MK.PK-12: KOMUNIKASI

                                       KOMUNIKASI- PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

 



“Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)

Kotak:  Komunikasi menjadi prasyarat untuk intraksi antar orang. Sering kali masalah kecil komunikasi yang tidak baik menyebabkan masalah besar. Pastikan komunikasi berjalan sesuai semestinya.

Permainan:1. Suruh peserta / mahasiswa berbaris, dalam 1 atau beberapa barisan. Tulislah kalimat sebuah dalam sebuah kertas, lalu perintahkan barisan paling depan melihat dan menghafalnya. Lalu suruh mahasiswa paling depan menyampaikan secara lisan apa pesan yang disampaikan. Peserta kedua mendengar, dan mencatat pesan, lau menyampaikan pesan pada orang ke-tiga dan seterusnya. Orang yang paling belakang akan tampil ke depan, lalu menyampaikan pesan yang sampai padanya. Akan terlihat bias komunikasi.

                2.     Bermain dengan kode morse.

Pengantar

Bahan kuliah ini diambil dari tulisan yang berjudul: Pengertian Komunikasi, Tujuan, Fungsi & Macamnya dalam blog https://qwords.com/blog/pengertian-komunikasi/.  Dalam kenyataannya, orang-orang dengan mudahnya memojokkan serta memberikan penghakiman kepada orang lain tanpa memastikan keabsahan informasi. Ini justru semakin memperkeruh suasana. Padahal komunikasi itu sendiri bertujuan untuk memberikan energi, pencerahan serta pemupuk kebersamaan atas banyaknya keanekaragaman. Lalu apakah Anda sudah tahu apa yang dimaksud komunikasi itu?

Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar. Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan.

Komunikasi menurut para ahli di antaranya seperti yang disebutkan oleh Anwar Arifin. Menurutnya arti komunikasi adalah jenis proses sosial yang erat kaitannya dengan aktivitas manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku. Skinner turut beropini tentang komunikasi sebagai suatu perilaku lisan maupun simbolik dimana pelaku berusaha memperoleh efek yang diinginkan.

Forsdale berkomentar bahwa pengertian komunikasi adalah jenis proses pembentukan, pemeliharaan serta pengubahan sesuatu dengan tujuan agar sinyal yang telah dikirimkan berkesesuaian dengan aturan. Pengertian komunikasi terakhir datang dari Gode yang mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan suatu kegiatan untuk membuat sesuatu kemudian ditujukkan kepada orang lain. Agar lebih jelasnya kami akan membahas mengenai apa saja tujuan dan fungsi komunikasi, silahkan simak pembahsannya berikut ini.

Tujuan Komunikasi

Setelah mengetahui apa itu pengertian komunikasi, berikutnya Anda perlu tahu tujuan komunikasi. Secara singkat tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan kesepahaman di antara kedua belah pihak. Namun, masih ada sejumlah tujuan dari komunikasi yang perlu Anda ketahui.

1.      Agar hal yang disampaikan bisa dimengerti dengan cukup baik. Dengan adanya definisi komunikasi diatas maka akan menghindarkan diri dari kesalah pahaman.

2.      Agar mampu memahami maksud perkataan orang lain.

3.      Agar ide, gagasan maupun pemikiran pribadi dapat diterima orang lain terutama dalam gelaran rapat tertentu.

4.      Penggerak orang lain untuk mengerjakan sesuatu. Misalnya, kegiatan kerja bakti, sosialisasi dan sebagainya.

Fungsi Komunikasi

Internet Untuk Berkomunikasi

Selain tujuan, fungsi komunikasi juga dapat memberikan manfaat yang baik bagi Anda. Adapun fungsi komunikasi di antaranya ialah seperti berikut.

1.      Untuk menyampaikan informasi

2.      Sebagai penyampai pendapat agar dapat diterima oleh masyarakat luas atau yang berkaitan.

3.      Sebagai bentuk interaksi dengan orang lain.

4.      Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan akan sesuatu hal. Jadi, melalui komunkasi nantinya akan terjadi transfer ilmu antara pihak satu dengan pihak lainnya.

5.      Pengisi waktu luang. Misalnya, dengan berbicara via telepon, chatting, sosial media, video call dan sebagainya.

6.      Sebagai cara untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain. Biasanya komunikasi semacam ini banyak mengandung unsur-unsur persuasif.

7.      Untuk dapat mengenal diri sendiri.

8.      Guna mengurangi ketegangan atau mencairkan suasana. Misalnya, ketika ada pertikaian atau perselisihan pendapat dalam rapat tertentu.

9.      Sebagai hiburan. Misalnya, ketika Anda sedang jenuh kemudian menghubungi teman jauh untuk sekadar mengobrol santai.

10.  Untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

11.  Sebagai benteng diri agar tidak terisolasi dalam lingkungan masyarakat.

12.  Untuk mempelajari situasi yang terjadi.

13.  Mengubah sikap maupun perilaku.

14.  Mengawasi serta melakukan pengendalian atas suatu kegiatan.

15.  Sebagai motivasi untuk orang lain.

16.  Guna mengambil suatu keputusan yang tepat.

17.  Untuk melakukan kegiatan tertentu.

18.  Sebagai bentuk ekspresi.

19.  Menghindari adanya kesalahpahaman.

20.  Untuk tetap menjaga jalinan hubungan yang baik 

Macam-Macam Komunikasi

Mencari Informasi di Google

Tahukah Anda bahwa komunikasi terdiri atas beberapa jenis. Jenis-jenis komunikasi yang dapat Anda ketahui di antaranya ialah seperti berikut.

 1. Komunikasi berdasarkan penyampaian

·         Lisan

Komunikasi secara lisan dimaknai sebagai jenis komunikasi yang terjadi secara langsung tanpa ada batasan jarak. Misalnya, dalam suatu rapat, wawancara maupun percakapan biasa.

·         Tulisan

Komunikasi secara tertulis merupakan jenis media komunikasi yang penyampaiannya dilakukan dalam bentuk tulisan. Misalnya, naskah, spanduk, undangan dan sebagainya.

 

2.  Komunikasi berdasarkan tujuan

Jika ditinjau berdasarkan tujuan, komunikasi dapat dikategorikan menjadi beberapa macam. Misalnya, pemberian saran, pidato, perintah, ceramah maupun wawancara. Konsep komunikasi semacam ini menekankan bahwa komunikator menjadi faktor penting dalam jalinan interaksi tersebut.

 

3. Komunikasi berdasarkan ruang lingkup

·         Internal

Komunikasi internal merupakan jenis komunikasi yang terjadi dalam ruang lingkup organisasi maupun perusahaan. Contohnya, interaksi antar individu yang ada dalam ruang lingkup tersebut. Komunikasi internal bisa berupa komunikasi vertikal, horizontal maupun diagonal.

·         Eksternal

Komunikasi eksternal berarti komunikasi yang terjalin antar organisasi maupun masyarakat dalam berbagai macam bentuk. Misalnya, koneferensi pers, pameran, publikasi, siaran televisi maupun bakti sosial.

4. Komunikasi berdasarkan aliran

·         Komunikasi satu arah, yakni komunikasi yang berasal dari salah satu pihak saja.

·         Komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang mempunyai sifat saling memberikan timbal balik.

·         Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi dari atasan dengan bawahan.

·         Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yabg berasal dari seorang bawahan kepada atasan.

·         Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang terjalin di antara beberapa orang pada kedudukan setara.

Dalam berinteraksi dengan orang lain, Anda perlu memahami seperti apa pengertian komunikasi secara umum . Ini penting demi senantiasa menjaga hubungan yang cukup baik. Selain itu, komunikasi penting guna menghindarkan diri dari kesalahpahaman***.

Tugas Kuliah:

Buatlah rangkuman materi kuliah dan berilah catatan penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7 (tujuh) hari setelah kuliah. 

 

 

 

 

 

 

 

Baca Selengkapnya »

MK.PK-11: KEBAHAGIAAN

                                    KEBAHAGIAAN- PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

 

“Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)




Kotak-1: Alam bawah sadar menentukan mindset. Mindset menentukan emosi. Emosi   menentukan cara bertindak. Cara bertindaka menentukan hasil.

                Bahagia atau tidak tergantung cara berpikir.

 

Tugas-1:

Alam bawah sadar

Gambarlah pemandangan yang terindah menurutmu. Setelah gambar selesaI,  Lalu  perhatikan  yang digambar dengan baik. Yang digambar adalah apa yang tersimpan dalam alam bawah sadar, yang tersimpan dalam alam mimpi. Ungkaplah apa sebenarnya gambaran terindah dalam alam bawah sadar.

 

Tugas-2:

Dua orang pengemudi taksi. Satu supir dengan kesusahannya dan satu supir dengan kemahagiaannya. Bahagia itu,

 

Sheila Dara

Arti Kebahagiaan

https://greatmind.id/article/arti-kebahagiaan

Apa sih kebahagiaan itu? Apakah ketika pekerjaan dan keuangan lancar? Tapi kalau ternyata kita tidak bisa menikmati apa yang dimiliki, tidak punya orang-orang terdekat yang dapat dibagikan rezeki itu kita sebenarnya bisa saja tetap tidak bahagia. Lalu apa itu bahagia?

Banyak orang yang masih mencari arti bahagia itu sendiri kemudian menjadikannya tujuan utama hidup. Berbeda dengan apa yang aku pikirkan. Menurutku menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama hidup bisa membuat kita tidak bahagia dalam prosesnya. Memahaminya, aku jadi lebih santai menjalani keseharian tanpa harus memikirkan apa yang dapat membuatku paling bahagia di masa depan. Aku berusaha menghargai apa yang aku miliki. Keluarga yang mendukung, pertemanan yang memahami perjalanan hidupku adalah hal-hal kecil yang perlu aku hargai karena mungkin tidak semua orang punya itu. Inilah yang akhirnya juga membuatku mudah merasa bahagia dengan apa yang ada di sekelilingku.Menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama hidup bisa membuat kita tidak bahagia dalam prosesnya.

Jujur, aku bukan tipe orang yang bisa menetapkan definisi bahagia dengan satu hal saja. Main sama kucing atau sekadar bertemu dengan teman-teman saja sudah bisa jadi definisi bahagia. Aku tahu semua orang pasti mau bahagia tapi aku tidak menjadikan kebahagiaan sebagai sebuah keharusan yang dikejar. Go with the flow. Itulah yang cukup menjelaskan kepribadianku. Aku lebih suka menikmati apa yang ada sekarang – saat ini. Karena kenyataannya tidak sulit membuatku senang. Tidak perlu sesuatu yang besar. Kalau sedang merasakan hal yang tidak menyenangkan saja aku bisa dengan mudah mencari hal-hal kecil yang dapat membuat lebih bersyukur dan mengembalikan suasana hati yang baik. Meskipun aku tahu hidup tidak mungkin bahagia terus. Kalau sepanjang hidup selalu bahagia rasanya jadi tidak bisa benar-benar membedakan mana bahagia mana tidak.

Ada saatnya juga aku merasa tidak bahagia. Seperti terkadang punya ekspektasi yang ternyata tidak tercapai. Jika itu terjadi biasanya aku pasti akan evaluasi apa yang membuat ekspektasiku tidak tercapai. Setelahnya ya sudah mencoba melakukan yang terbaik di kemudian hari. Pada dasarnya aku tidak suka berlama-lama dalam situasi tidak menyenangkan.

Seperti misalnya dulu ketika punya ekspektasi atau opini yang berbeda dengan orang lain aku seringkali tidak berani bilang karena takut melukai. Takut merusak hubungan yang sudah dijalin lama. Akhirnya aku memendam rasa tidak terima pada situas. Kesal dan sedih sendiri. Aku memang seseorang yang tidak suka konflik. Malas membicarakan apa yang tidak aku suka lalu menyangkal bilang, “Kayaknya tidak apa-apa berada di kondisi tidak menyenangkan ini.” Walaupun sebenarnya aku hanya menumpuk perasaan yang mengganjal saja. Lambat laun aku mulai melakukan evaluasi diri dan mulai menyadari untuk melepas satu persatu emosi dalam satu kondisi yang aku tidak terima. Aku mulai menelaah segala perasaan yang bisa disampaikan ke orang lain apakah memang bisa dibicarakan baik-baik. Semakin aku belajar untuk terus melepaskan perasaan tidak terima itu semakin aku bisa merasa lega dan bahagia.

Semakin aku belajar untuk terus melepaskan perasaan tidak terima itu semakin aku bisa merasa lega dan bahagia.

Sebenarnya aku juga tidak tahu apakah sikapku sekarang yang lebih 'bodo amat' lebih baik daripada sikapku yang lebih memikirkan perasaan orang. Aku tidak tahu apakah ini bisa membuatku jadi pribadi yang lebih baik atau tidak karena parameter kebaikan buatku sangat abstrak. Setiap orang punya standar yang berbeda-beda dalam menentukan kriteria pribadi yang lebih baik. Yang aku pilih adalah perilaku yang bisa membuatku lebih sehat. Ketika sekarang sudah bisa lebih bicara pada orang-orang terdekat apa yang dirasakan aku merasa lebih lega. Sebelum bisa terbuka orang sekitarku sering bertanya-tanya, "Sheila maunya gimana, sih?" Sekarang mereka jadi lebih paham apa yang aku mau.

Aku juga cukup percaya definisi kebahagiaan bisa saja berubah nantinya. Karena manusia pasti berubah seiring pengalaman yang dilewati. Contohnya di aspek hubungan asmara. Dulu aku merasa lebih bahagia jika bisa bersama dengan seseorang yang perhatian sekali. Tapi sekarang aku merasa tidak harus. Kalau ada pekerjaan sampai tidak bisa dihubungi aku lebih memilih untuk bersama seseorang yang bisa memahami bagaimana aku butuh ruang sendiri. Sehingga sekarang hubungan yang ideal menurutku adalah hubungan dengan komunikasi dua arah yang bisa dengan leluasa berkata sejujurnya jika ada masalah. Aku berharap orang tersebut bisa mendukung apa yang aku lakukan dan memberitahu jika aku ada kesalahan. 

Aku juga cukup percaya definisi kebahagiaan bisa saja berubah nantinya. Karena manusia pasti berubah seiring pengalaman yang dilewati.

Dengan tidak menetapkan arti kebahagiaan, hubungan, pertemanan dan keluarga harmonis aku dapat belajar untuk lebih menghargai apa yang aku punya dan memahami orang lain. Kebahagiaan, hubungan keluarga, pertemanan dan percintaan itu bukan hanya tentang diri sendiri. Tidak cuma mendahulukan kebahagiaanku dan mengabaikan kebahagiaan orang lain. Sebisa mungkin aku ingin ketika aku bahagia orang di sekitarku juga bahagia.


Tulisan Sheila Dara berjudul: Pengertian Kebahagiaan dari Perspektif Psikologi Positif dalam http://www.indopositive.org/2019/11/pengertian-kebahagiaan-dari-perspektif.html.

Apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup? Kebahagiaan barangkali hal yang menjadi sangat penting dalam pencarian kita. Akan tetapi, sebelum menemukannya, pemaknaan akan kebahagiaan tersebut masih menjadi perbincangan dan topik penelitian, khususnya di bidang psikologi positif. Secara mendasar, kebahagiaan umumnya mengacu pada emosi positif yang dirasakan serta aktivitas positif yang disukai oleh seseorang. Benarkah demikian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kebahagiaan adalah perasaan bahagia, terdapat kesenangan dan ketenteraman hidup baik lahir dan batin. Kali ini mari kita mempelajari kebahagiaan dari perspektif psikologi positif.

Mari melihat beberapa pengertian kebahagiaan dari perspektif psikologi positif:

Menurut Robert Biswas-Diener dan Bean Den  kebahagiaan berupa kualitas dari keseluruhan hidup manusia yang membuat kehidupan menjadi baik se- cara keseluruhan seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang tinggi, pendapatan yang lebih tinggi dan tempat kerja yang baik. Individu yang memiliki kebahagiaan tinggi akan merasakan bahwa pekerjaan, perkawinan, dan area lain di dalam kehidupan terasa memuaskan.

Related

           Bagaimana Coping Stres Membantu Kita Lebih Dekat dengan Bahagia?

           Konsumsi 7 Makanan Ini Dapat Membuat Kita Lebih Bahagia

           Rekonstruksi Kebahagiaan ODHA: Selamat Hari AIDS Sedunia, 1 Desember

Menurut Alan Carr, secara keseluruhan kebahagiaan tergantung pada evaluasi kognitif kepuasan dalam berbagai domain kehidupan seperti keluarga, pekerjaan, pengaturan, dan pengalaman afektif.

Martin Seligman, sebagai Bapak Psikologi Positif dalam konsep Autenthic Happiness mengatakan bahwa emosi positif seseorang terkait dengan hal-hal yang membahagiakan dapat dibagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu: emosi positif terhadap masa lalu, emosi positif terhadap masa kini, dan emosi positif terhadap masa depan. Untuk masa lalu, emosi positif tersebut adalah kepuasan hidup (satisfaction), sedangkan untuk masa depan, emosi positif tersebut adalah optimis. Selain itu, untuk masa kini emosi positif dikenal dengan konsep kebahagian.

Aspek Kebahagiaan

a. Kognitif

Kepuasan hidup termasuk dalam komponen kognitif karena keduanya didasarkan pada keyakinan (sikap) tentang kehidupan seseorang. Kepuasan hidup merupakan penilaian seseorang dalam kualitas kehidupannya secara menyeluruh.

b. Afektif.

Afektif dibagi menjadi dua yaitu, afek positif dan afek negatif. Afek positif atau emosi yang menyenangkan merupakan bagian dari Subjective Well Being karena merefleksikan reaksi seseorang terhadap peristiwa dalam hidup seseorang yang dianggap penting baginya karena kehidupannya berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan olehnya. Afek negatif termasuk suasana hati dan emosi yang tidak menyenangkan serta merefleksikan respon-respon negatif yang dialami oleh seseorang terhadap hidup mereka, kesehatan, peristiwa-peristiwa yang terjadi dan lingkungan-lingkungan mereka.

Faktor Kebahagiaan

Adapun faktor-faktor kebahagiaan menurut Martin Seligman, yaitu:

a. Agama

Orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius. Hal ini dikarenakan agama memberikan harapan akan masa depan dan menciptakan makna dalam hidup bagi manusia. Selain itu, keterlibatan seseorang dalam kegiatan keagamaan atau komunitas agama dapat memberikan dukungan sosial bagi orang tersebut. Hubungan antara harapan akan masa depan dan keyakinan beragama merupakan landasan mengapa keimanan sangat efektif melawan keputus asaan dan meningkatkan kebahagiaan.

b. Kehidupan Sosial

Orang yang sangat bahagia menjalani kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan, paling sedikit menghabiskan waktu sendirian dan mayoritas dari mereka bersosialisasi.

c. Pendidikan

Pendidikan lebih berpengaruh terhadap kebahagiaan pada negara-negara miskin. Namun demikian walaupun pengaruh pendidikan terhadap kebahagiaan kecil, tetapi cukup signifikan, karena pendidikan mempengaruhi status pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh seseorang.

Demikianlah pengertian kebahagiaan dari perspektif psikologi positif. Sekiranya ini bisa menjadi langkah awal untuk memahami konsep tersebut dan dikembangkan untuk masa yang akan datang.

Tugas Kuliah:

Buatlah rangkuman materi kuliah dan berilah catatan penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7 (tujuh) hari setelah kuliah. 

 

 

Baca Selengkapnya »

MK.PK-10: PRILAKU

                                       PRILAKU- PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

 

“Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)

 

Kotak-1: 

Tugas-1: Baca tulisan tentang Ria. Tuliskan urutan yang paling tinggi kesalahannya.

 

 

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/10122/6/BAB%20II.pdf, bab-2 studi pustaka

 

1. Pengertian perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup : berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal aktivity) seperti berfikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat.

 

2. Macam macam perilaku

Seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus -----> Organisme -----> Respons, sehingga teori Skinner disebut dengan teori “S-OR”. Respons ini terbentuk 2 macam yaitu :

a. Respondent respons atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan respon yang relatif tetap.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain.

 

Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Perilaku Tertutup (covert behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk covert behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

2) Perilaku Terbuka (overt behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”.

 

Bentuk perilaku terbuka diantaranya berupa tindakan nyata atau dalam bentuk praktik.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Notoatmodjo perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pemungkin (enambling factors)

Faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasana atau fasilitas kesehatan. Untuk dapat berperilaku sehat, diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung atau fasilitas yang memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut faktor pendukung atau pemudah.

c. Faktor-faktor penguat

Untuk dapat berperilaku sehat positif dan dukungan fasilitas saja tidak cukup, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) yang baik dari tokoh akademisi kampus, petugas kebersihan dan pihak-pihak yang bersangkutan.

 

Dikutip dari bab-2 karya ilmiah UNIMUS, sikap diulah dalam teorinya  dalam

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-kikaaldela-6006-2-babii.pdf.

 

1. Pengertian Perilaku

Seorang ahli psikologi Skinner (1938) dalam buku Notoadmodjo menyatakan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Sedangkan menurut Blum dalam buku Notoadmodjo perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.

2. Bentuk Perilaku
Menurut Notoadmodjo  ditinjau dari bentuk respons dari stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respons atau reaksi yang bersifat tertutup atau terselubung. Respons atau reaksi terhadap stimulus masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum bisa diamati secara jelas
oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus pada perilaku ini sudah dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).


3. Determinan Perilaku
Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.


4. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku
Menurut WHO dalam buku Notoadmodjo perubahan perilaku dikelompokkan menjadi:
a. Perubahan Alamiah (Natural Change)
Sebagian perubahan perilaku disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi karena suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggotaanggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami perubahan.
b. Perubahan Terencana (Planned Change)
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subyek.
c. Kesediaan untuk berubah (Readdiness to Change)
Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya) dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima
inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readdiness to change) yang berbeda-beda.

5. Strategi Perubahan Perilaku
Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku oleh WHO dalam buku Notoadmodjo:
a. Menggunakan Kekuatan/Kekuasaan atau Dorongan Dalarn hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturan / perundang -undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat.
b. Pemberian Informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.
c. Diskusi Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara pemberian informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Artinya masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga harus aktif berpartisifasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Menurut Lawrence Green (1980) dalam buku Notoadmodjo  perilaku manusia dari tingkat kesehatan terbentuk dari 3 faktor yaitu :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) yang terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terdiri dari lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana.
c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terdiri dari sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agama serta tokoh masyarakat.


Menurut WHO (1984) dalam buku Notoadmodjo perilaku tertentu seseorang dipengaruhi oleh 4 alasan pokok yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
c. Sikap
Sikap menggambarkan suka dan tidak suka terhadap obyek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain yang paling dekat. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Teori tindakan beralasan (theory of
reasoned action) oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein mengemukakan bahwa sikap  mempengaruhi perilaku lewat suatu pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan serta
dampaknya terbatas hanya pada tiga hal.

Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi sikap yang positif terhadap
sesuatu.

Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subyektif (subjektive norms).

Ketiga, sikap sterhadap suatu perilaku bersama norma-norma subyektif membentuk
suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi
(reference group) antara lain guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala desa dan sebagainya.


7. Pengukuran Perilaku
Menurut Notoadmodjo  cara mengukur indikator perilaku atau praktik yang paling akurat adalah melalui pengamatan atau observasi. Namun juga dapat dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu.

 

Tugas Kuliah:

Buatlah rangkuman materi kuliah dan berilah catatan penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7 (tujuh) hari setelah kuliah. 

 

Baca Selengkapnya »

MK.PK-9: SIKAP

MK.PK-9:  SIKAP- PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

 

“Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S Al-Ra'd - 11)

 

Kotak-1: 

Tugas-1:

            Dikutip dari bab-2 karya ilmiah UNIMUS, sikap diulah dalam teorinya  dalam

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-kikaaldela-6006-2-babii.pdf.

Tulisan motibasi ini , dikutip dari bab-II, karya tulis ilmiah mahasiswa IAIN- Tulung Agung dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1816/2/BAB%20II.pdf

A. Sikap
1. Pengertian Sikap

Sikap (attitudes) ialah sesuatu yang kompleks, yang bisa didefinisikan sebagai pernyataan – pernyataan evaluatif, baik yang menyenagkan maupun yang tidak menyenangkan, atau penilaian – penilaian mengenai objek, manusia, atau peristiwa – peristiwa. Sikap yang kompleks ini dapat lebih mudah dimengerti dengan mengenal adanya tiga komponen yang berbeda dalam setiap sikap tertentu, yaitu komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan perilaku. Komponen – komponen ini menggambarkan kepercayaan, perasaan, dan rencana tindakan dalam berhubungan dengan orang lain. Sikap adalah keadaan siap mental yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang – orang, obyek – obyek, dan situasi – situasi dengan siapa ia berhubungan. Sikap atau determinasi perilaku berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi.

Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, dan way of feeling, thinking or behaving”. Campbel (1950) dalam buku Notoadmodjo mengemukakan bahwa sikap adalah “A syndrome of response consistency with regard to social objects”. Artinya sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap obyek sosial. Dalam buku Zotoadmodjo mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan Dewi M. mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam prosesproses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. Dari definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten).


2. Jenis Sikap Ada tiga jenis sikap manusia :

a. Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan – harapan individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu.
b. Afektif atau sering disebut faktor emosional yaitu proses yang menyangkut perasaan – perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati dan sebagainya yang ditujukan kepada obyek – obyek tertentu.

c. Psikomotorik atau konatif yakni proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu obyek. Misalnya : kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya.

3. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo adalah:
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

4. Tingkatan Sikap
Menurut Notoadmodjo (2003) dalam buku Wawan dan Dewi (2010), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

5. Fungsi Sikap
Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat
Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap
dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
b. Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk
mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya.
c. Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
d. Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang
pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang bersangkutan.

6. Fungsi Sikap

Fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan,yaitu :

a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri

b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku

c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman – pengalaman

d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadiaan.

7. Komponen Sikap
Menurut Azwar S  sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang yaitu:
a. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.
b. Komponen afektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang
komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

8. Pembentukan Sikap

Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap. Proses belajar dapat terjadi karena pengalaman – pengalaman pribadi dengan obyek tertentu (obyek, benda, peristiwa) dengan cara menghubungkan obyek tersebut dengan pengalaman – pengalaman lain. Sebagian besar sikap dibentuk melalui campuran dari cara – cara tersebut diatas.

a. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi diperoleh dalam pembentukan sikap dengan melakukan kontak langsung dengan obyeknya. Pengalaman – pengalaman pribadi biasanya memiliki dampak pertama pada komponen kognitif dari sikapnya.

b. Asosiasi
Memindahkan obyek lama ke obyek yang baru sehingga obyek lama seluruhnya akan menuju ke obyek baru dan asosiasi akan membentuk sikap karyawan yang baru.

c. Proses belajar sosial Sumber pembentukan sikap yang umum terjadi dan kuat sifatnya adalah proses belajar sosial. Sikap dapat dipengaruhi oleh informasi yang diberikan orang lain yang telah memiliki dan membentuk sikap tertentu terhadap obyek tersebut.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar S  faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
d. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

10. Sikap Pribadi yang Menghambat Motivasi

Faktor – faktor yang menghambat motivasi bukan hanya berasal dari luar, tetapi juga dari dalam diri sendiri. Ada beberapa nilai keyakinan, budaya dan kebiasaan yang menghambat motivasi, diantaranya adalah khurafat dan takhayul, tak akan lari gunung dikejar, alon – alon asal kelakon, gampangan (bagaimana nanti sajalah), nrimo (fatalistis), mangan ora mangan pokoke ngumpul, menganggap kerja kasar itu hina, jimat atau maskot.

11. Pendapat lain, faktor – faktor yang mempengaruhi sikao adalah:

a. Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh – pengaruh yang datang dari luar.

b. Faktor ekstern adalah faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui alat – alat komunikasi seperti : surat kabar, radio, televisi, majalah dan sebagainya.

Dalam hal ini sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila :

a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia

b. Adanya komunikasi yaitu hubungan langsung dari satu pihak

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu obyek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi dan sebagainya. Terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari – hari banyak memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dari : orang tua, saudara – saudara di rumah memiliki peranan penting. Ada 3 hal yang paling penting dalam pembentukan sikap yaitu :

a. Media massa

b. Kelompok sebaya

c. Kelompok yang meliputi : lembaga sekolah, lembaga keagamaan, organisasi kerja, dan sebagainya.

12. Cara Pengukuran Sikap
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) dan pengukuran (measurement) sikap. Menurut Azwar S (2011, p.126) Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran sikap yaitu :
a. Thrustone
Metode penskalaan Thrustone sering disebut sebagai metode interval tampak setara. Metode penskalaan pernyataan sikap ini dengan pendekatan stimulus yang artinya penskalaan dalam
pendekatan ini ditujukan untuk meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat favourable atau tak favourable pernyataan yang bersangkutan.

Dengan metode ini perlu ditetapkan adanya sekelompok orang yang akan bertindak sebagai panel penilai (judging group). Tugasnya adalah menilai satu penyataan per satu dan kemudian menilai atau memperkirakan derajat favourable atau tak favourablenya menurut
suatu kontinum yang bergerak dari 1 sampai dengan 11 titik. Anggota panel tidak boleh dipengaruhi oleh oleh rasa setuju atau tidak setujunya pada isi pernyataan melainkan semata-mata berdasarkan penilaiannya pada sifat favourablenya.

Dalam menentukan penilaian derajat favourable atau tak favourable setiap pernyataan sikap, kepada kelompok penilai disajikan suatu kontinum psikologis dalam bentuk deretan kotak-kotak yang diberi huruf A sampai dengan K.

 


Kotak berhuruf A yang berasa paling kiri merupakan tempat untuk meletakkan pernyataan sikap yang berisi afek paling tidak favourable. Sebaliknya kotak berhuruf K adalah tempat meletakkan pernyataan yang paling tidak favourable serta kotak F merupakan tempat meletakkan sikap yang dianggap netral. Sebelum itu, apabila terdapat penilai yang  meletakkan lebih dari 30 pernyataan ke dalam satu kotak yang sama, maka penilai dianggap tidak melakukan penilaian dengan A B C D E F G H I J K. Cara yang semestinya dan hasil penilaiannya harus tidak ikut dianalisis

Pada Tabel 2.1 disajikan contoh hasil penilaian misalnya untuk nomor 1 dan 2.



Huruf f berarti frekuensi, yaitu banyaknya anggota kelompok penilai yang menempatkan pernyataan nomor 1 ke dalam kotak tertentu. Selanjutnya kotak p berarti proporsi yang merupakan perbandingan antara frekuensi pada setiap huruf dan banyaknya subyek
kelompok penilai seluruhnya. Jadi p= f/N. Huruf pk berarti proporsi kumulatif, yaitu jumlah proporsi pada interval atau angka tertentu ditambah semua proporsi di bawahnya.


Bila angka dalam tabel semuanya sudah terisi, selanjutnya menghitung nilai mediannya yang diberi lambang S yaitu :
bb = Batas bawah angka yang berisi median
pkb = proporsi kumulatif di bawah kategori angka yang berisi median
p = proporsi pada kategori angka yang berisi median
I = luas interval angka yang dalam hal ini sama dengan 1

Nilai S merupakan nilai yang menunjukkan bobot favourable suatu pernyataan. Semakin besar angka yang diperoleh seseorang berarti sikapnya semakin positif karena untuk memperoleh angka yang besar tentulah ia menyetujui pernyataan-pernyataan yang nilai skalanya besar yang letaknya pada kontinum berada pada daerah favourable.


Selain menghitung nilai S, harus dicari juga nilai Q. Nilai Q merupakan indikator penyebaran penilaian dari 50% anggota kelompok penilai. Dengan kata lain nilai Q merupakan ukuran variasi distribusi penilaian dari 50% kelompok penilai terhadap suatu pernyataan. Nilai Q dihitung dengan rumus :

Setelah semua pernyataan memiliki nilai S dan Q, maka sudah siap itu dipilih mana pernyataan yang diinginkan. Kriteria aitem yang baik adalah pernyataan yang mempunyai nilai Q kecil dan mempunyai nilai S yang bermacam-macam sehingga di dalam skala sikap itu terdiri atas berbagai tingkatan nilai S yang selisih besarnya kurang lebih sama diantara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Guna menentukan skor sikap responden, pemeriksa hanya memperhatikan pernyataan-pernyataan yang disetujui oleh responden
saja. Nilai skala seluruh pernyataan yang disetujui oleh responden kemudian dijadikan dasar pemberian skor, melalui perhitungan median atau mean nilai-nilai skala tersebut.


Skor responden yang telah dihitung lewat cara komputasi mean atau komputasi median merupakan representasi sikap responden yang angkanya dapat dikembalikan letaknya pada kontinum yang terdiri atas 11 tingkatan. Jadi, suatu skor sikap responden yang mendekati
angka 11 menunjukkan adanya kecenderungan bersikap positif, sedangkan skor yang mendekati angka 1 mengindikasikan adanya sikap yang negatif dan skor yang berada di sekitar angka 6 menunjukkan adanya sikap yang netral.


b. Likert
Menurut Likert dalam buku Azwar S, sikap dapat diukur dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings). Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai
skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study).


Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh 2 asumsi yaitu:
a. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favourable.
b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai pernyataan negatif.


Suatu cara untuk memberikan interpretasi terhadap skor individual dalam skala rating yang dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor kelompok di mana responden itu termasuk. Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala model Likert adalah skor-T, yaitu:

 

Keterangan:
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah
menjadi skor T
‘X= Mean skor kelompok
S = Deviasi standar skor kelompok

Perlu pula diingat bahwa perhitungan harga ‘X  dan s tidak dilakukan pada distribusi skor total keseluruhan responden, yaitu skor sikap para responden untuk keseluruhan pernyataan. Skor sikap yaitu skor X perlu diubah ke dalam skor T agar dapat diinterpretasikan. Skor T tidak tergantung pada banyaknya pernyataan, akan tetapi tergantung pada mean dan deviasi standar
pada skor kelompok. Jika skor T yang didapat lebih besar dari nilai mean maka mempunyai sikap cenderung lebih favourable atau positif. Sebaliknya jika skor T yang didapat lebih kecil dari nilai mean maka mempunyai sikap cenderung tidak favourable atau negatif.  \

Tugas Kuliah:

Buatlah rangkuman materi kuliah dan berilah catatan penting menurut anda. Kirimkan tugas ke WA group paling lama 7 (tujuh) hari setelah kuliah.  

  







Baca Selengkapnya »