MK.AEE-11. INDUSTTI-ENERGI-EKONOMI


Peningkatan standar kualitas hidup dari waktu ke waktu pada dasarnya merupakan dambaan setiap manusia. Agar dapat memenuhi impian tersebut, ekonomi diharapkan terus bertumbuh. Namun, pertumbuhan hanya dapat dicapai melalui pertambahan penciptaan barang dan jasa oleh semua elemen bangsa yang berperan dalam sistem perekonomian. Dalam proses produksi barang dan jasa, para agen ekonomi membutuhkan kombinasi berbagai modal (capital) yang terbagi dalam empat jenis, yakni:
1.      Modal produksi (produced capital), seperti mesin-mesin, bangunan, dan jalan
raya.
2.      Modal manusia (human capital), mencakup keahlian, keterampilan serta
pengetahuan.
3.      Modal sosial (social capital), biasanya berupa kelembagaan yang kuat dan rasa saling keterikatan di antara anggota masyarakat.
4.      Modal alam (natural capital), yakni berupa bahan mentah yang diperoleh dari
lingkungan hidup, seperti air, kayu,minyak, gas, dan mineral.
Beragam modal tersebut memiliki peran penting dalam proses produksi, yang bermuara pada pertumbuhan. Pertambahan kuantitas mesin dan infrastrukfur serta meningkatnya keahlian angkatan kerja dengan sendirinya akan meningkatkan kuantitas produk yang dapat dihasilkan oleh perekonomian. Selain itu, seiring dengan evolusi teori pertumbuhan ekonomi, para peneliti menemukan bahwa faktor institusi, teknologi, dan modal sosial ternyata juga berkontribusi positif terhadap pertumbuhan.
Selain modal manusia, mesin, dan kelembagaan, yang kerap diabaikan adalah alam dan lingkungan hidup. Padahal, ekonomi neoklasik terpandang Alfred Marshall (1891) tidak hanya melihat alam sebagai modal, tapi justru sebagai "modal paling awal" (ultimate capital). Artinya, komponen paling awal dari semua komoditas atau produk yang diperdagangkan dalam perekonomian berasal dari alam. Pandangan Marshall tersebut sebenarnya menjelaskan pemikiran dari para ekonom klasik terpandang, seperti Adam Smith, Thomas Malthus, David Ricardo, dan John Stuart Mill yang meyakini bahwa keterbatasan alam merupakan kendala bagi pertumbuhan ekonomi. Konsekuensinya, modal alam turut menentukan pasang-surut kinerja perekonomian.
Salah satu bentuk keterbatasan alam terletak pada kemampuannya dalam menyediakan energi, yaitu zat yang sangat dibutuhkan manusia untuk menjalankan roda perekonomian dan membangun peradaban sosial. Peraga 2.1 menggambarkan hubungan energi dan pembangunan sosial-ekonomi.
















       PERAGA 2.1 Hubungan Energi dan Manusia, Pembangunan Ekonomi dan Sosial

Selama ratusan tahun, wujud modal alam yang paling dikenal ecara luas adalah energi berbasis fosil, yakni minyak, gas alam serta batubara. Di antara ketiga modal tersebut, minyak merupakan sumber energi primadona karena sifatnya yang sulit tergantikan. Maraknya penggunaan minyak dalam aktivitas manusia terjadi sejak Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18. Revolusi mendorong transisi ekonomi sosial dari masyarakat pedesaan-agraris menjadi perkotaan-industri. Proses produksi barang yang sebelumnya dilakukan di rumah (home industry) dengan menggunakan mesin-mesin sederhana dan menggunakan tenaga manusia, telah diganti dengan mesin berbahan bakar yang mampu menghasilkan produk dengan volume besar.
Pada saat bersamaan, ketika itu di Amerika Serikat (AS) terjadi peningkatan kuantitas penemuan ladang minyak. Hal ini semakin memicu berbagai penemuan mesin bertenaga bahan bakar fosil. Para pencinta lingkungan meyakini bahwa inilah era awal terjadinya konsumsi, produksi serta pembuangan limbah massal. Sejak saat itu, dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia terus mengalami peningkatan.
Revolusi Industri yang terjadi di Inggris kemudian menyebar ke seluruh Eropa, bahkan dunia. Roda perekonomian Eropa dan AS sebagai lokomotif terus berjalan dengan cepat. Mengingat energi dibutuhkan untuk menggerakkan mesin-mesin ekonomi, manusia terus berupaya mengeksplorasi sumber energi yang terdapat di bumi. Pengembangan teknologi eksplorasi bahan bakar fosil terus dipacu. Hasilnya, semakin banyak penemuan ladang baru. Berlimpahnya ketersediaan minyak menjadikan "emas hitam" tersebut sebagai sumber energi yang paling murah bagi industri.
Masyarakat dunia dapat menikmati harga minyak yang murah dan stabil, hingga pada dekade 1970-an terjadi dua gejolak suplai (supply shock) pada komoditas tersebut. Guncangan harga pertama terjadi pada tahun 1923, dipicu oleh perang Yom Kippur. Sedangkan yang kedua meletus pada tahun1979 akibat Revolusi Iran. Sejak saat itu harga minyak terus bergejolak hingga saat ini.
Kedua turbulensi tersebut ternyata berdampak buruk pada perekonomian dunia yang sudah terlanjur bergantung pada suplai minyak. Pada tahun 1973, pertumbuhan ekonomi global mencapai sekitar 7 persen. Namun, di tahun berikutnya, angkanya melorot hingga tinggal 2,1 persen. Bahkan pada tahun 1975, angkanya semakin mengempis, yakni hanya sebesar 1,4 persen. Baru pada tahun 1976 pertumbuhan ekonomi dunia dapat menunjukkan tren positil yakni mencapai 5 persen.
Perkembangan perdagangan global menunjukkan fakta yang lebih memprihatinkan. Jika pada tahun 1973 tingkat pertumbuhannya mampu mencapai 12 persen, di tahun-tahun berikutnya terkonkaksi menjadi -5,4 persen (1974) dan -7,3 persen (1975). Selain memukul aktivitas perdagangan, aktivitas ekonomi juga semakin buruk karena lonjakan harga minyak dan volatilitas yang diakibatkannya juga telah meningkatkan risiko bisnis. Akibatnya, investasi asing langsung (foreign direct investment) secara keseluruhan merosot. Pada tahun 1973, angka pertumbuhan tahunan investasi dapat mencapai sekitar 20 persen. Di tahun 1974, pertumbuhannya tidak lebih dari 25 persennya. Bahkan di tahun berikutnya, investasi asing langsung anjlok hingga menderita pertumbuhan negatif sebesar -21 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kontraksi serupa dari berbagai indikator ekonomi juga dialami pasca-krisis minyak tahun 1979 akibat Revolusi Iran. Setahun sebelum krisis terjadi, pertumbuhan produk domestic bruto (PDB) dunia sebesar 4,7 persen. Di tahun-tahun berikutnya, angkanya terus menyusut hingga mencapai titik terendahnya sebesar 0,8 persen pada tahun 1982. Demikian pula dengan aktivitas perdagangan internasional, yang pada tahun 1978 pertumbuhannya masih sekitar 5 persen, di tahun-tahun berikutnya terus menyusut hingga puncaknya pada tahun 1982, yakni sebesar -3,1 persen. Sedangkan untuk arus investasi asing langsung, yang sejak tahun 7976 selalu bertumbuh lebih dari 20 persen, terkontraksi sebesar -15 persen di tahun 1981 dan -13,5 persen di tahun berikutnya.
Keterpurukan akibat krisis minyak sebenarnya tidak hanya terwujud pada besaran pertumbuhan PDB, perdagangan serta arus investasi. Gejolak minyak telah menusuk sendi ekonomi yang lebih sensitif terhadap kemiskinan, yakni inflasi dan pengangguran. Meroketnya harga minyak jelas mendorong kenaikan biaya produksi sekaligus berpotensi menurunkan aktivitas dunia bisnis, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan mereka dalam menyerap tenaga kerja. Lebih jauh, negara-negara pengimpor minyak juga menderita peningkatan defisit anggaran dan beban utang yang menumpuk. Hal ini tentu menurunkan kemampuan mereka dalam mendorong aktivitas dunia usahanya.
Meskipun minyak memberikan pengaruh luas bagi sistem ekonomi, fakta yang tidak dapat dipungkiri ialah bahwa komoditas tersebut tetap menjadi sumber energi paling digemari dalam kehidupan manusia. Ketergantungan terhadap minyak disebabkan oleh adanya anggapan bahwa dunia memiliki volume cadangan yang besar sehingga berapa pun permintaan dapat selalu terpenuhi. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Grafik 2.1 di bawah menunjukkan tren jangka panjang produksi- konsumsi energi. Sejak tahun 1982, neraca energi dunia sudah menderita defisit akibat konsumsi yang lebih besar daripada produksinya.
Penyebab lain dari ketergantungan terhadap komoditas tersebut adalah karena kelebihannya dibandingkan dengan sumber energi fosil lainnya. Menurut Olah et al (2009), selama abad ke-20, minyak telah menggantikan fungsi batubara dalam banyak penggunaan, bukan hanya karena biayanya yang lebih murah, tetapi juga karena lebih bersih, lebih fleksibel, dan memiliki densitas energi lebih tinggi. Minyak sangat cocok untuk penggunaan, baik oleh rumah tangga, industri maupun menghasilkan listrik.


















Grafik 2.1 Produksi dan Konsumsi Minyak Dunia (ribu barel per hari)

Preferensi terhadap penggunaan minyak membuat harga komoditas tersebut terus meningkat. Jika disesuaikan dengan tingkat inflasi global, harga minyak di pasar internasional pada tahun 2012 sudah 300 persen lebih tinggi dibandingkan 10 tahun sebelumnya. Tingginya ketergantungan terhadap minyak sebenarnya tidak hanya dialami oleh negara maju di dekade 1970-1980-an. Dengan menggunakan data dari 18 negara berkembang termasuk Indonesia dalam rentang 1975 hingga200l, Lee (2005) menemukan bahwa tingginya konsumsi energi akan memicuPDB. Artinya, untuk memicu pertumbuhan PDB, Indonesia juga harus memperbesar konsumsi energinya. Pertumbuhan PDB yang cukup tinggi itu sendiri penting karena tingginya pertumbuhan menentukan besarnya angkatan kerja yang terserap. (Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi diyakini mampu menyerap sekitar 400.000 tenaga kerja. Namun, dalam beberapa tahun belakangan banyak kalangan mengganggap angka tersebut sudah berubah. Kini, setiap 1 persen pertumbuhan hanya mampu menyerap 150.000 tenaga kerja. Artinya, diperlukan pertumbuhan yang lebih tinggi untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sama. Dengan demikian, konsumsi energi menjadi semakin besar. Penurunan penyerapan tenaga kerja itu sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya peningkatan investasi di industri padat modal (bukanpadat karya) serta kondisi pasar tenaga kerja yang kaku). Namun, di sisi lain, bagi Indonesia (Sejak tahun 2004 Indonesia sudah menjadi negara pengimpor minyak)  maupun negara-negara pengimpor neto minyak lainnya, membesarnya konsumsi minyak di tengah ketidakpastian pasokan tentu sama sekali bukanlah situasi menyenangkan. Upaya menurunkan tingkat ketergantungan sudah diwujudkan, terutama di negara-negara maju. Salah satu caranya ialah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi fosil (Selain melalui penelitian dan pengembangan teknologi, efisiensi dapat diwujudkan melalui berbagai     strategi 1ain, seperti transisi perekonomian menuju produksi barang-barang bernilai tambah tinggi, atau merelokasi proses produksi industri boros energi ke negara-negara berkembang). Bukti dari Amerika Serikat (Stern, 2010), Swedia (Kander, 2002) dan negara-negaraEropa lain (Gales et a|,2007) menunjukkan adanya penurunan intensitas energi, yang terlihat dari menurunnya rasio energi/PDB dari waktu ke waktu (Penurunan intensitas energi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti substitusi antara energi dengan input lainnya, perubahan teknologi hingga perubahan struktur dalam ekonomi. Untuk lebih lengkap lihat Stern (2010).
Inilah salah satu penyebab mengecilnya pengaruh harga minyak terhadap indikator ekonomi makro di tahun 2000-an dibandingkan dengan dekade 1970-an. Diharapkan, ke depan pengaruh minyak terhadap perekonomian akan semakin kecil seiring dengan semakin rendahnya intensitas penggunaan minyak dalam proses produksi barang dan jasa. Upaya lain yang dilakukan ialah dengan merintis sumber energi alternatif (tema akan dibahas pada bagian selanjutnya).
Namun, perlu dicamkan bahwa tantangan terbesar dalam masa kini dan mendatang adalah bagaimana memenuhi permintaan energi dengan menyediakan energy yangbersih, murah, dapat diandalkan serta tersedia dalam jumlah besar. Pertumbuhan pesat China dan India tidak dapat disangkal akan mendorong kebutuhan energi dunia. Bahkan, lebih jauh, upaya berbagai negara untuk menekan angka kemiskinan juga akan meningkatkan permintaan terhadap energi. Saat ini sekitar 1,5 miliar penduduk dunia hidup tanpa elektrifikasi. Berbagai program dan kebijakan pengentasan kemiskinan akan meningkatkan pendapatan mereka dan memampukan mereka untuk mengkonsumsi berbagai produk elektronik yang memerlukan pasokan listrik. Konsekuensinya, permintaan energi global meningkat (Gertler et al,2013).
Sampai saat ini, berbagai penelitian dilakukan, baik oleh institusi pendidikan maupun laboratorium pemerintah dan perusahaan swasta, untuk mengembangkan energi yang berkelanjutan sekaligus kompetitif terhadap bahan bakar fosil yang selama ini dipakai.

Sumber:
Donny Yoesgiantoro.2017.Kebijakan Energi Lingkungan.Jakarta: LP3ES, hal.20-29

Tugas mandiri:
1.      Jelaskan modal (capital) yang harus tersedia untuk memproduksi energi? Uraikan masing-masing modal?
2.      Sumberdaya alam seperti sumber-sumber energi menurut ekonom neo-klasik Alfred Marshal (1891) adalah ultimate cavital (modal paling awal). Jelaskan maksudnya?
3.      Jelaskan hubungan revolusi industri pada abad ke-18 dengan penemuan besar sumber energi dan meningkatkan laju kerusakan lingkungan?
4.      Jelaskan hubungan energi minyak dengan laju dan/atau kemerosotan perekonomian nasional dan internasional?
                                                Selamat belajar







6 comments:

  1. Nama : Muhammad Dendy Agusdiandy
    NIM : 17 202 061
    Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi

    1. Jelaskan modal (capital) yang harus tersedia untuk memproduksi energi? Uraikan masing-masing modal?
    Jawab: Modal yang harus tersedia untuk memproduksi energi yaitu :
    a. Modal produksi (produced capital) yang meliputi mesin-mesin, bangunan, dan jalan raya.
    b. Modal manusia (human capital) mencakup keahlian, keterampilan serta pengetahuan.
    c. Modal sosial (social capital), biasanya berupa kelembagaan yang kuat dan rasa saling keterikatan di antara anggota masyarakat.
    d. Modal alam (natural capital), yakni berupa bahan mentah yang diperoleh dari lingkungan hidup, seperti air, kayu,minyak, gas, dan mineral.

    2. Sumber daya alam seperti sumber-sumber energi menurut ekonom neo-klasik Alfred Marshal (1891) adalah ultimate cavital (modal paling awal). Jelaskan maksudnya?
    Jawab: Maksudnya, komponen paling awal dari semua komoditas atau produk yang diperdagangkan dalam perekonomian berasal atau bersumber dari alam.

    3. Jelaskan hubungan revolusi industri pada abad ke-18 dengan penemuan besar sumber energi dan meningkatkan laju kerusakan lingkungan?
    Jawab: Revolusi mendorong transisi ekonomi sosial dari masyarakat pedesaan-agraris menjadi perkotaan-industri dan proses produksi barang yang sebelumnya dilakukan di rumah (Home Industri) dengan menggunakan mesin-mesin sederhana dan menggunakan tenaga manusia, telah diganti dengan mesin berbahan bakar yang mampu menghasilkan produk dengan volume besar, hal ini semakin memicu berbagai penemuan mesin bertenaga bahan bakar fosil sehingga terjadinya konsumsi, produksi serta pembuangan limbah massal saat itu juga dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia terus mengalami peningkatan.

    4. Jelaskan hubungan energi minyak dengan laju dan/atau kemerosotan perekonomian nasional dan internasional?
    Jawab: Ketika perekonomian dunia sudah bergantung pada suplai energi minyak, dan lonjakan harga energi minyak semakin meningkat saat itulah dampaknya memukul aktivitas perdagangan, aktivitas ekonomi juga semakin buruk dan volatilitas yang diakibatkannya juga telah meningkatkan risiko bisnis. Akibatnya, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) secara keseluruhan merosot.

    ReplyDelete
  2. Nama : Gopit Hutasoit
    NIM : 17 202 153
    Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi

    1. Jelaskan modal (capital) yang harus tersedia untuk memproduksi energi? Uraikan masing-masing modal?
    Jawab: Modal yang harus tersedia untuk memproduksi energi yaitu :
    a. Modal produksi (produced capital) yang meliputi mesin-mesin, bangunan, dan jalan raya.
    b. Modal manusia (human capital) mencakup keahlian, keterampilan serta pengetahuan.
    c. Modal sosial (social capital), biasanya berupa kelembagaan yang kuat dan rasa saling keterikatan di antara anggota masyarakat.
    d. Modal alam (natural capital), yakni berupa bahan mentah yang diperoleh dari lingkungan hidup, seperti air, kayu,minyak, gas, dan mineral.

    2. Sumber daya alam seperti sumber-sumber energi menurut ekonom neo-klasik Alfred Marshal (1891) adalah ultimate cavital (modal paling awal). Jelaskan maksudnya?
    Jawab: Maksudnya, komponen paling awal dari semua komoditas atau produk yang diperdagangkan dalam perekonomian berasal atau bersumber dari alam.

    3. Jelaskan hubungan revolusi industri pada abad ke-18 dengan penemuan besar sumber energi dan meningkatkan laju kerusakan lingkungan?
    Jawab: Revolusi mendorong transisi ekonomi sosial dari masyarakat pedesaan-agraris menjadi perkotaan-industri dan proses produksi barang yang sebelumnya dilakukan di rumah (Home Industri) dengan menggunakan mesin-mesin sederhana dan menggunakan tenaga manusia, telah diganti dengan mesin berbahan bakar yang mampu menghasilkan produk dengan volume besar, hal ini semakin memicu berbagai penemuan mesin bertenaga bahan bakar fosil sehingga terjadinya konsumsi, produksi serta pembuangan limbah massal saat itu juga dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia terus mengalami peningkatan.

    4. Jelaskan hubungan energi minyak dengan laju dan/atau kemerosotan perekonomian nasional dan internasional?
    Jawab: Ketika perekonomian dunia sudah bergantung pada suplai energi minyak, dan lonjakan harga energi minyak semakin meningkat saat itulah dampaknya memukul aktivitas perdagangan, aktivitas ekonomi juga semakin buruk dan volatilitas yang diakibatkannya juga telah meningkatkan risiko bisnis. Akibatnya, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) secara keseluruhan merosot.

    ReplyDelete
  3. Nama : Herbet Darusman Sihite
    NIM : 17202065
    Mata Kuliah : Audit dan Efisiensi Energi

    1. Jelaskan modal (capital) yang harus tersedia untuk memproduksi energi? Uraikan masing-masing modal?
    Jawab:
    Modal yang harus tersedia untuk memproduksi energi yaitu :
    a. Modal produksi (produced capital) yang meliputi mesin-mesin, bangunan, dan jalan raya.
    b. Modal manusia (human capital) mencakup keahlian, keterampilan serta pengetahuan.
    c. Modal sosial (social capital), biasanya berupa kelembagaan yang kuat dan rasa saling keterikatan di antara anggota masyarakat.
    d. Modal alam (natural capital), yakni berupa bahan mentah yang diperoleh dari lingkungan hidup, seperti air, kayu,minyak, gas, dan mineral.

    2. Sumber daya alam seperti sumber-sumber energi menurut ekonom neo-klasik Alfred Marshal (1891) adalah ultimate cavital (modal paling awal). Jelaskan maksudnya?
    Jawab:
    Maksudnya, komponen paling awal dari semua komoditas atau produk yang diperdagangkan dalam perekonomian berasal atau bersumber dari alam.

    3. Jelaskan hubungan revolusi industri pada abad ke-18 dengan penemuan besar sumber energi dan meningkatkan laju kerusakan lingkungan?
    Jawab:
    Revolusi mendorong transisi ekonomi sosial dari masyarakat pedesaan-agraris menjadi perkotaan-industri dan proses produksi barang yang sebelumnya dilakukan di rumah (Home Industri) dengan menggunakan mesin-mesin sederhana dan menggunakan tenaga manusia, telah diganti dengan mesin berbahan bakar yang mampu menghasilkan produk dengan volume besar, hal ini semakin memicu berbagai penemuan mesin bertenaga bahan bakar fosil sehingga terjadinya konsumsi, produksi serta pembuangan limbah massal saat itu juga dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia terus mengalami peningkatan.

    4. Jelaskan hubungan energi minyak dengan laju dan/atau kemerosotan perekonomian nasional dan internasional?
    Jawab:
    Ketika perekonomian dunia sudah bergantung pada suplai energi minyak, dan lonjakan harga energi minyak semakin meningkat saat itulah dampaknya memukul aktivitas perdagangan, aktivitas ekonomi juga semakin buruk dan volatilitas yang diakibatkannya juga telah meningkatkan risiko bisnis. Akibatnya, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) secara keseluruhan merosot

    ReplyDelete
  4. Nama : Muhammad Andika.
    NIM. : 17202130
    MKE. : Audit dan Efisiensi Energi

    1. Modal (capital) yang harus tersedia untuk memproduksi energi yaitu
    - Modal produksi (produced capital), adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi, seperti mesin-mesin, bangunan, dan jalan raya.
    - Modal manusia (human capital), mencakup keahlian, keterampilan serta pengetahuan.
    - Modal sosial (social capital), biasanya berupa kelembagaan yang kuat dan rasa saling keterikatan di antara anggota masyarakat.
    - Modal alam (natural capital), yakni berupa bahan mentah yang diperoleh dari
    lingkungan hidup, seperti air, kayu,minyak, gas, dan mineral.

    2. Ultimate Kapital"modal paling awal" Artinya adalah komponen paling awal dari semua komoditas atau produk yang diperdagangkan dalam perekonomian berasal dari alam.

    3. Hubungan revolusi industri pada abad ke-18 dengan penemuan besar sumber energi dan meningkatkan laju kerusakan lingkungan yaitu
    Dimana Revolusi mendorong transisi ekonomi sosial dari masyarakat pedesaan-agraris menjadi perkotaan-industri. Proses produksi barang yang sebelumnya dilakukan di rumah (home industry) dengan menggunakan mesin-mesin sederhana dan menggunakan tenaga manusia, telah diganti dengan mesin berbahan bakar yang mampu menghasilkan produk dengan volume besar.Hal ini semakin memicu berbagai penemuan mesin bertenaga bahan bakar fosil. Dengan Meningkatnya Penggunaan Mesin berbahan Bakar Fosil akan meningkatkan konsumsi, produksi serta pembuangan limbah massal. Sejak saat itu, dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia terus mengalami peningkatan dikarenakan Meningkatnya pembuangan Limbah Massal yang akan merusak lingkungan.

    4. Hubungan energi minyak dengan laju dan/atau kemerosotan perekonomian nasional dan internasional ?....
    Energi minyak bumi adalah salah satu kebutuhan manusia yang tidak bisa dielakkan,dalam hal in Tingkat kebutuhan Energi minyak bumi sangat Tinggi.
    Dimana Ketersediaan Minyak Bumi dan Pengaruh lainnya yg dapat mempengaruhi harga Minyak Bumi Tersebut, Dan Akan memberikan Dampak terhadap Pertumbuhan nasional maupun internasional.

    ReplyDelete
  5. Nama : Bintang kelana putra
    NIM : 17202116
    Mata kuliah : Audit dan Efisiensi Energi.
    Jawaban :

    1. Modal (Capita) yang harus tersedia untuk memproduksi energi yaitu :
    a. Modal produksi atau produced capital yang meliputi mesin-mesin, bangunan, dan jalan raya.
    b. Modal manusia atau human capital mencakup keahlian, keterampilan serta pengetahuan.
    c. Modal sosial atau social capital, biasanya berupa kelembagaan yang kuat dan rasa saling keterikatan di antara anggota masyarakat.
    d. Modal alam natural capital, yakni berupa bahan mentah yang diperoleh dari lingkungan hidup, seperti air, kayu,minyak, gas, dan mineral.

    2. Maksudnya, komponen paling awal dari semua komoditas atau produk yang diperdagangkan dalam perekonomian berasal atau bersumber dari alam.

    3. Revolusi mendorong transisi ekonomi sosial dari masyarakat pedesaan-agraris menjadi perkotaan-industri dan proses produksi barang yang sebelumnya dilakukan di rumah (Home Industri) dengan menggunakan mesin-mesin sederhana dan menggunakan tenaga manusia, telah diganti dengan mesin berbahan bakar yang mampu menghasilkan produk dengan volume besar, hal ini semakin memicu berbagai penemuan mesin bertenaga bahan bakar fosil sehingga terjadinya konsumsi, produksi serta pembuangan limbah massal saat itu juga dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia terus mengalami peningkatan.

    4. Ketika perekonomian dunia sudah bergantung pada suplai energi minyak, dan lonjakan harga energi minyak semakin meningkat saat itulah dampaknya memukul aktivitas perdagangan, aktivitas ekonomi juga semakin buruk dan volatilitas yang diakibatkannya juga telah meningkatkan risiko bisnis. Akibatnya, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) secara keseluruhan merosot

    ReplyDelete
  6. Nama : Afif Nugraha Arfandi
    Nim : 17 202 141
    Mata kuliah : Audit dan Efisiensi Energi

    1). Modal (Capita) yang harus tersedia untuk memproduksi energi yaitu :
    a. Modal produksi atau produced capital yang meliputi mesin-mesin, bangunan, dan jalan raya.
    b. Modal manusia atau human capital mencakup keahlian, keterampilan serta pengetahuan.
    c. Modal sosial atau social capital, biasanya berupa kelembagaan yang kuat dan rasa saling keterikatan di antara anggota masyarakat.
    d. Modal alam natural capital, yakni berupa bahan mentah yang diperoleh dari lingkungan hidup, seperti air, kayu,minyak, gas, dan mineral.

    2). Maksud dari penjelasan di atas adalah komponen paling awal dari semua komoditas atau produk yang diperdagangkan dalam perekonomian berasal atau bersumber dari alam.

    3). Hubungan revolusi industri pada abad ke-18 dengan penemuan besar sumber energi dan meningkatkan laju kerusakan lingkungan yaitu
    Dimana Revolusi mendorong transisi ekonomi sosial dari masyarakat pedesaan-agraris menjadi perkotaan-industri. Proses produksi barang yang sebelumnya dilakukan di rumah (home industry) dengan menggunakan mesin-mesin sederhana dan menggunakan tenaga manusia, telah diganti dengan mesin berbahan bakar yang mampu menghasilkan produk dengan volume besar.Hal ini semakin memicu berbagai penemuan mesin bertenaga bahan bakar fosil. Dengan Meningkatnya Penggunaan Mesin berbahan Bakar Fosil akan meningkatkan konsumsi, produksi serta pembuangan limbah massal. Sejak saat itu, dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas manusia terus mengalami peningkatan dikarenakan Meningkatnya pembuangan Limbah Massal yang akan merusak lingkungan.

    4). Ketika perekonomian dunia sudah bergantung pada suplai energi minyak, dan lonjakan harga energi minyak semakin meningkat saat itulah dampaknya memukul aktivitas perdagangan, aktivitas ekonomi juga semakin buruk dan volatilitas yang diakibatkannya juga telah meningkatkan risiko bisnis. Akibatnya, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) secara keseluruhan merosot.

    ReplyDelete