis pantai akan mundur lebih dari 60
cm kearah darat. Hal ini diperkirakan akan mengancam tempat tinggal ribuan
bahkan jutaan penduduk yang tinggal di pesisir pantai. Tahun 2070 diperkirakan
sebanyak 800 ribu rumah ditepi pantai harus dipindahkan atau diperbaiki. Untuk
itu dana yang dibutuhkan sekitar 30 miliyar rupiah.
Masyarakat nelayan yang bertempat tinggal di sepanjang
pantai akan semakin terdesak. Mereka bahkan kehilangan tempat tinggal serta
infrastruktur pendukung yang telah terbangun. Nelayan juga akan kehilangan mata
pencahariannya akibat berkurangnya
jumlah tangkapan ikan. Hal ini
disebabkan karena tak menentunya iklim sehingga
menyulitkan mereka untuk melaut.
Naiknya muka air
laut tak hanya mengancam kehidupan penduduk pantai, tetapi juga penduduk
perkotaan. Mengapa ? Kenaikan air laut akan memperburuk kualitas air tanah di
perkotaan, karena intrusi atau perembesan air laut yang kian meluas. Jika kita
tak bertindak, maka tahun 2070, 50% dari 2,3 juta penduduk Jakarta Utara,
sebagai contoh, tidak lagi memiliki sumber air minum. Tak hanya itu, banyak
infrastruktur kota
akan rusak karena “termakan” oleh salinitas air laut.
Menurut studi yang dilakukan Bapedal di wilayah Semarang, ternyata
instrusi air laut akan sangat berdampak pada wilayah pemukiman dan perkantoran
di Semarang, yaitu sekitar 2.890 ha (Bapedal, 1999). Ini berarti hampir 8% dari
luas kota Semarang
terancam akan intrusi laut.
Kenaikan muka air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau, serta merubah sifat biofisik dan
biokimia dizona pesisir.
Adapun daerah-daerah pesisir yang termasuk rawan akan
dampak kenaikan muka air laut antara lain sebagai berikut :
a.
Pantai utara jawa, termasuk
kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Antara tahun 1925-1989, kenaikan permukaan air laut telah terjadi di Jakarta (4,38 mm/tahun), SEmarang
(9,27 mm / tahun) dan Surabaya
(5,47 mm/ tahun)
b.
Pantai timur Sumatera
c.
Pantai selatan, timur dan barat
Kalimantan
d.
Pantai barat Sulawesi
e.
Daerah rawa di Irian Jaya yang
terletak di Pantai barat dan selatan.
Di beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), akan terjadi
perbedaan tingkat air pasang dan surut
yang makin tajam. Akibatnya, kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan akan
semakin terasa. Hal ini akan semakin parah apabila daya tampung sungai dan
waduk tidak terpelihara kibat erosi dan sedimentasi.
3. Dampaknya pada Sektor Perikanan
Pemanasan global menyebabkan memanasnya air laut, sebesar 2-3 0C.
Akibatnya. Alga yang merupakan sumber makanan terumbu karang akan mati karena
tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Hal ini berdampak
pada menipisnya ketersediaan makanan terumbu karang. Akhirnya terumbu karang
pun akan berubah warna menjadi putih dan mati (coral bleaching).
Memanasnya air laut mengakibatkan menurunnya jumlah
terumbu karang di Indonesia.
Padahal kepulauan Indonesia saat ini memiliki 14.000 unit terumbu karang dengan
luasan total sekitar 85.700 km2 atau sekitar 14% dari terumbu karang
dunia (WRI, 2002).
Peristiwa EL Nibo, biasa juga disebut ENSO (Elnino
Southern Oscillation) yang terjadi setiap 2-13 tahun sekali, pada tahun
1997-1998 menyebabkan naiknya suhu air
laut sehingga memicu peristiwa pemutihan karang terluas, terutama di wilayah
barat Indonesia. Pemutihan karang terjadi di bagian timur Sumatera, Jawa, Bali
dan Lombok. Menurut Wilkinson di Indonesia
sudah terjadi pemutihan karang sebesar 30% (Murdiyarso, 2003). Dikepulauan
Seribu, sekitar 90-95% terumbu karang hingga kedalaman 25 m mengalami kematian.
Setelah El Nino berlalu, terumbu karang yang rusak punya
kesempatan untuk tumbuh kembali, seperti halnya yang terjadi pada terumbu
karang di Kepulauan Seribu yang membaik sekitar 20 -30% dalam waktu 2 tahun.
Namun bayangkan jika terjadi perubahan iklim, pemutihan karang akan terjadi
secara terus menerus, sehingga tak ada lagi kesempatan bagi terumbu karang
untuk tumbuh dan memperbaiki diri kembali.
Pemutihan karang menyebabkan punahnya berbagai jenis
ikan karang yang bernilai ekonomi tinggi (contohnya, ikan kerapu macan, kerapu
sunu, napoleon dan lain-lain) karena tak ada lagi terumbu karang yang layak
untuk dihuni dan berfungsi sebagai sumber makanan. Padahal Indonesia mempunyai lebih dari 1.650 jenis ikan
karang, itupun hanya yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur saja belum
terhitung yang berada wilayah lainnya.
Akibat lebih jauh adalah terjadinya perubahan komposisi
ikan di laut Indonesia.
Ikan yang tak tergantung pada terumbu karang
akan tumbuh dengan suburnya. Contohnya Ikan belanak, banding, tenggiri
dan teri, padahal ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang lebih rendah
daripada jenis ikan karang.
Tak hanya itu, memanasnya air laut akan mengganggu
kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif
terhadap naiknya suhu. Ini
mengakibatkan terjadinya migrasi ikan ke daerah yang lebih dingin. Akhirnya, Indonesia
akan kehilangan beberapa jenis ikan. Akibatnya, nelayan lokal akan makin terpuruk
karena menurunnya hasil tangkapan ikan.
Tabel
3.1
Konsentrasi GRK Menurut Skenario IPPC
Tahun
|
CO2
(ppm)
|
Perubahan
Suatu
Global
(0C)
|
Kenaikan
Muka
air laut
(cm)
|
1990
|
354
|
0
|
0
|
2000
|
367
|
0,2
|
2
|
2050
|
463-623
|
0,8-2,6
|
5-32
|
2100
|
478-1099
|
1,4-5,8
|
9-88
|
Sumber : IPPC, 2001
Penutupan
Lahan
|
Rentan
Intrusi
(ha)
|
Rentan
Kenaikan
Muka
Air Laut
(ha)
|
Pemukiman
|
1,627
|
702,2
|
Perkantoran
|
1,256,8
|
301,8
|
Sawah
|
304,5
|
1,751
|
Tambak
|
240,6
|
184
|
Total
|
3.437,9
|
2.940,8
|
Sumber : Bapedal.
1999
4. Gas Rumah
Kaca
Gas rumah kaca (GRK) adalah
gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari
berbagai kegiatan manusia. Gas ini berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari
di atmosfer sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih hangat.
Meningkatnya
kosentrasi GRK di atmosfer akibat aktivitas manusia pada akhirnya menyebabkan
meningkatnya suhu permukaan bumi secara global.
Dalam Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (United Nations
Framework Convention on Climate Change – UNFCCC), ada enam jenis gas yang
digolongkan sebagai GRK, yaitu karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O).
metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6),
perfluorokarbon (PFCs) dan
hidrofluorokarbon (HFCs).
GRK terutama
dihasilkan dari kegiatan manusia yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar
fosil (minyak, gas dan batubara) seperti
pada penggunaan kenderaan bermotor dan penggunaan alat-alat elektronik. Selain
itu penebangan pohon, penggundulan hutan serta kebakaran hutan juga merupakan
sumber emisi GRK.
Jenis GRK yang
terbanyak memberikan sumbangan pada peningkatan emisi GRK adalah CO2,
CH4 dan N2O. Gas-gas ini dihasilkan terutama dari
pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.
Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama
dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang
kurang dari 1% total emisi GRK, walaupun hanya 1% tetapi gas-gas tersebut punya
potensi pemanasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan gas CO2, CH4
dan N2O. Pada akhirnya jumlah
yang diemisikan pun tak beda dengan gas CO2, CH4 dan N2O.
Beda efek Rumah Kaca,
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Istilah-istilah di
atas biasanya digunakan untuk menggambarkan masalah yang sama. Namun
sesungguhnya istilah-istilah tersebut lebih menunjukkan hubungan sebab akibat.
Efek rumah kaca
adalah penyebab, sementara pemanasan
global dan perubahan iklim adalah akibat. Efek rumah kaca menyebabkan
terjadinya akumulasi panas di atmosfer, yang
kemudian akan memperngaruhi sistem iklim global. Hal ini bisa
menyebabkan naiknya temperatur rata-rata bumi yang kemudian dikenal dengan
pemanasan global.
Pemanasan global
pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya perubahan
beberapa variabel iklim seperti suhu udara curah hujan dan musim.
Potensi Pemanasan
Global
Dampak GRK terhadap
pemanasan global sangat bervariasi.
Untuk jumlah kosentrasi yang sama, tiap GRK memberikan dampak pemanasan global
yang berbeda. Untuk memudahkan dalam membandingkan dampak yang berlainan ini,
maka dipakailah Indeks Potensi Pemanasan Global (GWP-Global Warming Potential).
Indeks GWP
ditentukan dengan menggunakan CO2 sebagai acuan, yaitu dengan cara
membandingkan satu satuan berat GRK tertentu dengan sejumlah CO2
yang memberikan dampak pemanasan global yang sama. Misalnya satu ton emisi gas
metana (CH4) akan memberikan dampak yang sama dengan 21 gas CO2.
Nilai GWP masing-masing GRK dapat dilihat pada tabel.
Tabel Indeks Potensi
Pemanasan Global Beberapa GRK Terhadap CO2
dalam Waktu 100 tahun (GWP 1994)
CO2
|
1
|
CH4
|
21
|
N2O
|
310
|
HFCs
|
500
|
SF6
|
9200
|
Sumber : KLH, Indonesia
: The First National Communication,1999
Tabel 2.1
Sumber
|
CO2
|
CH4
|
N2O
|
*CO2eq
|
%
|
(kT)
|
(kT)
|
(kT)
|
(kT)
|
||
Total Energi
|
170,02
|
2,40
|
5,72
|
220,2
|
24,84
|
Proses Industri
|
19,12
|
-
|
0,51
|
19,15
|
2,16
|
Pertanian
|
-
|
3,24
|
52,86
|
71,35
|
8,05
|
Perubahan Tata Guna Lahan
dan Kehutanan
|
559,47
|
367
|
2,52
|
567,33
|
64
|
Sampah
|
-
|
402
|
-
|
8,44
|
0,95
|
Total
|
748,61
|
774,64
|
61,61
|
886,47
|
100
|
A. Posisi Geografis Indonesia
Indonesia terbentang dari 6 derajat
Lintang Utara (LU) sampai 11 derajat Lintang Selatan (LS) dan sampai 9 sampai
141 derajat Bujur Timur (BT), dengan jumlah total pulau terbesar di dunia,
yaitu 17.500 pulau. Dari jumlah tersebut, sekitar 6.000 pulau yang berpenghuni. Sisanya pulau kosong yang menjadi
habitat satwa liar.
Dengan banyaknya
pulau yang dimiliki Indonesia, tak heran jika Indonesia memiliki garis pantai
nomer 2 terpanjang di dunia, yaitu 81.000 km (sekitar 14% dari garis pantai
dunia). Sementara luas laut Indonesia
mencapai 5,8 juta km2, mendekati 70% luas keseluruhan wilayah Indonesia.
Dengan posisi
geografis seperti ini, indonesia
sangat rentan terhadap perubahan iklim yang terjadi dengan cepat. Pola curah
hujan akan berubah dan musim kering akan bertambah panjang. Banyak pulau yang terancam tenggelam
akibat kenaikan permukaan air laut dan masih banyak lagi dampak lain yang
timbul.
- Naiknya Permukaan Air Laut
Berbagai studi IPCC
memperlihatkan bahwa telah terjadi kenaikan permukaan air laut sebesar 1-2
meter dalam 100 tahun terakhir. Menurut IPCC, pada tahun 2030, permukaan air
laut akan bertambah antara 8-29 cm dari permukaan air laut saat ini.
Sebagai dampak
naiknya permukaan air laut, maka banyak pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia
akan hilang. Apabila ‘skenario’ IPCC terjadi, diperkirakan Indonesia akan kehilangan 2.000
pulau. Hal ini tentunya akan menyebabkan mundurnya garis pantai di sebagian
besar wilayah Indonesia.
Akibatnya, bila ditarik garis batas 12 mil laut dari garis pantai, maka sudah
tentu luas wilayah Indonesia
akan berkurang.
Menurut studi ALGAS
(1997), jika Indonesia dan juga negara lainnya tidak melakukan upaya apapun
untuk mengurangi emisi GRK, maka diperkirakan pada tahun 2070 akan terjadi
kenaikan permukaan laut setinggi 60 cm. Jika permukaan pantai landai, maka
garis pantai akan mundur lebih dari 60
cm ke arah darat. Hal ini diperkirakan akan mengancam tempat tinggal ribuan bahkan jutaan penduduk yang tinggal di
pesisir pantai. Tahun 2070 diperkirakan
sebanyak 800 ribu rumah di tepi pantai harus dipindahkan atau diperbaiki. Untuk
itu dana yang dibutuhkan sekitar 30 milyar rupiah.
Masyarakat nelayan
yang bertempat tinggal di sepanjang
pantai akan semakin terdesak. Mereka bahkan kehilangan tempat tinggal serta
infrastruktur pendukung yang telah
dibangun. Nelayan juga akan kehilangan mata pencahariannya akibat berkurangnya
jumlah tangkapan ikan. Hal ini
disebabkan karena tak menentunya iklim sehingga menyulitkan mereka untuk
melaut.
Naiknya muka air
laut tak hanya mengancam kehidupan penduduk pantai, tetapi juga penduduk
perkotaan. Mengapa ? kenaikan air laut akan memperburuk kualitas air tanah di
perkotaan, karena intrusi atau perembesan air laut yang kian meluas. Jika kita
tak bertindak, maka tahun 2070, 50% dari 2,3 juta penduduk Jakarta Utara,
sebagai contoh, tidak lagi memiliki sumber air minum. Tak hanya itu, banyak
infrastruktur kota
akan rusak karena “termakan” oleh salinitas
air laut.
Menurut studi yang
dilakukan Bapedal di wilayah Semarang
(lihat tabel 3.2), ternyata intrusi air laut akan sangat berdampak pada wilayah
pemukiman dan perkantoran di Semarang, yaitu sekitar 2.890 ha (Bapedal, 1999).
Ini berarti hampir 8% dari luas Kota
Semarang terancam akan intrusi laut.
Kenaikan muka air
laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau, serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.
Adapun
daerah-daerah pesisir yang termasuk rawan akan berdampak kenaikan muka air laut
antara lain sebagai berikut :
- Pantai Utara Jawa, termasuk kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya, antara tahun 1925 – 1989, kenaikan permukaan air laut telah terjadi di Jakarta (4,38mm / tahun) dan Surabaya (5,47 mm / Tahun).
- Pantai timur Sumatera
- Pantai selatan, timur dan barat Kalimantan
- Pantai barat Sulawesi
- Daerah rawa di Irian Jaya yang terletak di pantai barat dan selatan.
Di beberapa Daerah Aliran
Sungai (DAS), akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin
tajam. Akibatnya, kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan akan semakin
terasa. Hal ini akan semakin parah apabila daya tampung sungai dan waduk
tidak terpelihara akibat erosi dan
sedimentasi.
Tabel 3.2
Penutupan
Lahan
|
Rentan
Intrusi
(ha)
|
Rentan
Kenaikan
Muka
Air Laut
(ha)
|
Pemukiman
|
1,627
|
702,2
|
Perkantoran
|
1,256,8
|
301,8
|
Sawah
|
304,5
|
1,751
|
Tambak
|
240,6
|
184
|
Total
|
3.437,9
|
2.940,8
|
Sumber : Bapedal.
1999
Dampak pada Sektor
Perikanan
Pemanasan global
menyebabkan memanasnya air laut, sebesar 2-30C. Akibatnya, alga yang
merupakan sumber makanan terumbu karang akan mati karena tidak mampu
beradaptasi dengan peningkatan suhu air
laut. Hal ini berdampak pada menipisnya ketersediaan makanan terumbu karang.
Akhhirnya, terumbu karang pun akan berubah warna menjadi putih dan mati (coral bleaching).
Memanasnya air laut
mengakibatkan menurunnya jumlah terumbu karang di Indonesia. Padahal kepulauan
Indonesia saat ini memiliki 14.000 unit terumbu karang dengan luasan total
sekkitar 85.700 km2 atau sekitar 14% dari terumbu karang dunia
(WRI, 2002).
Peristiwa El Nino,
biasa juga disebut ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi setiap 2-13
tahun sekali, pada tahun 1997-1998 menyebabkan naiknya suhu air laut sehingga
memicu peristiwa pemutihan karang terluas, terutama di wilayah barat Indonesia.
Pemutihan karang terjadi di bagian timur Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok. Menurut
Wilkinson di Indonesia sudah terjadi pemutihan karang sebesar 30%
(Murdiyarso, 2003). Di Kepulauan Seribu, sekitar 90 – 95% terumbu karang hingga
kedalaman 25 m mengalami kematian.
Setelah El Nino
berlalu, terumbu karang yang rusak punya kesempatan untuk tumbuh kembali.
Seperti halnya yang terjadi pada terumbu karang di Kepulaua Seribu yang membaik
sekitar 20 – 30 % dalam waktu 2 tahun. Namun bayangkan jika terjadi perubahan
iklim, pemutihan karang akan terjadi secara terus menerus, sehingga tak ada
lagi kesempatan bagi terumbu karang untuk tumbuh dan memperbaiki diri kembali.
Pemutihan karang
menyebabkan punahnya berbagai jenis ikan karang yang bernilai ekonomi tinggi
(contohnya, ikan kerapu macan, kerapu sunu, napoleon dan lain-lain ) karena tak
ada lagi terumbu karang yang layak untuk dihuni dan berfungsi sebagai sumber
makanan. Padahal Indonesia
mempunyai lebih dari 1.650 jenis ikan karang, itupun hanya yang terdapat di
wilayah Indonesia
bagian timur saja belum terhitung yang berada wilayah lainnya.
Akibat lebih jauh
adalah terjadinya perubahan komposisi ikan di laut Indonesia. ikan yang tak tergantung
pada terumbu karang akan tumbuh dengan
suburnya. Contohnya, ikan belanak, bandeng, tenggiri dan teri, padahal ikan
tersebut mempunyai nilai ekonomisnya yang lebih rendah daripada jenis ikan
karang.
Tak hanya itu,
memanasnya air laut akan mengganggu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif
terhadap naiknya suhu. Ini mengakibatkan terjadinya migrasi ikan ke daerah yang
lebih dingin. Akhirnya, Indonesia akan kehilangan beberapa
jenis ikan. Akibatnya, nelayan lokal akan makin terpuruk karena menurunnya
hasil tangkapan ikan.
6.
Peningkatan Permukaan Air Laut
Dampak perubahan
iklim yang lainnya adalah meningkatnya permukaan air laut. Menurut IPCC
(Intergovernmental Panel on Climate
Change), panel ahli isu perubahan iklim, dalam 100 tahun terakhir telah terjadi
peningkatan permukaan air laut setinggi 10-25 cm . Sementara itu diperkirakan
bahwa pada tahun 2100 mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 15-95
cm (Greenpeace, 1998).
Sebagai ilustrasi,
peningkatan permukaan air laut setinggi
1 m akan menyebabkan hilangnya 1% daratan Mesir, Belanda 6%, Bangladesh sebesar
17,5% dan 80% atol di Kepulauan Marshall menghilang (Ferd Pearce, 2001).
Perubahan iklim
juga menyebabkan negara-negara kepulauan
seperti Karibia, Fiji,
Samoa, Vanuatu,
Jepang, Filipina serta Indonesia
terancam tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Ini berarti puluhan juta
orang yang hidup di pesisir pantai harus
mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
- Armely Meiviana, Diah R Sulistiowati, Moekti H Soejachmoen, 2004. BUMI MAKIN PANAS (ANCAMAN PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA) :
Ida Bagus Wyasa Putra :
Hukum Lingkungan Internasional (perspektif bisnis internasional).
Hukum Lingkungan Internasional
Menjelang akhir dekade
III Pembangunan Dunia (1981-1990), masyarakat internasional telah
berhadapan dengan masalah –masalah yang lebih serius, seperti kepunahan jenis,
peningkatan konsentrasi CO2 pada lapisan atmosfir yang bersifat
terus menerus, dan kerusakan lapisan
ozon.
Edward O. Wilson,
seorang biolog dari Harvard University,
memperkirakan pada hutan hujan tapis sekitar 50.000 spesies pertahun atau
sekitar 140 jenis per hari, mengalami kepunahan sebagai akibat dari kerusakan
habitatnya.
Hasil pemantauan
terhadap kadar, yang dilakukan dari Gunung Mauna Loa Hawaii, sejak 1957 hingga
1980, menunjukkan bahwa kadar CO2 pada atmosfir bumi cenderung
meningkat. Peningkatan yang sifatnya terus menerus mengakibatkan peningkatan
suhu permukaan bumi. Jika tidak dikendalikan, maka pada tahun 2050 kadar itu
akan menjadi dua kali lipat lebih besar dibanding kadar pada masa pra industri.
Kadar dalam tingkat
demikian, dapat mengakibatkan peningkatan suhu 1 sampai 70C. Peningkatan dalam derajat demikian dapat
menimbulkan masalah besar bagi semua bangsa, karena peningkatan dari 1,5 sampai 4,50 saja dapat
mengacaukan stabilitas iklim dan cuaca, serta menaikan permukaan air laut. Jika
kontribusi karbon tidak dikendalikan, maka pada tahun 2045 permukaan laut akan
naik 1 m. Kenaikan dalam ketinggian demikian akan berpengaruh buruk terhadap
daratan yang berada pada ketinggian dibawah 1 m permukaan air laut, seperti
Jakarta, Mexico City, Osaka, Bangkok,dan kota-kota lainnya, juga pulau-pulau
yang berada di perairan Samudera Pasifik, termasuk pulau-pulau yang masuk
wilayah Indonesia, serta daerah pesisir pada umumnya.
Pada tahun 1985,
“Tim Peneliti Antartika” Inggris mengumumkan bahwa, antara tahun 1977 sampai
1984 kadar ozon di atas stasiun penelitian mereka di Halley Bay, Antartika,
mengalami penurunan secara drastis, yaitu dari 500 unit Dobson (pada tahun 1950
dan pertengahan tahun 1970-an) menajdi 125 unit Dobson pada Oktober 1978. Pada
tahun 1991, menjadi lebih rendah lagi, yaitu sekitar 110 unit Dobson, atau 60%
dibanding dengan tingkat kemerosotan yang terjadi pada tahun 1970-an. Laporan
ini sangat merisaukan masyarakat internasional, karena penurunan demikian dapat
mengakibatkan keleluasaan pancaran sinar
UV-8 ke bumi, yaitu sinar yang berpengaruh sangat buruk terhadap kesehatan
kulit dan produktivitas gen.
Maria Hartiningsih, Hr
Kompas 2007 : Peralihan Yang Menentukan
Para
ahli menyebutkan gas buangan itu sebagai gas-gas rumah kaca, terdiri dari
berbagai jenis gas; antara lain, metana (CH4) dan nitrogen oksida
(NO), tetapi komponen terbesarnya adalah karbondioksida (CO2). Lama
usia satu kilogram gas dalam atmosfer, seperti pernah dipaparkan Prof Emil
salim, adalah 50 – 200 tahun untuk karbon dioksida, 12 tahun untuk methane, 114
tahun untuk nitrogen oksida. Diprediksi mulai satu sampai tiga derajat Celsius
pada abad ini.
Rusaknya ekosistem
laut dan punahnya sekitar 15-40 persen spesies keragaman hayati yang mendukung
keberlanjutan kehidupan.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1994. Undang-undang Nomor 17
Tahun 2004.
Indonesia, menurut penelitian Wetlands Internasional, berada di posisi ketiga
setelah AS dan China
dalam sosial emisi CO2, dengan sumbangan terbesar dari sektor hutan.
Greenpeace “menobatkan” Indonesia
sebagai perusak hutan nomor satu di dunia.
Konsep ekologi
kepulauan tak pernah menjadi referensi awal
dalam membuat perencanaan.
Brigitta Isworo, Hr Kompas, 2007 : Bencana,
Membangun di Atas Pasir
Jika wilayah
kepulauan ini terendam akibat permukaan air laut naik 1 meter, menurut panelis lainnya,
urusannya adalah mengevakuasi 60 -70 juta manusia.
Dampak Pemanasan
Global di Indonesia :
2.
Kenaikan temperature
Peningkatan suhu udara 0,3 0C sejak 1990
3.
Perubahan musim
Pola curah hujan yang tidak menentu, banjir, dan
longsor, sedangkan di tempat lain mengalami kekeringan.
4.
Permukaan air laut naik
mengakibatkan :
- Beberapa pulau-pulau kecil akan hilang.
- Garis pantai akan mundur lebih dari 60 cm kearah darat, nelayan kehilangan tempat tinggal.
- Intrusi air laut semakin meluas .
- Ekosistem hutan bakau rusak
- Sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir berubah .
- Terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut di beberapa daerah aliran sungai.
5.
Sektor perikanan
- Pemutihan karang, jumlah terumbu karang akan menurun dan komposisi ikan laut berubah .
- Mengganggu kehidupan ikan jenis tertentu, migrasi ikan ke wilayah lain yang lebih dingin.
6.
Sektor Kehutanan
- Beberapa spesies flora fauna akan punah karena tidak mampu beradaptasi .
- Kebakaran hutan karena peningkatan suhu.
7.
Sektor Pertanian
Terjadi keterlambatan musim tanam atau panen,
ketahanan pangan terganggu.
8.
Sektor kesehatan
Peningkatan frekuensi penyakit tropis seperti malaria
dan demam berdarah.
Sri Hartati Samhadi, Hr
Kompas 2007 : Dampak Ekonomi, Lebih
Dahsyat dari Perang Dunia.
Pricewaterhouse
Coopers memperkirakan produksi CO2
global akan meningkat dua kali lipat dari yang sekarang pada tahun 2050 jika
negara-negara di dunia ini tidak melakukan apa-apa (business
as usual).
Stren sendiri
memperkirakan kemungkinan besar kenaikan suhu bisa mencapai 5-6 derajat Celsius
dalam satu abad mendatang.
Sekitar 20-40
persen spesies satwa dan tanaman terancam punah jika suhu meningkat 1,5 -2,5
derajat Celsius. Menurut IPCC, emisi gas rumah kaca meningkat 70% sejak 1970
dan akan meningkat 25-90 % dalam 25 tahun kedepan.
Khairina, Hr Kompas 2007 : Perubahan
Iklim, Anomali Masih Terus Menghantui.
Panel antar
pemerintah tentang Perubahan Iklim
(IPCC) menyebutkan, Indonesia
akan menghadapi risiko besar akibat pemanasan
global. Pada tahun 2030, diprediksi akan terjadi kenaikan permukaan air
laut sebesar 8 cm-29 cm dari saat ini. Bila benar, Indonesia dikhawatirkan akan
kehilangan sekitar 2.000 pulau-pulau kecil dari jumlah sekitar 17.200 pulau di
sekitar 17.200 pulau di seluruh Tanah Air.
Rien Kuntari dan Nasru Alam Aziz, Hr
Kompas 2007. Perubahan Iklim, Menggugat Posisi Tawar Indonesia.
Kepala Stasiun
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta Jaya Murjaya memperkirakan
Indonesia akan kehilangan sekitar 2.000 pulau tahun 2030 karena permukaan air
laut akan meningkat 8 cm – 29 cm .
Dampak Perubahan Iklim untuk Indonesia :
·
Sektor Kesehatan
- Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko penularan pewnyakit tular vektor. Seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria.
- Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan meningkat.
- Sedang suhu berhubungan negatif dengan kasus DBD, karena itu peningkatan suhu udara per minggu akan menurunkan kasus DBD.
- Penderita alergi dan asma akan meningkat secara signifikan.
- Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2005 meningkatkan angka “heat stroke” (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonella, dan “hay fever” (demam akibat alergi rumput kering).
·
Sumber dan Manajemen Air Tawar
- Pada pertengahan abad ini, daerah subtropis dan tropis yang kering akan mengalami kekurangan air sebanyak 10-30 persen sehingga terancam bencana kekeringan.
·
Ekosistem
- Sekitar 20-30 persen spesies tanaman dan hewan akan punah bila suhu rata-rata global naik 1,5 – 2,5 derajat Celsius.
- Tingkat keasaman laut pun akan naik. Karbondioksida di atmosfer di perkirakan membawa dampak negatif pada organisme laut seperti terumbu karang dan spesies lain yang bergantung pada organisme tersebut.
·
Pangan dan Hasil Hutan
- Produktivitas pertanian di daerah tropis akan menurun jika suhu rata-rata global meningkat 1-2 derajat Celsius.
- Bencana kelaparan meningkat
- Frekuensi kekeringan dan banjir yang meningkat akan memberi dampak negatif pada produksi lokal sektor penyediaan pangan daerah subtropis dan tropis.
- Penyebaran dan reproduksi ikan pun akan terkena dampak negatif peningkatan suhu regional.
·
Pesisir dan Dataran Rendah
/Tinggi
- Daerah pantai akan semakin rentan terhadap erosi
- Tahun 2080 diperkirakan akan ada jutaan orang terkena banjir setiap tahun akibat naiknya permukaan air laut. Risiko terbesar terjadi di dataran rendah padat penduduk, khususnya delta-delta Asia dan Afrika serta pulau-pulau kecil.
- Setiap tahun kerugian akibat bencana tanah longsor mencapai sekitar Rp. 800 miliar dan jiwa yang terancam sekitar satu juta.
·
Industri Pemukiman dan
Masyarakat
- Daerah bantaran sungai dan pesisir menjadi wilayah yang sangat rentan.
- Masyarakat yang menggantungkan hidup pada sumber daya yang sensitif terhadap iklim juga menjadi bagian yang sangat rentan. Terutama mereka yang tinggal di wilayah dengan sistem urbanisasi yang berlangsung sangat cepat.
- Komunitas miskin juga akan sangat rentan karena kapasitas adaptasi mereka yang sangat terbatas.
Jannes Eudes Wawa, Hr
Kompas 2007. Sektor Kelautan, Penderitaan Panjang
Kenaikan paras air
laut sebetulnya telah terjadi sejak beberapa tahun silam. Di Hawaii, misalnya,
selama tahun 1990sampai 2000 terjadi peningkatan muka air laut berkisar 1,5
meter sampai dua meter.
Di Indonesia, kasus
yang sama juga tampak di sejumlah daerah. Di Tanjung Priok, Jepara, Semarang, Batam, Kupang, Biak,
dan Sorong dalam periode tersebut juga terjadi kenaikan paras air laut
rata-rata 8 milimeter per tahun. Khusus di Belawan peningkatan rata-rata 7,83
milimeter pertahun dan di Cilacap 1,3 milimeter per tahun.
Kenaikan muka air
laut tersebut menimbulkan sejumlah kerugian pada sektor kelautan. Pertama,
usaha budidaya udang bakal terganggu, menyusul adanya bencana banjir dan
kekeringan. Lokasi tambak pun bakal digenangi air laut sehingga terjadi
kelebihan air asin dan menimbulkan kematian pada udang.
Kedua, terjadi
pemutihan karang. Karang biasanya hisup dalam suhu air laut berkisar 28 derajat
Celsius sampai 31 derajat Celsius. Jika suhu air laut melebihi 31 derajat
Celsius, kerusakan karang tidak terhindarkan lagi. Kondisi itu berpeluang
terjadi pada kedalaman kurang dari 25 meter.
Ketiga, kawasan
pesisir dan pulau kecil yang berketinggian dibawah dua meter berpeluang hilang.
Jika diasumsikan kenaikan muka air laut satu meter pada kemiringan selama 100
tahun, berarti lahan pesisir, termasuk pulau-pulau kecil yang tergenang 4.050
hektar per tahun . Pulau kecil yang berpeluang tenggelam lebih kurang 2.000
pulau.
Keempat, terjadi
abrasi pantai. Abrasi yang dipicu gelombang laut itu kini telah melanda wilayah
pesisir sejauh lebih kurang 1.500 kilometer. Kasus tersebut akan terus
bertambah seiring kenaikan muka air laut sebagai akibat adanya pemanasan
global.
Kelima, prasarana
yang terbangun di tepi pantai, seperti pelabuhan dan permukiman, berpeluang
rusak karena dihantam gelombang. Apalagi, bangunan –bangunan itu tak pernah
didesain untuk mengantisipasi perubahan iklim akibat pemanasan global.
Keenam, kehidupan
masyarakat di kawasan pesisir pantai dan muara sungai terganggu karena dipicu
kenaikan permukaan laut sehingga memperparah intrusi air asin, menambah
kerawanan delta sungai dan daratan rendah terhadap genangan. Akibatnya, lokasi
permukiman itu menjadi tidak nyaman sehingga tak layak dihuni.
Dampak pemanasan
global itu tak kian langsung dialami masyarakat dalam waktu tertentu, seperti
bencana tsunami. Bahkan, kerusakan akibat tsunami juga dapat dipulihkan. Kasus
kenaikan muka air laut terjadi sangat perlahan dan nyaris tidak disadari
manusia, tetapi selalu pasti, dan dampaknya permanen serta sulit dipulihkan.
Kini telah ada
Undang-Undang Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang baru
disahkan Mei 2007.
Maladewa, misalnya.
Negara yang terletak di Asia Pasifik tersebut sejak tahun 1990 telah menyewa
para pakar dari berbagai Negara untuk membuat sejumlah kegiatan yang dapat
mencegah kerugian akibat pemanasan global. Salah satu di antaranya adalah
pembuatan terumbu karang dengan beton.
Sementara itu, di
Mauritius, Afrika, ditebarkan kerikil di sepanjang pantai sehingga terjadi
kolonisasi karang. Demikian pula dengan Seychelles. Negara di Afrika
tersebut telah membuat reklamasi pantai setinggi 88 sentimeter sesuai ramalan
ketinggian muka air laut yang bakal
menghantam wilayah itu. Sebaliknya, di Pasifik Selatan dilakukan
relokasi terhadap penduduk ke lokasi yang lebih aman dari kemungkinan bencana.
Kata Direktur
Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan Alex Retraubun.
Try Harijono dan Brigita Isworo , Hr
Kompas 2007. Perubahan Iklim, Sektor Pertanian Paling Terpukul.
“Kenaikan suhu global pada
abad yang lalu mencapai 0,74 derajat Celsius. Jika tak ada usaha mengurangi
emisi gas rumah kaca, laju tersebut akan meningkat menjadi 0,2 derajat Celsius
perdekade atau tiap sepuluh tahun”.ujar Heru Santoso dari CIFOR.
Estimasi model dari
beberapa skenario emisi gas rumah kaca memperlihatkan kenaikan sebesar 1,80C
hingga 40C pada tahun 2100. Sungguh
angka yang mengerikan.
Alex Retraubun, Hr Kompas 2007. Kelautan, Pulau
Kecil di Tengah Pemanasan Global.
Dianalisis bahwa
sampai akhir abad ini permukaan laut akan naik hampir 1 meter dengan selang kepercayaan
di atas 90 persen.
Pulau Miangas
(pulau terluar), misalnya, di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, dengan
ketinggian satu meter di atas permukaan laut dan dihuni oleh hamper 700
penduduk akan tenggelam. Pulau-pulau di Kepulauan Seribu dengan semua
infrastruktur industri wisata baharinya akan bernasib sama.
Bukan hanya itu, 42
negara pulau kecil yang tergabung dalam Small Island Developing States (SIDS) akan mengalami nasib
yang sama. Negara-negara ini tersebar di wilayah Afrika, Asia
dan Fasifik, Karibia dan Mediterania.
Menurut laporan
United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC (2005), dengan
naiknya permukaan laut satu meter, maka Maladewa (Maldive) akan tenggelam sama
sekali. Di Grenada dengan kenaikan 50 sentimeter saja akan menenggelamkan 60
persen pantainya. Di Papua Nugini sekarang ini. 25 persen garis pantainya telah
terendam.
Ancaman lain datang
dari dampak naiknya suhu air 1-1,25 derajat Celsius dengan selang kepercayaan
di atas 90 persen. Kenaikan ini akan memusnahkan semua spesies karang yang kita
miliki karena tumbuhan ini memiliki toleransi yang sangat sempit terhadap suhu
maupun perubahan kedalaman. Akibatnya terjadi wabah coral bleaching (pemutihan karang) di seantero wilayah
penyebarannya.
Di Palau, salah
satu tetangga kita, akibat kenaikan suhu, coral
bleaching terjadi sampai kedalaman
90 meter. Populasi beberapa spesies karang berkurang sebanyak 99 persen
dengan kerugian ekonomi (economic loss) diperkirakan sebanyak 91
miliar dollar AS. Indonesia
bahkan akan mengalami kerugian berlipat ganda jika luas penyebaran karang kita
dibandingkan dengan Palau.
Pulau-pulau Kecil yang Hilang
(Data Hasil Survei Toponim 2005-2006 di 22 Provinsi)
No
|
Nama Pulau
|
Kabupaten
|
Provinsi
|
Penyebab
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
|
Gosong Sanjai
Karang Linon Kecil
Karang Linon Besar
Pulau Pusung
Mioswekel
Urbinasi
Kiakepo
Lereh
Terumbudaun
Tikus
Inggit
Begonjai
Kikis
Sijaujau
Lawandra
Laut
Niankin
Ubi Besar
Ubi Kecil
Nirwana
Dapur
Payung Kecil
Air Kecil
Nyamuk Kecil
|
Singkil
Singkil
Singkil
Langkat
Biak Numfor
Biak Numfor
Jayapura
Karimun
Karimun
Karimun
Karimun
Karimun
Kep. Mentawai
Kep. Mentawai
Nias
Selayar
Tapanuli Tengah
Kepulauan
Seribu
Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu
Kepulauan
Seribu
Kepulauan
Seribu
Kepulauan
Seribu
|
NAD
NAD
NAD
Sumatera Utara
Papua
Papua
Papua
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Sumatera Barat
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI Jakarta
|
Tsunami
Tsunami
Tsunami
Abrasi
Abrasi
Abrasi
Abrasi
Tambang Pasir/abrasi
Tambang Pasir/abrasi
Tambang Pasir/abrasi
Tambang Pasir/abrasi
Tambang Pasir/abrasi
Abrasi
Abrasi
Abrasi
Abrasi
Abrasi
Tambang untuk
bandara
Tambang untuk bandara
Tambang untuk bandara
Abrasi
Abrasi
Abrasi
Abrasi
|
Sumber
: Direktorat Pemberdayaan Pulau Kecil, DKP (2007)
Tugas Mandiri:
- Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
- Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan gloal?
- Jelaskan hubungan pemansaan global dengan perubahan iklim, kenaikan air laut, perubahan musim, berkembangnya penyakit dan dampak lainnya?
- Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Nama. : Rocky Al'amin
ReplyDeleteNim. : 18202048 (4m2
Jurusan : teknik mesin
1.yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca
CO2 bahan karbon dioksida berasal dari makhluk hidop pembakaran bahan bakar fosil,minyak bumi,batu bara
*Ch4 (methana ) berasal dari kegiatan pertanian transportasi dan kegiatan industri
*Pfcs( hidroflourkarbon) berasal dari pelarut pendingin
* Pfcs( perflourkarbon) berasal dari proses industri
* Sfg berasal dari proses industri
2.peristiwa meningkatnya suhu atmosfer bumi karena panasa matahari yang dipantulkan bumi terperangkap oleh gas gas tertentu di atmosfer
3.memberikan informasi tentang berbagai jenis dampaknya dikarenakan pemanasan global terhadap laut.terumbu karang yang mengalami pemutihan meningkatnya radiasi ultra violet B yang masuk dalam ke perairan kepunahan hewan laut akibat meningkatnya suhu dan penurunan air laut
Dampak pemanasan global yang cukup sering di publikasikan mencairnya glestser akan menciptakan masalah bagi manusia dan hewan yang ada di bumi salah satunya adalah kenaikan permukaan laut
4.Melakukan penyaringan asap dengan memasang bahan penyerap polutan atau saringan( udara) ,menghilangkan organisme penyakit digunakan: sinar ultraviolet atau menambah khlorin( air), dengan mitigasi membangun sistem peringatan antisipasi bencana kebakaran,banjir,longsor. mitigasi dengan melaksanakan reboisasi dan reduse,reuse,recycle terutama mengantisipasi efek iklim itu...
Nama. : Rocky Al'amin
ReplyDeleteNim. : 18202048 (4m2
Jurusan : teknik mesin
1.yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca
CO2 bahan karbon dioksida berasal dari makhluk hidop pembakaran bahan bakar fosil,minyak bumi,batu bara
*Ch4 (methana ) berasal dari kegiatan pertanian transportasi dan kegiatan industri
*Pfcs( hidroflourkarbon) berasal dari pelarut pendingin
* Pfcs( perflourkarbon) berasal dari proses industri
* Sfg berasal dari proses industri
2.peristiwa meningkatnya suhu atmosfer bumi karena panasa matahari yang dipantulkan bumi terperangkap oleh gas gas tertentu di atmosfer
3.memberikan informasi tentang berbagai jenis dampaknya dikarenakan pemanasan global terhadap laut.terumbu karang yang mengalami pemutihan meningkatnya radiasi ultra violet B yang masuk dalam ke perairan kepunahan hewan laut akibat meningkatnya suhu dan penurunan air laut
Dampak pemanasan global yang cukup sering di publikasikan mencairnya glestser akan menciptakan masalah bagi manusia dan hewan yang ada di bumi salah satunya adalah kenaikan permukaan laut
4.Melakukan penyaringan asap dengan memasang bahan penyerap polutan atau saringan( udara) ,menghilangkan organisme penyakit digunakan: sinar ultraviolet atau menambah khlorin( air), dengan mitigasi membangun sistem peringatan antisipasi bencana kebakaran,banjir,longsor. mitigasi dengan melaksanakan reboisasi dan reduse,reuse,recycle terutama mengantisipasi efek iklim itu...
Nama : Afif Nugraha Arfandi
ReplyDeleteNim. : 17 202 141
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi
1. Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
Gas-gas rumah kaca adalah gas gas yang berada di Atmosfer
ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu
karbondioksida (CO2)
dinitroksida (N2O)
metana (CH4)
sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs)
hidrofluorokarbon (HFCs).
CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
2. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global
Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas pada atmosfer Bumi memerangkap panas dari matahari. Proses ini terjadi secara alami karena Bumi memiliki atmosfer.
Dengan adanya panas matahari yang tidak bisa keluar dari atmosfer Bumi ini, suhu di permukaan Bumi menjadi hangat
Hubungan dengan Pemanasan global adalah penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
3. Pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca.Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, yang kemudian akan memperngaruhi sistem iklim global dan terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut dan dampak yang lainnya
4. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Seperti memanfaatkan energi matahari pada siang hari untuk menerangi ruangan sehingga mengurangi pemakaian lampu dengan menggunakan kaca pada dinding. Jika ruangan menjadi panas karena itu, jendela bisa digunakan untuk memanfaatkan angin sebagai penyejuk udara, dibanding menggunakan pendingin udara. Penggunaan gorden pada jendela juga bisa mengurangi panas. Untuk skala yang lebih besar, bisa mulai membiasakan menggunakan energi baru terbarukan yang digalakkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
Nama : Muhammad Dendy Agusdiandy
ReplyDeleteNim : 17 202 061
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi
1. Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
Gas-gas rumah kaca adalah gas-gas yang berada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Jenis-jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O), metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs) dan hidrofluorokarbon (HFCs).
Gas-gas seperti CO2, CH4 dan N2O inilah yang terbanyak memberikan sumbangan pada peningkatan emisi GRK. Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri. Gas-gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, hanya menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK. Walaupun hanya 1% tetapi gas-gas tersebut punya potensi pemanasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan gas CO2, CH4 dan N2O.
2. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global
Efek rumah kaca adalah suatu proses alami dimana gas-gas pada atmosfer bumi memerangkap panas dari matahari.Sehingga panas matahari tidak bisa keluar dari atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi mengalami kenaikan.
Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan pemanasan global (global warming). Jadi hubungan keduanya saling berkesinambungan.
3. Jelaskan hubungan pemansaan global dengan perubahan iklim, kenaikan air laut, perubahan musim, berkembangnya penyakit dan dampak lainnya?
Hubungan pemanasan global dengan perubahan iklim merupakan dampak ayang ditimbulkan dari efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini menyebabkan terjadinya perubahan komposisi panas di atmosfer, hal ini tentunya berpengaruh terhadap perubahan iklim global sehingga terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut, berkembangnya segala macam penyakit dan yang paling fatal adalah kerusakan lingkungan seperti kebakaran, pencemaran laut dan lainnya.
4. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Yang dapat dilakukan ialah sebisa mungkin untuk dapat mengurangi penggunaan energi secara berlebihan dan harus mencari alternatif lainnya dalam pemanfaatan energi. Contohnya dalam penggunaan energi yang berasal dari fosil untuk dapat mengurangi dalam pemakaiannya karna efek dari pada pembakaran yang ditimbulkan cukup besar dan menimbukan efek rumah kaca yang juga akan berdampak pada perubahan iklim atmosfer bumi. Mencari alternatif lain untuk bahan bakar seperti dari tumbuh-tumbuhan dengan bioteknologi yang tentunya ramah lingkungan.
Nama : Muhamamd Andika
ReplyDeleteNIM : 17 202 130
M.Kul : Audit dan Efisiensi Energi
1.Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
-Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia
-Jenis-jenis Gas rumah Kaca.
*karbondioksida (CO2)
*Dinitroksida (N2O)
*Metana (CH4)
*Sulfurheksaflorida (SF6)
*Perfluorokarbon (PFCs)
*Hidrofluorokarbon (HFCs)
-CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
2.Jelaskan efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global?.
-Efek rumah kaca adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi, seperti memiliki efek rumah kaca yang di mana panas matahari akan terperangkap oleh atmosfer bumi.
Hubungan antara efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah ... penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
- Hubungan antara efek rumah Kaca dengan pemanasan global yaitu Penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, yang menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi,dan menyebabkan pemanasan global.
3. Jelaskan hubungan pemansaan global dengan perubahan iklim, kenaikan air laut, perubahan musim, berkembangnya penyakit dan dampak lainnya?
Naiknya temperatur rata-rata bumi yang dikenal dengan Pemanasan global yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya perubahan beberapa variabel iklim seperti suhu udara curah hujan dan musim,dan kenaikan air laut serta berkembang nya segala macam penyakit,dan kerusakan lingkungan lainnya seperti kebakaran dan lainya
4. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Yang dapat dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu Pemerintah lebih memperketat pengawasan mengenai penerapan baku mutu lingkungan di lapangan,mengurangi penggunaan Bahan bakar fosil dengan tepat,Memperketat aturan emisi gas buang kendaraan,atau bahkan beralih dengan penggunaan Energi yang lebih ramah dan baik bagi lingkungan.
NAMA : MICHAEL VIZAY SIAHAAN
ReplyDeleteNIM : 18202098
KELAS : 4M3
TUGAS COMENT – PENGENDALIAN LINGKUNGAN INDUSTRI
MK. AEE-4. PEMANASAN GLOBAL
Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan pemanasan global (global warming). Jadi hubungan keduanya saling berkesinambungan.
1. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global
Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas pada atmosfer Bumi memerangkap panas dari matahari. Proses ini terjadi secara alami karena Bumi memiliki atmosfer.
Dengan adanya panas matahari yang tidak bisa keluar dari atmosfer Bumi ini, suhu di permukaan Bumi menjadi hangat
Hubungan dengan Pemanasan global adalah penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
2. Pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca.Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, yang kemudian akan memperngaruhi sistem iklim global dan terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut dan dampak yang lainnya
3. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Seperti memanfaatkan energi matahari pada siang hari untuk menerangi ruangan sehingga mengurangi pemakaian lampu dengan menggunakan kaca pada dinding. Jika ruangan menjadi panas karena itu, jendela bisa digunakan untuk memanfaatkan angin sebagai penyejuk udara, dibanding menggunakan pendingin udara. Penggunaan gorden pada jendela juga bisa mengurangi panas. Untuk skala yang lebih besar, bisa mulai membiasakan menggunakan energi baru terbarukan yang digalakkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
- CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
Nama : Bintang Kelana Putra
ReplyDeleteNPM : 17 202 116
MKE : Audit dan Efisiensi Energi.
1. gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Gas ini berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih hangat.
Jenis jenis gas rumah kaca yaitu karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O), metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs) dan hidrofluorokarbon (HFCs).
Jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada peningkatan emisi GRK adalah CO2, CH4 dan N2O. Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri. Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK, walaupun hanya 1% tetapi gas-gas tersebut punya potensi pemanasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan gas CO2, CH4 dan N2O. Pada akhirnya jumlah yang diemisikan pun tak beda dengan gas CO2, CH4 dan N2O.
2. -Efek rumah kaca yaitu radiasi matahari yang terperangkap di atmosfer bumi. Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat.
- Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan global warming atau pemanasan global.
3. Hubungan pemanasan global dengan perubahan iklim merupakan dampak yang ditimbulkan dari ERK. ERK menyebabkan terjadinya perubahan komposisi di atmosfer, hal ini tentunya berpengaruh terhadap perubahan iklim terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut, kerusakan lingkungan seperti kebakaran, pencemaran laut,perubahan musim dan lainnya.
4. Yang dapat dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu mengurangi penggunaan Bahan bakar fosil dengan tepat,Memperketat aturan emisi gas buang kendaraan,atau bahkan beralih dengan penggunaan Energi yang lebih ramah lingkungan,misalnya penggunaan mobil listrik sebagai angkutan masal.
memperketat pengawasan mengenai penerapan baku mutu lingkungan,dan lain sebagainya.
Nama : Muhammad Hidayah
ReplyDeleteNim : 17 202 060
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi
1.Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia
Jenis-jenis Gas rumah Kaca : karbondioksida (CO2), Dinitroksida (N2O), Metana (CH4), Sulfurheksaflorida (SF6), Perfluorokarbon (PFCs), Hidrofluorokarbon (HFCs)
CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri. Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK.
2.Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi, seperti memiliki efek rumah kaca yang di mana panas matahari akan terperangkap oleh atmosfer bumi.
Hubungan antara efek rumah kaca dengan pemanasan global yaitu penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca , seperti halnya karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global.
3.Hubungan pemansaan global dengan perubahan iklim merupakan dampak rumah kaca, naiknya temperatur rata-rata di bumi yang dikenal dengan pemanasan global yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya perubahan beberapa variabel iklim seperti suhu udara curah hujan dan musim,dan kenaikan air laut serta berkembang nya segala macam penyakit,dan kerusakan lingkungan lainnya seperti kebakaran dan lainya.
4. Yang harusnya dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu dengan mencari alternative lain agar bisa mengurangi dampak dari efek rumah kaca dan mengembangkan teknologi yang berkaitan pada pembakaran di lingkungan, contohnya emisi gas buang pada kendaraan.
Nama : Samuel C F Purba
ReplyDeleteNim. : 17 202 138
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi
1. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca (GRK), yaitu: Karbon dioksida (CO2), Nitrogen oksida (N20), Metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perflorokarbon (PFCs), dan hidroflorokarbon (HFCs).
-Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida merupakan gas dengan konsentrasi terbanyak penyebab efek rumah kaca yaitu sekitar 70% dari volume total seluruh gas rumah kaca. Karbon dioksida dapat terbentuk dari hasil pembakaran bahan-bahan hidrokarbon seperti bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas alam, dll) atau biomassa (kayu), deforestasi, dan lepasnya karbon bawah tanah akibat rusaknya ekosistem gambut. Karena jumlahnya paling banyak, Karbon dioksida dianggap sebagai gas rumah kaca acuan.
-Nitrogen oksida (N2O)
Nitrogen oksida merupakan gas yang secara alami ada di bumi. Tidak banyak diketahui tentang asala gas ini dalam atmoefer. Nitrogen oksida ini merupakan hasil samping dari pembuatan dan pemakaian pupuk nitrogen. Nitrogen oksida juga dapat disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
-Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca yang terbentuk secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu mengutaikan bahan organik pada kondisi anaerob. Metana juga dihasilkan pada temat pembuangan sampah dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga dapat menguntungkan bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Gas ini mudah terbakar dan menghasilkan gas Karbon dioksida sebagai hasil sampingnya.
- Gas Industri yang mengandung Fluor (SF6, PFCs, HFCs)
Gas-gas yang mengandung fluor kebanyakan diproduksi dari proses industri. Gas ini akan tinggal selama-lamanya di atmosfer karena sifatnya yang tidak dapat meyerap dan hancur secara alamiah.
2. Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akaan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan pemanasan global (global warming)
3. Hubungan pemanasan global dengan perubahan iklim merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer, yang dapat berkontribusi pada perubahan pola iklim global.
4. Cara untuk menanggulangi dampak perubahan iklim global ialah menanam pohon dan bakau, melestarikan terumbu karang, melakukan penghematan energi dan sumber daya, melakukan gerakan 4R (reuse, reduce, recycle, replace), meminimalisasi dampak limbah, mencegah penebangan liar dan menerapkan sistem tebang pilih, membuat sengkedan, mengusulkan sumber energi alternatif, dan aktif dalam kegiatan pemeliharaan lingkungan.
NAMA : RAJA DOLI PRASETIAWAN RITONGA
ReplyDeleteNIM : 18202078
KELAS : 4 M 2
JURUSAN : MESIN
1.yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca
CO2 bahan karbon dioksida berasal dari makhluk hidop pembakaran bahan bakar fosil,minyak bumi,batu bara
*Ch4 (methana ) berasal dari kegiatan pertanian transportasi dan kegiatan industri
*Pfcs( hidroflourkarbon) berasal dari pelarut pendingin
* Pfcs( perflourkarbon) berasal dari proses industri
* Sfg berasal dari proses industri
2.peristiwa meningkatnya suhu atmosfer bumi karena panasa matahari yang dipantulkan bumi terperangkap oleh gas gas tertentu di atmosfer
3.memberikan informasi tentang berbagai jenis dampaknya dikarenakan pemanasan global terhadap laut.terumbu karang yang mengalami pemutihan meningkatnya radiasi ultra violet B yang masuk dalam ke perairan kepunahan hewan laut akibat meningkatnya suhu dan penurunan air laut
Dampak pemanasan global yang cukup sering di publikasikan mencairnya glestser akan menciptakan masalah bagi manusia dan hewan yang ada di bumi salah satunya adalah kenaikan permukaan laut
4.Melakukan penyaringan asap dengan memasang bahan penyerap polutan atau saringan( udara) ,menghilangkan organisme penyakit digunakan: sinar ultraviolet atau menambah khlorin( air), dengan mitigasi membangun sistem peringatan antisipasi bencana kebakaran,banjir,longsor. mitigasi dengan melaksanakan reboisasi dan reduse,reuse,recycle terutama mengantisipasi efek iklim itu.
Nama. :DANIEL RAMA SETIAWAN SITUMORANG
ReplyDeleteNim. :18202074 (4M2)
Jurusan.: Teknik Mesin
1.yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca
CO2 bahan karbon dioksida berasal dari makhluk hidop pembakaran bahan bakar fosil,minyak bumi,batu bara
*Ch4 (methana ) berasal dari kegiatan pertanian transportasi dan kegiatan industri
*Pfcs( hidroflourkarbon) berasal dari pelarut pendingin
* Pfcs( perflourkarbon) berasal dari proses industri
* Sfg berasal dari proses industri
2.peristiwa meningkatnya suhu atmosfer bumi karena panasa matahari yang dipantulkan bumi terperangkap oleh gas gas tertentu di atmosfer
3.memberikan informasi tentang berbagai jenis dampaknya dikarenakan pemanasan global terhadap laut.terumbu karang yang mengalami pemutihan meningkatnya radiasi ultra violet B yang masuk dalam ke perairan kepunahan hewan laut akibat meningkatnya suhu dan penurunan air laut
Dampak pemanasan global yang cukup sering di publikasikan mencairnya glestser akan menciptakan masalah bagi manusia dan hewan yang ada di bumi salah satunya adalah kenaikan permukaan laut
4.Melakukan penyaringan asap dengan memasang bahan penyerap polutan atau saringan( udara) ,menghilangkan organisme penyakit digunakan: sinar ultraviolet atau menambah khlorin( air), dengan mitigasi membangun sistem peringatan antisipasi bencana kebakaran,banjir,longsor. mitigasi dengan melaksanakan reboisasi dan reduse,reuse,recycle terutama mengantisipasi efek iklim itu..
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama: Togap Siagian
DeleteNim:18202067
Kelas:4m2
1.yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca
CO2 bahan karbon dioksida berasal dari makhluk hidop pembakaran bahan bakar fosil,minyak bumi,batu bara
*Ch4 (methana ) berasal dari kegiatan pertanian transportasi dan kegiatan industri
*Pfcs( hidroflourkarbon) berasal dari pelarut pendingin
* Pfcs( perflourkarbon) berasal dari proses industri
* Sfg berasal dari proses industri
2.peristiwa meningkatnya suhu atmosfer bumi karena panasa matahari yang dipantulkan bumi terperangkap oleh gas gas tertentu di atmosfer
3.memberikan informasi tentang berbagai jenis dampaknya dikarenakan pemanasan global terhadap laut.terumbu karang yang mengalami pemutihan meningkatnya radiasi ultra violet B yang masuk dalam ke perairan kepunahan hewan laut akibat meningkatnya suhu dan penurunan air laut
Dampak pemanasan global yang cukup sering di publikasikan mencairnya glestser akan menciptakan masalah bagi manusia dan hewan yang ada di bumi salah satunya adalah kenaikan permukaan laut
4.Melakukan penyaringan asap dengan memasang bahan penyerap polutan atau saringan( udara) ,menghilangkan organisme penyakit digunakan: sinar ultraviolet atau menambah khlorin( air), dengan mitigasi membangun sistem peringatan antisipasi bencana kebakaran,banjir,longsor. mitigasi dengan melaksanakan reboisasi dan reduse,reuse,recycle terutama mengantisipasi efek iklim itu...
Nama : Andri Muliadi
ReplyDeleteNim : 17 202 053
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi
1. .Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia
2. Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi, seperti memiliki efek rumah kaca yang di mana panas matahari akan terperangkap oleh atmosfer bumi.
Hubungan antara efek rumah kaca dengan pemanasan global yaitu penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca , seperti halnya karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global.
3. Hubungan pemansaan global dengan perubahan iklim merupakan dampak rumah kaca, naiknya temperatur rata-rata di bumi yang dikenal dengan pemanasan global yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya perubahan beberapa variabel iklim seperti suhu udara curah hujan dan musim,dan kenaikan air laut serta berkembang nya segala macam penyakit,dan kerusakan lingkungan lainnya seperti kebakaran dan lainya.
4. Yang harusnya dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu dengan mencari alternative lain agar bisa mengurangi dampak dari efek rumah kaca dan mengembangkan teknologi yang berkaitan pada pembakaran di lingkungan, contohnya emisi gas buang pada kendaraan
Nama : Herbet Darusman Sihite
ReplyDeleteNIM : 17 202 065
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi.
1. gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Gas ini berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih hangat.
Jenis jenis gas rumah kaca yaitu karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O), metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs) dan hidrofluorokarbon (HFCs).
Jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada peningkatan emisi GRK adalah CO2, CH4 dan N2O. Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri. Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK, walaupun hanya 1% tetapi gas-gas tersebut punya potensi pemanasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan gas CO2, CH4 dan N2O. Pada akhirnya jumlah yang diemisikan pun tak beda dengan gas CO2, CH4 dan N2O.
2. -Efek rumah kaca yaitu radiasi matahari yang terperangkap di atmosfer bumi. Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat.
- Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan global warming atau pemanasan global.
3. Hubungan pemanasan global dengan perubahan iklim merupakan dampak yang ditimbulkan dari ERK. ERK menyebabkan terjadinya perubahan komposisi di atmosfer, hal ini tentunya berpengaruh terhadap perubahan iklim terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut, kerusakan lingkungan seperti kebakaran, pencemaran laut,perubahan musim dan lainnya.
4. Yang dapat dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu mengurangi penggunaan Bahan bakar fosil dengan tepat,Memperketat aturan emisi gas buang kendaraan,atau bahkan beralih dengan penggunaan Energi yang lebih ramah lingkungan,misalnya penggunaan mobil listrik sebagai angkutan masal.
memperketat pengawasan mengenai penerapan baku mutu lingkungan,dan lain sebagainya.
Nama : Muhammad Saini
ReplyDeleteNim. : 18202056
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi
1. Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
Gas-gas rumah kaca adalah gas gas yang berada di Atmosfer
ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu
karbondioksida (CO2)
dinitroksida (N2O)
metana (CH4)
sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs)
hidrofluorokarbon (HFCs).
CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
2. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global
Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas pada atmosfer Bumi memerangkap panas dari matahari. Proses ini terjadi secara alami karena Bumi memiliki atmosfer.
Dengan adanya panas matahari yang tidak bisa keluar dari atmosfer Bumi ini, suhu di permukaan Bumi menjadi hangat
Hubungan dengan Pemanasan global adalah penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
3. Pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca.Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, yang kemudian akan memperngaruhi sistem iklim global dan terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut dan dampak yang lainnya
4. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Seperti memanfaatkan energi matahari pada siang hari untuk menerangi ruangan sehingga mengurangi pemakaian lampu dengan menggunakan kaca pada dinding. Jika ruangan menjadi panas karena itu, jendela bisa digunakan untuk memanfaatkan angin sebagai penyejuk udara, dibanding menggunakan pendingin udara. Penggunaan gorden pada jendela juga bisa mengurangi panas. Untuk skala yang lebih besar, bisa mulai membiasakan menggunakan energi baru terbarukan yang digalakkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
Nama : Gopit Hutasoit
ReplyDeleteNim. : 17 202 153
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi
1. Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
Gas-gas rumah kaca adalah gas gas yang berada di Atmosfer
ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu
karbondioksida (CO2)
dinitroksida (N2O)
metana (CH4)
sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs)
hidrofluorokarbon (HFCs).
CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
2. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global
Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas pada atmosfer Bumi memerangkap panas dari matahari. Proses ini terjadi secara alami karena Bumi memiliki atmosfer.
Dengan adanya panas matahari yang tidak bisa keluar dari atmosfer Bumi ini, suhu di permukaan Bumi menjadi hangat
Hubungan dengan Pemanasan global adalah penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
3. Pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca.Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, yang kemudian akan memperngaruhi sistem iklim global dan terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut dan dampak yang lainnya
4. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Seperti memanfaatkan energi matahari pada siang hari untuk menerangi ruangan sehingga mengurangi pemakaian lampu dengan menggunakan kaca pada dinding. Jika ruangan menjadi panas karena itu, jendela bisa digunakan untuk memanfaatkan angin sebagai penyejuk udara, dibanding menggunakan pendingin udara. Penggunaan gorden pada jendela juga bisa mengurangi panas. Untuk skala yang lebih besar, bisa mulai membiasakan menggunakan energi baru terbarukan yang digalakkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
Nama : Oloantanama G Siagian
ReplyDeleteNIM : 17 202 056
Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi.
Jawab :
1. gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Gas ini berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih hangat.
Jenis jenis gas rumah kaca yaitu karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O), metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs) dan hidrofluorokarbon (HFCs).
Jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada peningkatan emisi GRK adalah CO2, CH4 dan N2O. Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri. Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK, walaupun hanya 1% tetapi gas-gas tersebut punya potensi pemanasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan gas CO2, CH4 dan N2O. Pada akhirnya jumlah yang diemisikan pun tak beda dengan gas CO2, CH4 dan N2O.
2. -Efek rumah kaca yaitu radiasi matahari yang terperangkap di atmosfer bumi. Karena peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat.
- Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan global warming atau pemanasan global.
3.Hubungan pemanasan global dengan perubahan iklim merupakan dampak ayang ditimbulkan dari efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini menyebabkan terjadinya perubahan komposisi panas di atmosfer, hal ini tentunya berpengaruh terhadap perubahan iklim global sehingga terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut, berkembangnya segala macam penyakit dan yang paling fatal adalah kerusakan lingkungan seperti kebakaran, pencemaran laut dan lainnya.
4. Yang harusnya dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu dengan mencari alternative lain agar bisa mengurangi dampak dari efek rumah kaca dan mengembangkan teknologi yang berkaitan pada pembakaran di lingkungan, dengan contoh seperti mengganti penyedia energi kita yang lebih terbarukan.
NAMA : MICHAEL VIZAAY SIAHAAN
ReplyDeleteNIM : 18202098
KELAS : 4M3
T.MESIN
.1. Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
Gas-gas rumah kaca adalah gas gas yang berada di Atmosfer
ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu
karbondioksida (CO2)
dinitroksida (N2O)
metana (CH4)
sulfurheksaflorida (SF6), perfluorokarbon (PFCs)
hidrofluorokarbon (HFCs).
CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
2. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global
Efek rumah kaca adalah suatu proses alami dimana gas-gas pada atmosfer bumi memerangkap panas dari matahari.Sehingga panas matahari tidak bisa keluar dari atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi mengalami kenaikan.
Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan pemanasan global (global warming). Jadi hubungan keduanya saling berkesinambungan.
3.Hubungan pemanasan global dengan perubahan iklim merupakan dampak yang ditimbulkan dari ERK. ERK menyebabkan terjadinya perubahan komposisi di atmosfer, hal ini tentunya berpengaruh terhadap perubahan iklim terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut, kerusakan lingkungan seperti kebakaran, pencemaran laut,perubahan musim dan lainnya.
4.Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Seperti memanfaatkan energi matahari pada siang hari untuk menerangi ruangan sehingga mengurangi pemakaian lampu dengan menggunakan kaca pada dinding. Jika ruangan menjadi panas karena itu, jendela bisa digunakan untuk memanfaatkan angin sebagai penyejuk udara, dibanding menggunakan pendingin udara. Penggunaan gorden pada jendela juga bisa mengurangi panas. Untuk skala yang lebih besar, bisa mulai membiasakan menggunakan energi baru terbarukan yang digalakkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
NAMA:Ardiansah sitepu
ReplyDeletekelas:4M2
NIM:18202047
jurusan;T.Mesin
1.Apa yang disebut gas-gas rumah kaca, sebutkan jenis-jenisnya, dan jelaskan masing-masing gas rumah kaca?
jawab : Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca (GRK), yaitu: Karbon dioksida (CO2), Nitrogen oksida (N20), Metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perflorokarbon (PFCs), dan hidroflorokarbon (HFCs).
-Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida merupakan gas dengan konsentrasi terbanyak penyebab efek rumah kaca yaitu sekitar 70% dari volume total seluruh gas rumah kaca. Karbon dioksida dapat terbentuk dari hasil pembakaran bahan-bahan hidrokarbon seperti bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas alam, dll) atau biomassa (kayu), deforestasi, dan lepasnya karbon bawah tanah akibat rusaknya ekosistem gambut. Karena jumlahnya paling banyak, Karbon dioksida dianggap sebagai gas rumah kaca acuan.
-Nitrogen oksida (N2O)
Nitrogen oksida merupakan gas yang secara alami ada di bumi. Tidak banyak diketahui tentang asala gas ini dalam atmoefer. Nitrogen oksida ini merupakan hasil samping dari pembuatan dan pemakaian pupuk nitrogen. Nitrogen oksida juga dapat disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
-Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca yang terbentuk secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu mengutaikan bahan organik pada kondisi anaerob. Metana juga dihasilkan pada temat pembuangan sampah dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga dapat menguntungkan bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Gas ini mudah terbakar dan menghasilkan gas Karbon dioksida sebagai hasil sampingnya.
- Gas Industri yang mengandung Fluor (SF6, PFCs, HFCs)
Gas-gas yang mengandung fluor kebanyakan diproduksi dari proses industri. Gas ini akan tinggal selama-lamanya di atmosfer karena sifatnya yang tidak dapat meyerap dan hancur secara alamiah.
2. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan gloal?
jawab : Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas pada atmosfer Bumi memerangkap panas dari matahari. Proses ini terjadi secara alami karena Bumi memiliki atmosfer.
Dengan adanya panas matahari yang tidak bisa keluar dari atmosfer Bumi ini, suhu di permukaan Bumi menjadi hangat
Hubungan dengan Pemanasan global adalah penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
3.Jelaskan hubungan pemansaan global dengan perubahan iklim, kenaikan air laut, perubahan musim, berkembangnya penyakit dan dampak lainnya?
jawab : Hubungan pemanasan global dengan perubahan iklim merupakan dampak yang ditimbulkan dari ERK. ERK menyebabkan terjadinya perubahan komposisi di atmosfer, hal ini tentunya berpengaruh terhadap perubahan iklim terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut, kerusakan lingkungan seperti kebakaran, pencemaran laut,perubahan musim dan lainnya dan memberikan informasi tentang berbagai jenis dampaknya dikarenakan pemanasan global terhadap laut.terumbu karang yang mengalami pemutihan meningkatnya radiasi ultra violet B yang masuk dalam ke perairan kepunahan hewan laut akibat meningkatnya suhu dan penurunan air laut
Dampak pemanasan global yang cukup sering di publikasikan mencairnya glestser akan menciptakan masalah bagi manusia dan hewan yang ada di bumi salah satunya adalah kenaikan permukaan laut
4. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
jawab : Yang dapat dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu mengurangi penggunaan Bahan bakar fosil dengan tepat,Memperketat aturan emisi gas buang kendaraan,atau bahkan beralih dengan penggunaan Energi yang lebih ramah lingkungan,misalnya penggunaan mobil listrik sebagai angkutan masal.
memperketat pengawasan mengenai penerapan baku mutu lingkungan,dan lain sebagainya.
Nama :Fandy ramadhan
ReplyDeleteNim :17202109
MK. AEE-4. PEMANASAN GLOBAL
Hubungan efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah pada saat penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, hal ini juga tentunya akan menyebabkan pemanasan global (global warming). Jadi hubungan keduanya saling berkesinambungan.
1. Jelaskan pengertian efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global
Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas pada atmosfer Bumi memerangkap panas dari matahari. Proses ini terjadi secara alami karena Bumi memiliki atmosfer.
Dengan adanya panas matahari yang tidak bisa keluar dari atmosfer Bumi ini, suhu di permukaan Bumi menjadi hangat
Hubungan dengan Pemanasan global adalah penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
2. Pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca.Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, yang kemudian akan memperngaruhi sistem iklim global dan terjadilah pemanasan global yang menyebabkan kenaikan air laut dan dampak yang lainnya
3. Apa yang harus dilakukan berkaitan dengan energi untuk mengurangi perubahan iklim?
Seperti memanfaatkan energi matahari pada siang hari untuk menerangi ruangan sehingga mengurangi pemakaian lampu dengan menggunakan kaca pada dinding. Jika ruangan menjadi panas karena itu, jendela bisa digunakan untuk memanfaatkan angin sebagai penyejuk udara, dibanding menggunakan pendingin udara. Penggunaan gorden pada jendela juga bisa mengurangi panas. Untuk skala yang lebih besar, bisa mulai membiasakan menggunakan energi baru terbarukan yang digalakkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
- CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
Nama : Chandro Dicky Laoli
ReplyDeleteNim : 18202097
M . Kuliah : Audit dan efisiensi energi
1. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang di hasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Gas iniberkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga menyebabkan suhu di pemukaan bumi menjadi lebih hangat.
jenis-jenis gas rumah kaca :
-Karbondiooksida (CO2)
-dinitroksida (N2O)
-Metana (CH4)
-Sulfurheksaflorida (SF6)
-Perfleurokarbon (PFCs)
-Hidroflourokarbon (HFCs)
-CO2, CH4 dan N2O merupakan jenis GRK yang terbanyak memberikan sumbangan pada emisi GRK Gas-gas ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor energi, transportasi dan industri.Sementara gas seperti HFCs, PFCs dan SF6, yang dihasilkan terutama dari industri pendingin (Freon) dan penggunaan aerosol, “hanya” menyumbang kurang dari 1% total emisi GRK
2. Efek rumah kaca adalah penyebab sementara pemanasan global dan perubahan iklim akibat efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer yang kemudian mempengaruhi sistem iklim global
Hubunganya dengan pemanasan global :
-Efek rumah kaca adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi, seperti memiliki efek rumah kaca yang di mana panas matahari akan terperangkap oleh atmosfer bumi.
Hubungan antara efek rumah kaca dengan pemanasan global adalah ... penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca (greenhouse gas), seperti karbon dioksida menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global (global warming).
- Hubungan antara efek rumah Kaca dengan pemanasan global yaitu Penyerapan panas matahari oleh gas-gas rumah kaca, yang menyebabkan meningkatnya suhu atmosfer bumi,dan menyebabkan pemanasan global.
3. Hubungan pemansaan global dengan perubahan iklim, kenaikan air laut, perubahan musim, berkembangnya penyakit dan dampak lainnya adalah naiknya temperatur rata-rata bumi yang dikenal dengan Pemanasan global yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya perubahan beberapa variabel iklim seperti suhu udara curah hujan dan musim,dan kenaikan air laut serta berkembang nya segala macam penyakit,dan kerusakan lingkungan lainnya seperti kebakaran dan lainya.
4. Yang dapat dilakukan dengan penggunaan energi untuk mengurangi perubahan Iklim yaitu Pemerintah lebih memperketat pengawasan mengenai penerapan baku mutu lingkungan di lapangan,mengurangi penggunaan Bahan bakar fosil dengan tepat,Memperketat aturan emisi gas buang kendaraan,atau bahkan beralih dengan penggunaan Energi yang lebih ramah dan baik bagi lingkungan.